Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

image-gnews
Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Pemasangan cermin teleskop Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum rampung. Dari tiga jenis bagian cermin yang akan digunakan, cermin utama dan ketiga belum dipasang. “Semua kepingan cermin sudah ada di dalam kubah tinggal dipasang teknisi dari Jepang,” kata Abdul Rachman, Koordinator Stasiun Observatorium Nasional Kupang-Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Senin, 25 September 2023.

Menurutnya dalam Dialog Obrolan Fakta Ilmiah Populer dalam Sains Antariksa secara daring itu, baru cermin sekunder atau kedua yang sudah terpasang. Adapun cermin utama dengan diameter 3,8 meter menggunakan 18 bagian keping kaca yang akan disusun melingkar seperti piring besar. Cermin tersier atau ketiga dipasang dekat cermin utama, sementara cermin sekunder dipasang tergantung dan berhadapan dengan cermin utama serta tersier.

Berbeda dengan teleskop klasik yang berbentuk tabung silinder disertai alat optik, teropong utama di Observatorium Nasional Timau berdesain unik. Tiga cermin teropong dikelilingi oleh rangka segi enam dengan struktur seperti sarang laba-laba. Beratnya kurang dari 20 ton. Busur vertikal di bagian bawah teleskop menjadi bagian kunci pergerakan ketinggian atau altitude untuk pengamatan benda langit.

Teleskop di Timau itu merupakan kembaran dari teropong Okayama Observatory yang berafiliasi dengan Kyoto University, Jepang.  Teleskop Seimei namanya, selesai dipasang pada 2017-2018. Menurut Abdul Rachman, keunggulan dari teleskop itu adalah walau ukurannya besar tapi sanggup bergerak lincah pada dua sumbu azimuth dan elevasi. “Sekitar 3-4 derajat per detik pergerakan maksimalnya,” kata dia.

Kecepatan bergerak itu menurutnya seperti teleskop yang lebih kecil dengan ukuran lensa berdiameter 50 sentimeter. “Sehingga nanti ketika digunakan akan lebih sedikit waktu yang terbuang untuk mengamati banyak benda,” ujarnya. Pada tahap pertama atau teleskop generasi pertama, rencananya akan segera dipasang sensor optik dan kamera infrared atau Near Infrared Camera.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perangkat itu akan membantu pengamat atau astronom untuk bisa mengamati secara simultan obyek langit dalam tiga panjang gelombang yang berbeda. Hasilnya berupa foto citra obyek benda langit yang diamati. “Kami harapkan bisa mendapat gambar yang bagus,” ujarnya. Selain itu juga untuk fotometri atau mengamati kecerlangan bintang atau galaksi termasuk juga perubahannya berdasarkan periode waktu tertentu.

Teleskop di Timau menurut Abdul Rachman, juga akan diarahkan untuk mengamati planet-planet yang memiliki potensi kehidupan. Planet seperti itu sekarang sudah ditemukan ratusan hingga ribuan jumlahnya. “Itu salah satu target pengamatan karena dimungkinkan dengan ukuran teleskop yang besar untuk mengamati benda redup.”

Pilihan Editor: Kemendikbudristek Akan Tutup Museum Nasional hingga 1 Tahun ke Depan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Provinsi dengan UMP Terendah pada 2024, Ada Jawa Barat hingga Jawa Timur

3 jam lalu

Ilustrasi buruh perempuan. shutterstock.com
5 Provinsi dengan UMP Terendah pada 2024, Ada Jawa Barat hingga Jawa Timur

Inilah 5 provinsi yang mengalami kenaikan UMP, tetapi masih termasuk provinsi dengan UMP terendah di Indonesia.


Perjalanan Harijono Djojodihardjo Majukan Penerbangan Tanah Air Lebih dari 61 Tahun

14 jam lalu

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Perjalanan Harijono Djojodihardjo Majukan Penerbangan Tanah Air Lebih dari 61 Tahun

Harijono Djojodihardjo mengabdi dalam berbagai aspek termasuk pendidikan pengajaran penelitian, ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa dan industri.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

1 hari lalu

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

2 hari lalu

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Sistem Hujan Stasioner Terpantau di Atas Jabodetabek 2 Hari Terakhir

2 hari lalu

Ilustrasi hujan. Physicsworld.com
Sistem Hujan Stasioner Terpantau di Atas Jabodetabek 2 Hari Terakhir

Sistem hujannya terus menerus terbentuk sehingga tidak luruh-luruh.


Peneliti BRIN Jelaskan Soal Hujan Meluas di Indonesia Saat Masih El Nino

3 hari lalu

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Meulaboh mengevakuasi warga menggunakan perahu karet di Desa Meunasah Rambot, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa 21 Maret 2023. Meluapnya Sungai Krueng Meureubo dan Sungai Krueng Woyla akibat tingginya intensitas hujan menyebabkan warga yang berada di aliran sungai terjebak banjir dengan ketinggian berkisar 60 cm hingga 180 cm. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Peneliti BRIN Jelaskan Soal Hujan Meluas di Indonesia Saat Masih El Nino

Fenomena El Nino masih berlangsung, namun hujan deras meluas di berbagai wilayah seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.


BRIN Sebut Teknologi Ozon Solusi Kurangi Sampah Makanan

3 hari lalu

Pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat 23 September 2022. Menurut data FAO (Food and Agriculture Organization), setiap tahun Indonesia rata-rata membuang 13 juta metrik ton makanan karena makanan membusuk akibat distribusi yang lama. TEMPO/Subekti.
BRIN Sebut Teknologi Ozon Solusi Kurangi Sampah Makanan

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan teknologi ozon yang dipakai untuk pengawetan bisa menjadi solusi untuk mengurangi food loss.


Beda dengan Bali, Kupang Terima Nyamuk Wolbachia Perangi Demam Berdarah

4 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Beda dengan Bali, Kupang Terima Nyamuk Wolbachia Perangi Demam Berdarah

Pemerintah Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan mendukung penggunaan nyamuk ber-Wolbachia untuk mengatasi penularan demam berdarah.


Resep Tapa Kolo, Makanan Khas Flores untuk Upacara Sakral

4 hari lalu

Menu nasi bambu di Restoran Driam Riverside, Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Foto: Fajar Dwi Aryanto
Resep Tapa Kolo, Makanan Khas Flores untuk Upacara Sakral

Tapa kolo merupakan nasi bambu khas NTT. Makanan khas yang disajikan saat upacara adat atau menerima tamu


Pakar BRIN Kembangkan Teknologi Nanobubble Generator untuk Penanganan Pascapanen Pertanian

5 hari lalu

Ilustrasi chia seed dalam campuran yogurt dan buah-buahan. Pixabay.com
Pakar BRIN Kembangkan Teknologi Nanobubble Generator untuk Penanganan Pascapanen Pertanian

Pakar BRIN mengembangkan teknologi Nanobubble Generator untuk penanganan pascapanen komoditas pertanian dan meningkatkan mutu hasil pertanian.