TEMPO.CO, Jakarta - Belantara Foundation menyadari betapa pentingnya upaya konservasi guna melestarikan keanekaragaman hayati, khususnya di Indonesia. Dalam hal ini, kaum muda dapat berperan besar untuk mendukung upaya pelestarian secara global.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna mengatakan kaum muda punya semangat dan antusiasme yang tinggi. Selain itu, mereka melek dengan teknologi dan media sosial.
"Kita patut bersyukur karena berada di negara tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati, yang mana sangat bermanfaat untuk kehidupan seperti banyak sekali obat-obatan untuk beberapa penyakit yang dapat ditemukan di hutan," kata Dolly di Mal Sarinah, Sabtu, 9 September 2023.
Melalui acara Muda Mudi Konservasi, Belantara Foundation ingin menularkan semangat dan komitmennya secara global. Belantara Foundation mengajak publik lebih luas, terkhusus kaum muda, sebagai agen perubahan dalam menjaga kelangsungan bumi ke depan. Konservasi satwa kharismatik harus jadi perhatian multipihak.
"Bumi kita cuman satu dan sekarang kondisinya sudah tidak sedang baik-baik," kata Dolly.
Perwakilan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Krismanko Padang sepakat dengan Dolly. Ia mengatakan semakin banyak pihak yang giat untuk terlibat, terutama kaum muda, adalah modal penting dalam merawat keanekaragaman hayati.
Krismanko mencontohkan kegiatan kaum muda di Malang sekitar satu bulan lalu yang menurutnya cukup militan dan bersemangat tinggi dalam membangun kelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
"Mereka kumpul se-Indonesia untuk meningkatkan kompetensi mereka dengan belajar bagaimana monitoring satwa liar di alam dan monitoring perdagangan satwa liar melalui media sosial," kata dia.
Kegiatan Muda Mudi Konservasi ini juga berkenaan dengan momen beberapa hari besar yg diperingati pada Juli dan Agustus lalu. Seperti Hari Harimau Sedunia pada 29 Juli, Hari Konservasi Nasional pada 10 Agustus, Hari Gajah Sedunia pada 12 Agustus dan Hari Orangutan Sedunia pada 19 Agustus.
Belantara Foundation merupakan non-governmental organization (NGO) yang menjalankan program keberlanjutan dengan tujuan melestarikan dan merehabilitasi ekosistem, melindungi spesies yang terancam punah, serta menawarkan kualitas hidup yang lebih baik bagi petani lokal di Indonesia. NGO yang berdiri pada tahun 2015 tersebut berkomitmen untuk melindungi bentang alam Indonesia dengan cara melaksanakan proyek lokal di kawasan yang diperuntukkan bagi konservasi, reboisasi, juga pengembangan masyarakat berkelanjutan.
Pilihan Editor: Melihat Penangkaran Penyu di Kuranji Dalang Lombok, untuk Konservasi dan Wisata Edukasi