TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran lahan atau karhutla terjadi di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada Rabu malam, 6 September 2023. Penyebabnya diduga adalah pengunjung yang sedang melakukan sesi foto prawedding di sana menyalakan flare atau suar.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan kebakaran lahan di Bukit Teletubbies diduga karena ada pengunjung membuang suar di area tersebut.
Kata BMKG
Pada Jumat, 8 September 2023, BMKG melakukan konferensi pers secara daring mengenai prakiraan awal musim hujan 2023/ 2024. Walau membahas hujan, BMKG juga membahas tentang El Nino, kebakaran hutan dan sebagainya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto membahas tentang website SPARTAN yang berasal dari singkatan Sistem Peringatan Dini Kebakaran Hutan dan Lahan. “Kami sudah mengembangkan untuk seluruh ASEAN,” kata dia memperlihatkan website dengan tampilan utama peta Indonesia.
Guswanto menjelaskan cara menggunakan dan membaca website tersebut yang terdapat observasi, forecast dan index. Ia memberi contoh membaca peta pada index 'Fine Fuel Moisture Code. Terlihat peta Indonesia didominasi warna merah.
Menurut Guswanto, warna merah tersebut bukanlah kebakaran. Warna merah melambangkan bahwa dalam lapisan paling atas pada lapisan tanah atau sekitar 2-7 cm kelembabannya sudah mengkhawatirkan.
Maka, apabila ada api dinyalakan di situ, maka itu akan menjadi warning. “Artinya tidak boleh dilakukan (menyalakan api),” kata Guswanto.
Ia juga menyinggung kejadian terbaru Gunung Bromo, yaitu kebakaran. “Kemarin terjadi pemotretan untuk prewedding tapi menggunakan flare,” kata Guswanto.
Plt. Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan tentang keadaan kebakaran hutan di beberapa provinsi. "Ini prediksi sebaran partikulat bersumber dari emisi sumber karhutla untuk tiga hari ke depan dari tanggal 9-11 September 2023," kata dia.
Wilayah yang berpotensi berdampak kabut asap akibat karhutla antara lain Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Nusa Tenggara Barat.
Pilihan Editor: Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu