TEMPO.CO, Jakarta - Burung Mandar Talaud hanya dapat dijumpai di Pulau Karakelang, di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Ini merupakan wilayah paling utara Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Filippina.
Burung Mandar Talaud ditemukan pada 6 September 1996. Setelah diamat-amati dan diteliti secara seksama, burung ini dikategorikan baru untuk dunia ilmu pengetahuan. Dalam sebuah jurnal ilmiah burung, Forktail, burung Mandar Talaud diberi nama ilmiah Gymnocrex talaudensis.
Ciri-ciri Burung Mandar Talaud
Burung Mandar Talaud memiliki kepala, leher, dan dada berwarna cokelat tua. Sementara dagu, perut, penutup ekor atas dan bawah mereka berwarna kehitaman.
Burung ini memiliki mata yang merah terang, dikelilingi oleh kulit gundul merah-jambu yang lebar dan bercak keperakan (di bagian belakang). Paruh kuning terang dengan sepertiga bagian belakangnya berwarna kusam. Tungkai mereka berwarna kuning, menjadi kemerahjambuan ke arah kaki.
Burung Mandar Talaud dapat mengucapkan serangkaian nada paling sedikit lima belas ulangan, berupa nada panggilan tinggi "peet-peet-peet". Dalam beberapa literatur, burung Mandar Talaud dinilai sebagai satwa endemik, yaitu spesies hewan yang sulit berkembang biak di luar wilayah geografis asalnya.
Merujuk Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor P.20 Tahun 2018, burung Mandar Talaud dikategorikan sebagai satwa dilindungi. Mereka terancam punah akibat alih fungsi lahan hutan dan perburuan liar oleh manusia.
Pilihan editor: Gempa M5,1 Guncang Talaud Sulawesi Utara Akibat Subduksi Lempeng