Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polusi Udara Jakarta Bisa Jadi Silent Killer, Peneliti BRIN Sarankan Scrubber

image-gnews
Kondisi langit Jakarta diselimuti kabut polusi pada hari ketiga pelaksanaan work from home (WFH) bagi 50 persen aparatur sipil negara di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, Rabu 23 Agustus 2023. Menurut situs IQAir, pada Rabu sekitar pukul 08.00 nilai inseks kualitas udara di Jakarta adalah 157 atau dalam kondisi tidak sehat. Tempo/Tony Hartawan
Kondisi langit Jakarta diselimuti kabut polusi pada hari ketiga pelaksanaan work from home (WFH) bagi 50 persen aparatur sipil negara di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, Rabu 23 Agustus 2023. Menurut situs IQAir, pada Rabu sekitar pukul 08.00 nilai inseks kualitas udara di Jakarta adalah 157 atau dalam kondisi tidak sehat. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPolusi udara masih terus terjadi di Jakarta. Kota ini menjadi langganan posisi teratas kota terpolusi di dunia. Padahal, polusi udara yang tinggi dapat menimbulkan masalah pernafasan dan kesehatan yang akut maupun kronis dan dikenal sebagai “silent killer” (pembunuh diam-diam). 

Merespons perihal ini, Didi Satiadi, Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer pada Badan Riset dan Inovasi Nasional membuat kajian soal kualitas udara di wilayah Indonesia pada Kamis, 24 Agustus 2023, kemarin. Sesuai data IQAir, kata dia, ada kualitas udara yang kurang sehat terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya, termasuk Banten dekat Selat Sunda. 

Ia juga menggunakan data www.ventusky.com yang memperlihatkan sebaran polutan dan kualitas udara, yang juga menunjukkan kualitas udara kurang baik di wilayah yang sama. “Kondisi polusi yang tinggi ini terjadi pada saat musim kemarau ketika jarang terjadi hujan, ditambah dengan kondisi El-Nino dan IOD (Indian Ocean Dipole) positif yang menyebabkan musim kemarau yang lebih kering dari biasanya, seperti telah diperingatkan sebelumnya,” kata Didi, kemarin.

Menurutnya, hujan memang sangat efektif mengurangi polusi udara melalui proses pembilasan polutan di atmosfer oleh air hujan atau dikenal sebagai proses deposisi basah. Oleh karena itu, tingkat polusi udara secara alami biasanya lebih tinggi pada musim kemarau dibandingkan pada musim hujan. Apalagi pada musim kemarau potensi karhutla menjadi lebih tinggi yang dapat meningkatkan jumlah polutan dari kebakaran. 

Dengan demikian, polusi udara pada musim kemarau merupakan tingkat polusi atau emisi yang sesungguhnya, yang cenderung berkurang selama musim hujan karena proses pembilasan itu. Selain musim, tingkat polusi udara juga bergantung waktu diurnal.

Pada malam dan pagi hari polusi di dekat permukaan cenderung lebih tinggi karena adanya lapisan inversi sehingga polutan cenderung terperangkap. "Sedangkan pada siang hari polusi cenderung disebarkan ke tempat yang lebih jauh oleh proses konveksi," kata Didi.

Baca juga: Upaya Pengendalian Polusi Udara yang Tak Efektif, Penyemprotan Air dan WFH

Saran mengurangi polusi

Seperti halnya hujan alami, lanjut Didi, hujan buatan tentunya dapat membantu mengurangi polusi udara apabila hujan yang dihasilkan cukup lama, luas dan merata. Namun teknologi modifikasi cuaca ini membutuhkan keberadaan jumlah awan hujan yang cukup untuk didorong menjadi hujan melalui proses penyemaian atau cloud seeding. Jumlah awan biasanya cenderung jauh berkurang pada waktu musim kemarau sehingga hujan buatan lebih sulit untuk dilakukan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Solusi yang lebih efektif dan berkesinambungan barangkali adalah dengan mengurangi sumber polutan seperti PM2.5, PM10, NO2, SO2, O3, CO, HC dan debu,” kata Didi.  Selain itu, kata dia, sembari meningkatkan jumlah penyerap polutan. 

Mengurangi sumber polutan dapat dilakukan misalnya dengan meningkatkan penggunaan energi bersih seperti energi matahari, angin, gelombang, hidro, panas bumi dll yang sangat melimpah di Indonesia.

Penggunaan scrubber, kata dia, dapat membantu untuk mengurangi polutan dari gas buang industri. Scrubber merupakan alat untuk mengendalikan dan membersihkan polusi yang dihasilkan oleh mesin dengan menggunakan cairan.

Didi menyatakan, untuk mengurangi jumlah polutan dari kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan mengurangi transportasi, meningkatkan penggunaan kendaraan non-bbm atau kendaraan listrik. Ia juga menyatakan, polutan bisa direduksi dengan penggunaan bahan bakar rendah emisi, penggunaan catalytic converter untuk menyempurnakan proses pembakaran, dan particulate filter untuk menyaring gas buang.

Selain itu, jumlah penyerap polutan seperti tumbuhan atau ruang terbuka hijau perlu lebih ditingkatkan dan disesuaikan dengan jumlah emisi polutan. "Untuk mengurangi risiko kesehatan, masyarakat dapat menggunakan masker, mengatur aktivitas di tempat dan waktu dengan tingkat polusi yang tinggi, serta meningkatkan daya tahan tubuh," kata Didi.

Pilihan Editor: Pandu Riono: Pengendalian Polusi Udara dengan Semprot Air Justru Picu Aerolisasi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

13 jam lalu

Mahasiswa ITB menggelar aksi menolak skema pembayaran uang kuliah melalui platform pinjaman online di depan gedung Rektorat ITB, Bandung, Senin, 29 Januari 2024. Keluarga Mahasiswa ITB mencatat ada 120 orang mahasiswa yang menunggak Uang Kuliah Tunggal atau UKT dan terancam tidak bisa mengikuti kuliah atau dipaksa cuti kuliah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


Projo Banten Dorong Program Calon Kepala Daerah Searah dengan Program Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Sekjen DPP Projo Handoko, Bendahara Umum  Projo Panel Barus dan Ketua Projo Banten Zulhamedy. Dok Istimewa
Projo Banten Dorong Program Calon Kepala Daerah Searah dengan Program Prabowo-Gibran

Projo Banten berharap program-program Prabowo-Gibran dapat berjalan dan searah dengan program kepala daerah.


BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

2 hari lalu

Fasilitas riset Cryo-EM BRIN yang berada di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Kabupaten Bogor. Dok. Humas BRIN
BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

4 hari lalu

Pasien penyakit Minamata bawaan Yuji Kaneko di Oruge-Noa, menyantap makanan di sebuah kelompok perawatan untuk orang-orang cacat di Minamata, Prefektur Kumamoto, Jepang, 13 September 2017. Kaneko lahir di Minamata pada tahun 1955 dan semua dari anggota keluarganya penderita penyakit Minamata. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?