Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

image-gnews
Ilustrasi Badak Sumatra. Wikimedia
Ilustrasi Badak Sumatra. Wikimedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 22 September 2010 merupakan Hari Badak Sedunia diumumkan oleh World Wildlife (WWF) Afrika Selatan. Dilansir dari rhinos-org, Hari Badak Sedunia adalah hari kepedulian terhadap lima spesies badak, yakni badak hitam, putih, cula satu besar, badak sumatera, dan badak jawa. Sekaligus upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan mereka.

Pada 22 September dipilih untuk menandai hari berhasilnya badak putih direlokasi dari Afrika Selatan ke Botswana pada 1977. Setiap tahunnya Hari Badak Sedunia diperingati secara internasional oleh para ahli dan aktivis badak untuk menyadarkan pentingnya konservasi dan kepedulian terkait kelestarian badak di dunia.

Badak merupakan salah satu hewan herbivora terbesar dan tidak memiliki predator alami. Dikutip jagranjosh-com, nama badak berasal dari kata Yunani kuno yang berarti 'tanduk hidung'. Mamalia yang termasuk dalam keluarga rhinocerotidae ini memiliki kulit tebal dan tanduk atau biasa disebut cula. Cula sendiri terbuat dari keratin, zat yang sama seperti kuku manusia. 

Badak hidup berkelompok dan mengandalkan indera pendengaran dan penciuman untuk mendapatkan makanan. Badak juga berkubang di lumpur untuk melindungi kulit mereka dari sinar matahari. Raksasa liar ini mengeluarkan suara yang berbeda-beda seperti klakson, kotoran, dan bersin untuk berkomunikasi dengan anggotanya. Badak jantan disebut banteng, sedangkan betina disebut sapi.

Dikutip dari worldrhinoday.org, kesuksesan perayaan Hari Badak Sedunia dimulai oleh Lisa Jane Campbell dari Peternakan Chishakwe di Zimbabwe dan Rhishja, seorang blogger. Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk menjadikan Hari Badak Sedunia sebagai hari perayaan bagi kelima spesies badak.

Awalnya, Lise Jane mencari ide dan kolaborator potensial secara online, dan menemukan blog Rhishja. Lise pun mengirim email kepada Rhishja dan menyukseskan Hari Badak Sedunia 2011 secara internasional, baik secara online maupun offline.

Sejak itu, Hari Badak Sedunia pun berkembang menjadi fenomena global. Kemudian menyatukan LSM, kebun binatang, organisasi yang bergerak di bidang sosial, dunia usaha, dan individu yang peduli badak di seluruh penjuru dunia.

Perayaan Hari Badak Sedunia mendorong masyarakat untuk mengambil langkah-langkah konservasi. Pasalnya, badak menghadapi resiko besar akibat perburuan liar. Mengutip dari africansafaris.co.nz, populasi badak menurun dari 500.000 di ke-20 menjadi 70.00 pada 1970. Saat ini jumlah badak di dunia diperkirakan kurang dari 30.000. 

Selain itu, empat dari lima spesies badak di dunia terancam punah. Sementara tiga spesies seperti Badak Hitam, Badak Sumatera, dan Badak Jawa berada dalam status kritis. Bahkan, para ilmuwan memperkirakan kurang dari 100 badak Sumatera dan badak Jawa yang masih hidup di alam liar.

Kepunahan badak disebabkan ulah perburuan oleh manusia. Mereka mengambil cula dan darahnya yang diyakini mengandung obat kanker, demam, kejang, dan meningkatkan kejantanan pria. Serta dianggap bernilai di pasar eksotik Vietnam. Pemburu liar menggunakan obat penenang untuk melumpuhkan badak dan memotong culanya secara tidak manusiawi. Badak-badak tersebut kemudian dibiarkan mati kehabisan darah. 

Oleh karena itu, Hari Badak Sedunia memberikan jalan bagi LSM peduli badak, kebun binatang, pusat konservasi satwa liar, pusat penelitian, untuk menghentikan perburuan badak. Sekaligus melestarikan spesies badak tertentu yang terancam punah dari kepunahan total. 

Pilihan Editor: Hari Badak Sedunia: India Bakar 2.500 Cula

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa dan Pulihkan Martabatnya

1 hari lalu

Terdakwa I Nyoman Sukena memberikan keterangan kepada wartawan usai menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Kamis, 19 September 2024. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa dan Pulihkan Martabatnya

Nyoman Sukena, pemelihara empat ekor Landak Jawa, divonis bebas setelah didakwa melanggar UU tentang Konservasi


Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

7 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

Kepala Kejati Bali, Ketut Sumedana, mengungkapkan alasan pihaknya menuntut bebas pemelihara landak Jawa, Nyoman Sukena.


Jaksa Tuntut Bebas I Nyoman Sukena yang Pelihara Landak Jawa

7 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Jaksa Tuntut Bebas I Nyoman Sukena yang Pelihara Landak Jawa

JPU Kejati Bali menuntut bebas terdakwa I Nyoman Sukena, warga Badung, yang memelihara satwa dilindungi, Landak Jawa


Apa Nama Tanjung di Ujung Benua Afrika? Ini Jawabannya

9 hari lalu

Tanjung Agulhas, Afrika. Foto: Canva
Apa Nama Tanjung di Ujung Benua Afrika? Ini Jawabannya

Apa nama tanjung di ujung benua Afrika? Namanya yakni Tanjung Agulhas yang terkenal dengan pemandangan bagus serta keanekaragaman hayatinya.


KKP Dorong Obligasi Terumbu Karang untuk Danai Konservasi

14 hari lalu

Sekretaris Ditjen Kelautan dan Ruang Laut, Kusdiantoro saat menjelaskan Inovasi pendanaan Coral Bond merupakan obligasi karang pertama di dunia setelah Rhino Bond tahun 2022 yang fokus pada biota terestrial. Dok. KKP
KKP Dorong Obligasi Terumbu Karang untuk Danai Konservasi

Obligasi terumbu karang menjadi alternatif pembiayaan tata kelola kawasan konservasi. Hasil kerja sama Bank Dunia beserta KKP, Bappenas, dan BPDLH.


Ditolak di Afrika Selatan, Chidimma Adetshina Dapat Gelar Miss Universe di Nigeria

16 hari lalu

Chidimma Adetshina, 23 tahun, Miss Universe Nigeria 2024. Sumber : Facebook / Miss Universe Nigeria / RT.com
Ditolak di Afrika Selatan, Chidimma Adetshina Dapat Gelar Miss Universe di Nigeria

Chidimma Adetshina mendapat gelar Miss Universe Nigeria setelah penolakan keras di Afrika Selatan terkait status kewarganegaraannya.


Selandia Baru Naikkan Biaya Masuk Turis Asing Mulai Oktober 2024

17 hari lalu

Paparoa Great Walk, wisata untuk yang suka berpetualang. Dok. Tourism New Zealand
Selandia Baru Naikkan Biaya Masuk Turis Asing Mulai Oktober 2024

Selandia Baru akan menaikkan biaya masuk bagi pengunjung internasional konservasi serta pariwisata dari Rp337 ribu menjadi Rp962 ribu.


6 Negara Ini Dinilai Tidak Aman untuk Perempuan yang Traveling Sendirian

25 hari lalu

Taj Mahal, India. Unsplash.com/Jovyn Chamb
6 Negara Ini Dinilai Tidak Aman untuk Perempuan yang Traveling Sendirian

Faktor-faktor yang menyebabkan kondisi tidak aman mencakup kekerasan yang tinggi, diskriminasi gender, dan akses kesehatan buruk untuk perempuan


Berlian Terbesar Kedua di Dunia Ditemukan di Botswana

26 hari lalu

Sebuah berlian 1.098 karat, ditemukan di Botswana dan diyakini sebagai batu permata berkualitas terbesar ketiga yang pernah ditambang, terlihat dalam gambar selebaran tak bertanggal yang diterima 16 Juni 2021. Foto: Debswana Diamond Company/Handout via REUTERS.
Berlian Terbesar Kedua di Dunia Ditemukan di Botswana

Teknologi sinar-X yang digunakan untuk menemukan batu 2.492 karat di Tambang Berlian Karowe di Botswana.


UNICEF Ajukan Anggaran Rp256 Miliar untuk Tangani Cacar Monyet Mpox di Afrika

28 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
UNICEF Ajukan Anggaran Rp256 Miliar untuk Tangani Cacar Monyet Mpox di Afrika

UNICEF mengajukan permohonan dana sebesar Rp256 miliar untuk meningkatkan penanganan terhadap penyakit cacar monyet atau mpox di Afrika