TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Hendra Gunawan mengatakan tim Badan Geologi melakukan pemeriksaan gas metan di lokasi TPA Sarimukti Kabupaten Bandung Barat yang mengalami kebakaran.
“Kesimpulan dari hasil pemeriksaan gas metan tersebut terdapat beberapa lokasi dengan kandungan gas metan yang tinggi,” kata Hendra, dalam keterangannya, Sabtu, 16 September 2023.
Hendra mengatakan tim Badan Geologi dikirimkan untuk memenuhi permintaan BPBD Jawa Barat guna melakukan pemeriksaan kandungan gas metan di area tumpukan sampah di TPA Sarimukti yang dikhawatirkan bisa memicu kebakaran yang lebih besar. Permintaan BPBD Jawa Barat tersebut selain melakukan pengecekan gas berbahaya dalam kedalaman sampah, sekaligus memetakan titik api dengan drone yang dilengkapi kamera thermal serta penentuan titik air dan pengeboran sumber air.
Tim Badan Geologi dikirimkan pada Rabu, 13 September 2023. Tim menerbangkan drone untuk melakukan pemotretan lokasi dengan kamera thermal serta melakuan pemeriksaan gas metan di sejumlah lokasi di TPA Sarimukti.
Hasilnya, sejumlah lokasi ditemukan memiliki kandungan gas metan yang tinggi di atas 100 LEL yang mudah terbakar. “Sumber gas metan diduga berasal dari bagian bawah dari timbunan sampah dengan kedalaman belum diketahui,” kata Hendra.
Badan Geologi pun merekomendasikan agar dalam penanganan titik api maupun titik munculnya asap agar dilakukan penyiraman menggunakan air secara tuntas hingga seluruh titik api dan asap tidak muncul lagi. Penggunaan lumpur yang disemprotkan bisa dipergunakan asal terus menerus disemprotkan air agar lumpur tetap dalam kondisi basah hingga semua titik api dan titik asap hilang.
“Penanganan titik api maupun titik asap ini tidak menghilangkan kandungan metan di bagian dalam (sumbernya). Sehingga tetap diperlukan kehati-hatian didalam penanganan titik api maupun titik asap agar tidak lagi terbakar,” kata Hendra.
TPA Sarimukti yang mengalami kebakaran berada di zona 1 sampai dengan 4 dengan luas keseluruhan 16,5 hektare. Kebakaran dilaporkan terjadi sejak 19 Agustus 2023.
Laporan tertulis Tim Pemeriksaan Gas Metan PVMBG pada TPA Sarimukti menyebutkan hasil pengukuran gas metan bervariasi. Di beberapa lokasi pada Zona 1 sampai dengan 4 terdapat sejumlah lokasi yang memiliki kandungan metan tinggi dengan hasil pengukuran di atas 100 LEL yang mengindikasikan di lokasi tersebut gas metan berpotensi terbakar apabila terpicu api.
Pada sisi timur Zona I misalnya ditemukan genangan air lindi yang mengandung gelembung gas dengan kandungan metan cukup tinggi yang dapat terbakar apabila terpicu api.
Pada Zona I hingga IV juga terukur gas CO2, CO, H2S.dan SO2 namun dengan konsentrasi yang relatif kecil dan tidak berbahaya. Di zona II, III dan IV merupakan zona yang paling banyak ditemukan titik api dan titik asap. Di sejumlah lokasinya misalnya terlihat adanya titik api, namun di lokasi lainnya terlihat hanya berupa asap yang keluar dari celah-celah timbunan sampah.
Laporan tim menyebutkan kandungan metan di lokasi TPA Sarimukti bervariasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya kandungan atau komposisi sampah, ketebalan timbunan sampah, porositas timbunan sampah serta waktu lama terdapatnya timbunan sampah.
“Sumber gas metan diduga berasal dari bagian bawah dari timbunan sampah dengan kedalaman belum diketahui,” dikutip dari laporan tim.
Pilihan Editor: Kebakaran TPA Sarimukti Belum Padam: Pemulung Tak Bisa Bekerja, Nantikan Bantuan