TEMPO.CO, Jakarta - Usaha mengurangi polusi udara Jakarta terus dilakukan dengan rekayasa cuaca. Namun, adanya perkembangan di wilayah sekitar Jakarta, membuat operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) memperluas misinya. Menurut Budi Harsoyo, Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN, teknologi modifikasi cuaca kali ini tidak hanya untuk polusi di Jakarta, tapi juga sekaligus untuk siaga darurat bencana kekeringan di Banten dan Jawa Barat.
Hal itu diungkapkan dirinya melalui pesan WhatsApp pada Ahad, 27 Agustus 2023. Ia menceritakan tentang rekayasa cuaca yang telah dilakukan bersama TNI, BNPB, BMKG dan BRIN pada 26 Agustus 2023.
Secara umum kondisi cuaca di wilayah DKI dan Banten pada pagi hingga sore hari terpantau cerah hingga cerah berawan. Pada siang hari dari pantauan citra satelit terpantau adanya awan CuSc (Cumulus Stratocumulus) di seputaran Jakarta, Banten dan Bogor.
“Hasil observasi saat penerbangan sorti 1 terpantau pertumbuhan awan didominasi awan CuSc di sekitar Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, Tangerang Selatan dengan ketinggian puncak awan 8.000 - 9.000 feet,” jelasnya.
Hasil observasi saat penerbangan sorti 2 terpantau pertumbuhan awan didominasi awan Cumulus di sekitar Kab. Bekasi hingga Jakarta Utara dengan ketinggian puncak awan 9.500 kaki. Ada juga awan Cumulus di Kab. Tangerang hingga Kab. Lebak dengan ketinggian puncak awan 10.000 - 11.000 kaki dan awan Cumulus di Kab. Bogor 10.000 kaki.
Usaha penyemaian di awan berlangsung 2 sorti dengan penerbangan dengan pesawat CASA 212 registrasi A-2114. Penerbangan sorti 1 dilakukan pada pukul 11.46-13.11 WIB dengan target penyemaian di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, Tangerang Selatan yang dilakukan pada ketinggian 8.000 feet dengan menghabiskan bahan semai NaCl sebanyak 800 kg.
Penerbangan sorti 2 dilakukan pada pukul 14.05-15.40 WIB dengan target penyemaian di Kabupaten Bekasi, Jakarta Utara, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Bogor yang dilakukan pada ketinggian 8.000-10.000 feet dengan menghabiskan bahan semai NaCl sebanyak 800 kg.
Ia juga memperlihatkan keadaan awal pada 2 jam yang berbeda tersebut beserta rute terbang pesawat. Tim kemudian melakukan monitoring informasi kejadian hujan di wilayah DKI dan Jawa Barat pada 26 Agustus 2023 hingga pukul 16.00 WIB. “Belum terdapat informasi hujan,” katanya.
Namun, pada Ahad, 27 Agustus 2023, sekitar pukul 00.00 WIB wilayah Salemba, Jakarta Pusat terjadi hujan gerimis sekitar 5 menit. Saat dikonfirmasi, apakah hujan tersebut hasil rekayasa cuaca, ia menyebut sebagai hujan alami. “Efek langsung penyemaian awan hanya bisa mempengaruhi cuaca selama 3-4 jam ke depan, sesuai siklus pertumbuhan awan yang kami semai,” jelasnya.
Budi menangkap hal positif mengenai indikasi potensi cuaca untuk 27 Agustus, cukup bagus. Ia memperhatikan dari data radar, di utara Jakarta sudah mulai banyak awan-awan potensi hujan. Hal ini sejalan dengan prediksi BMKG bahwa wilayah Jakarta akan terjadi hujan dengan intensitas ringan.
Pilihan Editor: Terjadi Hujan di Jakarta Tengah Malam, Ini Analisis Peneliti BRIN