TEMPO.CO, Solo - Dosen Bidang Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Pamudji Utomo telah melakukan sejumlah penelitian seputar penyakit tulang belakang beserta penanganannya. Beberapa hasil penelitian dan kajian tentang penyakit tulang belakang itu akan dipaparkan Pamudji Utomo selaku salah satu dari guru besar baru UNS yang akan dikukuhkan oleh Rektor UNS Solo Jamal Wiwoho pada Selasa, 19 September 2023.
Selain Pamudji Utomo, ada empat guru besar yang akan dikukuhkan, yaitu Avi Marlina dari Fakultas Teknik (FT), Eko Pujiyanto dari Fakultas Teknik (FT), Kundaru Saddhono dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Sapta Kunta Purnama dari Fakultas Keolahragaan (FKor).
Dalam konferensi pers Pengukuhan Guru Besar UNS yang digelar di Gedung Rektorat UNS Solo, Senin, 18 September 2023, Pamudji mengemukakan penyakit tulang belakang memiliki pengaruh yang besar bagi kualitas hidup sumber daya manusia.
"Melihat fungsi tulang belakang yang melindungi saraf pusat, penyakit tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan buang air besar, buang air kecil dan ereksi," kata Pamudji.
Secara global, 80 persen populasi dunia pernah mengalami nyeri punggung. Tercatat juga 7,5 persen dari total populasi dunia terdiagnosis penyakit tulang belakang dengan beragam keparahan dari ringan hingga kelumpuhan atau kematian.
Tindakan promotif dan preventif, menurut Pamudji, adalah tindakan yang terbaik untuk mempertahankan kualitas hidup maupun fungsi dari sumber daya manusia. Dalam tindakan promotif, Pamudji telah menulis dan menerbitkan lima buku ajar di bidang tulang belakang dan kegawatdaruratan orthopaedi sejak 2018 hingga 2022.
"Hal ini untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam menangani penyakit tulang belakang," kata Pamudji.
Ia juga berinisiatif dalam deteksi dini penyakit punggung bengkok atau skoliosis, tidak hanya deteksi dini yang secara langsung dilakukan di RS Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso yang memecahkan rekor MURI dengan 1.000 pelajar yang berpartisipasi, tetapi juga mengembangkan aplikasi android Asiyap (Ayo deteksi dini yang punggungnya bengkok) yang sudah tercatat melakukan deteksi dini pada 10.000 pelajar pada masa pandemi Covid-19.
Selain deteksi dini, Pamudji mengembangkan korset rigid 3D yang memiliki support lebih baik dan tetap mempertahankan kenyamanan. "Operasi pada tulang belakang di Indonesia sudah terbukti dapat memperbaiki struktur dari tulang belakang. Meski begitu, komplikasi seperti berkurangnya koreksi sudut tulang belakang maupun terlepasnya pedicle screw bisa terjadi," kata dia.
Pamudji juga mengembangkan instrumentasi atau implan dengan bahan campuran titanium yang kuat dalam menahan gaya yang besar yang dibutuhkan saat melakukan operasi koreksi sudut tulang belakang. "Penanganan penyakit tulang belakang juga memerlukan kesembuhan dari saraf yang terluka di dalamnya, yang menyebabkan kelumpuhan. Untuk itu, penelitian dalam terapi regeneratif terus ditingkatkan," kata Pamudji.
Penelitian Pamudji yang menguji efek sel punca pada uji hewan tikus sudah membuktikan terdapat perbaikan kelumpuhan otot dan perbaikan jaringan saraf di bawah mikroskop. "Dari penelitian juga membuktikan efek sekretom atau sekresi dari sel punca yang dapat memperbaiki kelumpuhan saraf pusat pada tikus baik secara fungsi motorik maupun secara tampakan jaringan saraf pusat di bawah mikroskop," ujarnya.
Pamudji menyatakan hal itu memberikan harapan dan semangat dalam penelitian dan aplikasi terapi regeneratif pada manusia dalam upaya menyembuhkan cedera saraf pusat yang menyebabkan kelumpuhan.
Pilihan Editor: UNS Siapkan Desain Baru Standar Kelulusan Mahasiswa D4 dan S1 Tanpa Kewajiban Skripsi