Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fenomena Likuifaksi di Gempa Palu 5 Tahun Lalu, Mengenal Likuifaksi

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Sisa puing rumah yang terkena likuifaksi di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat gempa Palu, 28 September 201. Foto diambil pada 17 September 2019 saat kunjungan tim kemanusiaan PBB ke Palu. [Eka Yudha Saputra]
Sisa puing rumah yang terkena likuifaksi di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat gempa Palu, 28 September 201. Foto diambil pada 17 September 2019 saat kunjungan tim kemanusiaan PBB ke Palu. [Eka Yudha Saputra]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Lima tahun lalu, tepatnya pukul 17.02 WIT pada 28 September 2018 terjadi gempa dahsyat di wilayah Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah yang belakangan dikenal gempa Palu, salah satunya karena daya rusaknya. Tak cuma guncangan bumi, gempa Palu menimbulkan tsunami.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam catatan tempo.co, gempa tersebut berkekuatan 7,7 skala Richter dan berpusat di 0,18 Lintang Selatan dan 119,85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala.

Selain Donggala, gempa tersebut juga berdampak fatal ke daerah terdekat, di antaranya Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong. 

Beberapa ingatan warga tentang peristiwa tersebut pernah ditulis Tempo.co. Misalnya cerita Aisyah dan suaminya yang tinggal di pondok papan sebuah kebun. Dalam ingatannya, gempa tersebut mengakibatkan tanah bergelombang dan retak mengeluarkan lumpur. Ingatan warga lainnya yaitu Ikram menyatakan bahwa pohon-pohon kelapa yang harusnya ada di daerah tinggi, setelah gempa bergeser ke dekat pemukiman warga. 

Sebelumnya, bencana gempa di Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong diikuti oleh likuifaksi yang secara sederhana menurut Nugroho Dwi Hananto, dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (sekarang BRIN) merupakan getaran struktur bawah permukaan yang terdiri dari sedimen lunak dan pasir. 

Citra satelit wilayah Petobo Palu saat  terjadi likuifaksi tahun 2018. Sumber gambar: DigitalGlobe, a Maxar company ©2018. Diolah dengan Juxtapose.JS oleh Tim Cek Fakta Tempo.

Likuifaksi yang terjadi di Sulawesi Tengah itu kemudian diteliti oleh Hartato Kurniawan Ratode. Penelitian tersebut ditulis dengan judul Analisis Perubahan Bidang Tanah Terdaftar Akibat Gempa Bumi dan Likuifaksi Palu Tahun 2018 yang terbit pada Jurnal Tunas Agraria. Penelitian ini berfokus di daerah Balaroa, Petobo, dan Talise Valangguni.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ratode menyimpulkan terdapat dua zona deformasi di lahan yang terdampak bencana. Pertama, daerah Balaroa dsn Petobo yang merupakan zona likuifaksi mengalami empat jenis kerusakan tanah, yaitu bidang tanah tetap, berubah sisi, bergeser, dan tidak teridentifikasi. Kedua, daerah Talise Valangguni yang merupakan zona gempa bumi mengalami pergeseran lateral. 

Bahaya likuifaksi secara nyata telah terlihat pada bencana gempa Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Mountong.

Lebih jelas lagi bahaya likuifaksi dijelaskan oleh Prof. Paulus Pramono Rahadjo, Ph.D, dilansir dari uii.ac.id, bahwa likuifaksi dapat menyebabkan kerusakan berupa keretakan permukaan (jalan dan lahan lainnya), jatuhnya beban pada bangunan atau infrastruktur, dan lebih jauh dapat menyebabkan tsunami jiga di dekat laut. 

Mengingat bahaya dan bencana alam yang dapat terjadi kapan saja. Masyarakat sebaiknya mencari informasi mengenai keadaan lingkungan tempat tinggal. Khusus mengenai likuifaksi, beberapa daerah dinyatakan berpotensi mengalaminya, di antaranya Pasaman, Tono Una-Una, dan lainnya.

M. ROBY SEPTIYAN | JULI HANTORO | MOH KHORY ALFARIZI | UII.AC.ID
Pilihan editor: Tepat 5 Tahun Gempa Tsunami Palu 28 September, Peneliti: Perlu Diperingati Sambil Mitigasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Resmikan Dua Pelabuhan di Palu Usai Direhabilitasi Akibat Gempa, Telan Anggaran Rp 233 Miliar

32 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada peresmian Pelabuhan Wani di Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu 27 Maret 2024. Presiden Jokowi meresmikan dua pelabuhan di kawasan Teluk Palu yaitu Pelabuhan Pantoloan di Palu dan Pelabuhan Wani di Donggala, setelah direhabilitasi dan direkonstruksi diharapkan dapat mengembalikan fungsi pelabuhan yang terdampak bencana alam itu dengan meningkatkan kapasitas layanan pelabuhan, peningkatan ekonomi dan sebagai penyangga kawasan IKN. ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Jokowi Resmikan Dua Pelabuhan di Palu Usai Direhabilitasi Akibat Gempa, Telan Anggaran Rp 233 Miliar

Jokowi meresmikan proyek rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pelabuhan pascabencana 2018 di Kawasan Teluk Palu, Sulteng.


Akan Diresmikan Jokowi, Bandara Mutiara SIS Al-Jufri yang Rusak saat Gempa Palu 2018 Pernah Dinamai 'Tanah Berdebu'

35 hari lalu

Terminal Bandara Mutiara SIS Al-Jufri. (Foto:hubud.dephub.go.id)
Akan Diresmikan Jokowi, Bandara Mutiara SIS Al-Jufri yang Rusak saat Gempa Palu 2018 Pernah Dinamai 'Tanah Berdebu'

Presiden Jokowi akan meresmikan selesainya perbaikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang hancur akibat gempa M7,4 2018.


Rusak Kena Gempa Palu, Rekonstruksi Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Selesai Tahun Ini

35 hari lalu

Kondisi terkini Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, Sulawesi Tengah, yang terdampak gempa dan tsunami. Pagi ini, Rabu, 10 Oktober 2018, bandara itu sudah beroperasi kembali dan didarati pesaeat komersial. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Rusak Kena Gempa Palu, Rekonstruksi Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Selesai Tahun Ini

Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu bakal segera diresmikan pasca terdampak Gempa Palu pada 2018 silam yang memakan banyak korban.


Tsunami dan Gempa Palu Donggala 2018 dalam Angka: Korban, Daya Rusak, dan Lainnya

29 September 2023

Warga mengamati bekas bangunan Masjid Terapung yang ambruk ke laut akibat gempa dan tsunami di Pantai Kampung Lere di Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 24 April 2023. Saat musim libur Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah sejumlah kawasan terdampak bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah tersebut ramai dikunjungi warga terutama dari luar daerah. ANTARA/Mohamad Hamzah
Tsunami dan Gempa Palu Donggala 2018 dalam Angka: Korban, Daya Rusak, dan Lainnya

Gempa Palu Donggala pada 28 September 2018 adalah bencana yang sangat patut untuk dikenang. Lantas berapa korban, rumah rusak, dan hal lainnya?


Tepat 5 Tahun Gempa Tsunami Palu 28 September, Peneliti: Perlu Diperingati Sambil Mitigasi

28 September 2023

Warga mengamati bekas bangunan Masjid Terapung yang ambruk ke laut akibat gempa dan tsunami di Pantai Kampung Lere di Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 24 April 2023. Saat musim libur Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah sejumlah kawasan terdampak bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah tersebut ramai dikunjungi warga terutama dari luar daerah. ANTARA/Mohamad Hamzah
Tepat 5 Tahun Gempa Tsunami Palu 28 September, Peneliti: Perlu Diperingati Sambil Mitigasi

Tepat lima tahun lalu pada 28 September 2018, ibukota Sulawesi Tengah di Palu dan sekitarnya dilanda gempa bumi dahsyat yang diiringi peristiwa tsunami. Peneliti gempa dari Badan Geologi di Bandung Supartoyo mengatakan, masyarakat di Kota Palu dan sekitarnya harus memperingati kejadian itu setiap tahun. "Dengan berbagai kegiatan yang tujuannya adalah pengurangan risiko bencana," katanya, Kamis 28 September 2023 .


BNPB Sebut Lumpur Bergerak Usai Gempa Pasaman Bukan Likuifaksi

27 Februari 2022

Pasca gempa di Pasaman Barat terlihat semburan air panas di Bonjol Sumatera Barat. Diambil dari Twitter/@Davidharis10
BNPB Sebut Lumpur Bergerak Usai Gempa Pasaman Bukan Likuifaksi

BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, telah melakukan kaji cepat dan pemetaan melalui udara soal kejadian usai gempa Pasaman tersebut


Gempa Palu 2018, Gedung Rusun Berbahaya Belum Juga Dibongkar

10 Februari 2022

Warga beraktivitas di sekitar bangunan rusun yang rusak akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Senin 2 September 2019. Bangunan rumah susun berlantai empat yang berada di sekitar permukiman warga tersebut nyaris roboh. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/ama.
Gempa Palu 2018, Gedung Rusun Berbahaya Belum Juga Dibongkar

Bangunan itu rusak karena dampak guncangan gempa pada 28 September 2018 yang menewaskan lebih dari dua ribu orang.


Ma'ruf Amin Minta PUPR Bangun Jalan Penghubung Strategis Pasca Gempa Palu

6 Januari 2022

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin. Foto: Setwapres
Ma'ruf Amin Minta PUPR Bangun Jalan Penghubung Strategis Pasca Gempa Palu

Ma'ruf Amin meminta PUPR)agar mendahulukan pembangunan jalan strategis penghubung antarkabupaten/kota Palu pasca gempa dan tsunami.


Profesor Gempa Hitung Lebih dari 2.500 Kejadian Gempa di Indonesia Setiap Tahun

27 Desember 2021

Warga melintas di area yang terkena gempa di Petabo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Daerah tersebut merupakan salah satu lokasi paing parah terdampak gempa di Palu, dan petugas kesulitan menjangkaunya akibat reruntuhan bangunan dan jalan yang rusak. ANTARA
Profesor Gempa Hitung Lebih dari 2.500 Kejadian Gempa di Indonesia Setiap Tahun

Bisa ditebak, gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 6,5 itu paling banyak terjadi di wilayah Indonesia Timur daripada Barat.


Perempuan Peneliti Bencana dari BRIN Dapat Leadership Awards

14 Oktober 2021

Peneliti Pusat Geoteknologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa peraih Leadership Awards jaringan perempuan dunia untuk pengurangan risiko bencana yang diberikan United Nations Office for Disaster Risk Reduction-Regional Office for Asia and Pacific (UNDRR), Rabu 13 Oktober 2021. (FOTO/BRIN)
Perempuan Peneliti Bencana dari BRIN Dapat Leadership Awards

Penghargaan ini merupakan ajang pengakuan kepada para perempuan yang memberi kontribusi dalam upaya pengurangan risiko bencana di Asia Pasifik.