Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjalanan Etik Nur Khasanah, Anak Petani yang Dapat Beasiswa Kuliah ke Taiwan

image-gnews
Etik Nur Hasanah, salah satu penerima beasiswa Indonesia Maju. Dok. Puspresnas
Etik Nur Hasanah, salah satu penerima beasiswa Indonesia Maju. Dok. Puspresnas
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kuliah di luar negeri dengan beasiswa menjadi impian banyak pelajar di Indonesia. Hal tersebut bisa dicapai oleh Etik Nur Khasanah, mahasiswa MAN 2 Ponorogo, yang diterima di National Taiwan University dengan Beasiswa Indonesia Maju (BIM).

Kisah perjuangan Etik berawal sejak duduk di bangku SMP. Dia yang saat itu memiliki minat tinggi terhadap penelitian, mengikuti acara yang dilaksanakan oleh Ruangguru, platform bimbingan belajar yang berfokus pada layanan berbasis pendidikan. Dalam acara itu, dia melihat sosok Belva Devara, CEO dari Ruangguru yang menceritakan pengalamannya berkuliah di luar negeri.

“Saat itu, Kak Belva cerita tentang apa yang dia dapat saat kuliah di luar negeri. Menurutku itu keren banget, banyak belajar tentang culture di luar negeri. Terlebih jadi banyak pandangan karena bisa berdiskusi dengan banyak mahasiswa dari mancanegara. Dari situlah aku bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri,” kata Etik.

Sejak itu, Etik rajin mencari informasi beasiswa dengan harapan dapat mengantarnya untuk melanjutkan studi di luar negeri. Setelah mengumpulkan informasi, ia menghubungi beberapa lembaga melalui Instagram.

“Aku waktu itu langsung menargetkan untuk melanjutkan SMA di luar negeri, namun beberapa kali gagal. Di situ aku sadar bahwa kemampuanku juga perlu ditingkatkan,” kata Etik.

Etik berasal dari keluarga sederhana. Sukarman, ayah Etik, merupakan seorang petani. Sedangkan ibunya, Siti Mahmudah adalah ibu rumah tangga. “Ayah biasanya pergi setelah aku berangkat sekolah dan saat zuhur dia pulang, lalu kembali ke sawah lagi untuk bertani,” katanya.

Sukarman dan Siti Mahmudah selalu memotivasi anak-anaknya mengenai pentingnya pendidikan. “Mereka memotivasi kami, anak-anaknya, bahwa lewat pendidikan kami bisa mengubah kualitas diri, mengangkat status keluarga, bahkan bisa bertemu dengan banyak orang-orang hebat nantinya,” ujar Etik. “Aku sangat berharap bisa membanggakan keluargaku. Terutama kepada kedua orang tuaku, aku ingin mereka bangga dan merasa berhasil sudah melahirkan anak-anak hebat."

Masuk MAN dengan Prestasi

Etik pun mulai mencari tahu syarat-syarat mendapatkan beasiswa. Salah satunya adalah meningkatkan kemampuan dalam membuat esai. Ia pun mempelajarinya dengan tekun secara otodidak.

“Suatu hari, di sekolahku mengadakan lomba esai. Aku memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengasah kemampuan menulisku. Aku pun berhasil lolos walaupun hanya sampai tahap finalis,” ujar anak bungsu dari dua bersaudara ini.

Setelah itu, Etik semakin menekuni dunia karya tulis, terutama karya tulis ilmiah, karena masih berhubungan penelitian yang dia minati. Berkat mengikuti beberapa lomba tersebut, dia mendapatkan sertifikat yang membuatnya berhasil masuk ke MAN 2 Ponorogo melalui jalur prestasi.

Berkecimpung dalam Penelitian

Etik melanjutkan minatnya pada bidang penelitian di MAN 2 Ponorogo dengan mengikuti ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Sekolahnya memang dikenal sebagai sekolah riset yang memiliki track record siswa berprestasi di dunia penelitian, sehingga membebaskan siswa-siswinya mengeksplor minat dan bakat.

Melalui guru-gurunya yang selalu mendorong dengan memberikan poster perlombaan, Etik yang kala itu duduk di bangku tahun pertama tergerak untuk mengikuti lomba. “Saat itu, aku mulai mencari referensi judul untuk diikutsertakan lomba. Aku banyak berdiskusi juga dengan guru-guruku perihal judul yang aku inginkan. Guru-guruku memberikan banyak arahan dan pandangan yang bisa aku kembangkan bersama tim karena setiap perlombaan pasti memiliki kriteria proposal penelitian itu sendiri,” ujarnya.

Prestasi pertama diraih Etik pada 2021, yaitu juara pertama di ajang X-Nation yang diadakan oleh jurusan Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FEB Ubaya). Setelah prestasi perdananya, dia lanjut menorehkan prestasi-prestasi lainnya dalam bidang penelitian.

Di tahun yang sama, Etik kembali membuat proposal penelitian yang berjudul “Dampak Wisata Pedestrian Face off terhadap Pendapatan dan Peluang Usaha di Jalan HOS Cokroaminoto” dan meraih juara harapan satu di bidang ekonomi Lomba Peneliti Belia (LPB) Jawa Timur 2021. Dia juga berhasil meraih juara satu di National Essay Competition 2021 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Langkahnya dalam mencetak prestasi tidak berhenti. Pada Maret 2022, dia bersama tim risetnya meraih medali perak dalam Kompetisi Proposal Penelitian Kreasi dan Inovasi (KRESNA) yang diadakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Karya tulis mereka berjudul “Meraba dari yang Tersisa: Eksplorasi Situs Ngurawan Berbasis Informasi Eksploitasi dan Geolistrik Resistivitas.”

“Aku banyak mengikuti berbagai macam perlombaan, namun aku sadar bahwa prestasi akademik saja tidak cukup untuk meningkatkan kualitas diri, oleh karena itu aku memutuskan untuk bergabung di organisasi luar sekolah yang dilaksanakan oleh NGO, yaitu ‘Back to Lerak’ yang merupakan bagian dari Watery Nation,” kata Etik.

Sebagai relawan termuda di sana, Etik banyak belajar tentang bagaimana penggunaan deterjen yang tinggi mempengaruhi pencemaran air, sehingga bisa digantikan dengan buah lerak.

Lolos Beasiswa Indonesia Maju

Di tengah kesibukannya di dunia akademik dan organisasi, Etik mengetahui kakak kelasnya di MAN 2 Ponorogo berhasil lolos di universitas luar negeri melalui Beasiswa Indonesia Maju (BIM) yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).

“Saat itu aku langsung mencari tahu tentang BIM. Aku banyak ngobrol juga dengan kakak kelasku. Aku memanfaatkan sertifikat tingkat nasional yang aku punya dan Alhamdulillah, aku lolos di tahap BIM pembinaan,” kata Etik.

Setelah melalui proses administrasi dan wawancara, dia pun berhasil meraih cita-citanya untuk kuliah di luar negeri dengan BIM.

Selama sembilan bulan, Etik dan penerima BIM angkatan kedua lainnya mengikuti pembinaan untuk mendaftar kuliah di luar negeri. Dia menikmati proses panjang tersebut demi mimpi yang dia tunggu-tunggu. “Lolos beasiswa BIM jadi pengalaman paling mengharukan yang aku rasakan sejauh ini,” kata dia.

Cara Unik Melalui Masa Sulit

Etik sempat mengalami masa-masa sulit ketika harus menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan pembinaan di BIM. “Aku harus menyeimbangkan urusan akademik di sekolah dengan yang lain. Seperti saat di sekolah aku harus benar-benar fokus mendengarkan penjelasan guru. Apabila ada tugas, aku langsung mengerjakan di sekolah, sehingga saat pulang aku bisa fokus mengikuti kegiatanku yang lain,” kata dia.

Etik pun memiliki cara unik untuk mengatasi hal tersebut. Dia melakukan kegiatan seperti memasak dan mencoba resep-resep baru untuk dihidangkan kepada orang tuanya. Hal sederhana tersebut berhasil menghilangkan rasa lelahnya.

Saat ini, Etik telah berangkat menuju kampus pilihannya, National Taiwan University. Dia mengaku sangat bahagia bisa masuk ke jurusan yang dia cintai sejak lama, yaitu ekonomi. 

“Inilah alasanku untuk kuliah di luar negeri. Aku ingin banyak belajar tentang kebijakan ekonomi Asia langsung dari tempatnya, karena sebelumnya aku juga banyak baca penelitian dari profesor di universitas tersebut tentang ekonomi Asia,” kata Etik.

Pilihan Editor: Kisah Anak Penjual Batako Belajar AI di Korea Lewat Beasiswa IISMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

3 jam lalu

Universitas Cornell. Foto : Cornell unversity
159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.


LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

1 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

Simak cara daftar beasiswa LPDP di Northeastern University.


Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

2 hari lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, mengatakan, peserta bisa mendaftar beasiswa prioritas sekaligus beasiswa non-prioritas.


LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

2 hari lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

2 hari lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

2 hari lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

3 hari lalu

Arsip foto gerbang pintu masuk kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ANTARA/HO-Humas ITS.
ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

Cara daftar jalur mandiri ITS untuk dapat beasiswa bebas uang pangkal.


Unpad Buka Pendaftaran Beasiswa S2-S3

4 hari lalu

Pusat Pelayanan Terpadu Unpad, Bandung. (unpad.ac,id)
Unpad Buka Pendaftaran Beasiswa S2-S3

Universitas Padjadjaran (Unpad) membuka pendaftaran Beasiswa Fast Track Magister Doktor 2024 untuk calon mahasiswa yang ingin melanjutkan S2 dan S3.


150 Pelajar di Kabupaten Sukabumi Mendapatkan Beasiswa

4 hari lalu

150 Pelajar di Kabupaten Sukabumi Mendapatkan Beasiswa

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi memberikan beasiswa kepada 150 pelajar terbaik dari berbagai daerah di wilayahnya.


Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

7 hari lalu

Universitas Tsukuba, Jepang. Foto: www.tsukuba.ac.jp
Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

Beasiswa yang ditawarkan Kedutaan Besar Jepang ini bagian dalam Program Beasiswa Pemerintah Jepang Monbukagakusho.