TEMPO.CO, Jakarta - Hari Sarjana Nasional dirayakan lantaran para sarjana dianggap menjadi salah satu aset penentu kemajuan bangsa. Menurut laman Esaunggul.ac.id, sarjana dianggap sebagai aset negara yang diharapkan mampu memberi sumbangsih bagi pembangunan bangsa serta pendidikan dan masyarakat secara umum. Para sarjana juga dianggap memiliki ilmu yang dapat mengharumkan nama bangsanya hingga ke tingkat dunia.
Sosok orang Indonesia pertama yang pernah meraih gelar Sarjana adalah Sosrokartono. Pria ini kakak kandung dari RA Kartini. Kartono beruntung mendapat kesempatan emas belajar ke Negeri Belanda dalam rangka Politik Balas Budi Pemerintah Belanda, Pada tahun 1897.
Kartono diketahui mampu lulus dalam kurun 2 tahun saja dalam menempuh studi jurusan Teknik Sipil di Polytechnische School. Tidak hanya itu, menurut catatan sejarah, Kartono adalah insan akademis yang haus pengetahuan, sehingga Sambil belajar teknik, Sosrokartono telah mampu menguasai 17 bahasa asing.
Berkaca dari kisah Sosrokartono, peringatan Hari Sarjana Nasional selain bisa menjadi tanda penghargaan bagi para sarjana yang telah berhasil mencapai strata intelektualitas, namun dapat juga menjadi sebuah momentum untuk mengintrospeksi diri baik untuk para pemilik gelar sarjana serta perihal kondisi pendidikan tinggi di Indonesia secara keseluruhan.
Karena sudah waktunya kita peduli pada dunia pendidikan tinggi dan harus menjadi suatu target bahwa seluruh kaum muda Indonesia minimal harus memiliki gelar Sarjana. Dan yang terpenting mereka juga perlu diberikan pendidikan entrepreneurship yang memadai agar para Sarjana nantinya dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan salah satunya menjadi seorang entrepreneur.
Banyak orang yang menginginkan gelar sarjana. Selain sebagai bukti keseriusan menuntut ilmu, jenjang pendidikan tinggi dianggap mampu membuka kesempatan di dunia kerja.
Awal Mula Perkenalan Hari Sarjana
Hari Sarjana Nasional adalah istilah yang pertama kali dirayakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 29 September 2014.
Melalui akun Twitternya, Kemendikbud mengunggah cuitan “Selamat Hari Sarjana Nasional”. Dari sana, warganet pun ramai-ramai mengangkat topik #HariSarjanaNasional.
Peraih gelar sarjana pertama bumiputera adalah anak bupati Jepara, Raden Mas Panji Sosrokartono. Pria yang juga kakak kandung RA Kartini ini merampungkan pendidikannya di Polytechische School di Belanda pada 1897.
Saat itu, kesempatan belajar sampai perguruan tinggi sulit didapat. Beruntungnya, anak priyayi seperti RM Sosrokartono punya privilege tersebut melalui mekanisme Politik Etis (Politik Balas Budi). Perjalanan RM Sosrokartono dapat kamu jadikan inspirasi agar makin semangat menempuh pendidikan.
Dengan begitu, makna Hari Sarjana Nasional tidak hanya sebatas seremonial, melainkan betul-betul dimaknai sebagai momen untuk introspeksi diri.
Peringatan ini adalah momen penting untuk menghargai peran yang dimainkan oleh para sarjana dalam memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya di negara ini. Perayaan ini merupakan momen yang tepat untuk menghormati dedikasi para sarjana dalam mencari pengetahuan, berinovasi, dan memberikan kontribusi berharga kepada masyarakat.
Mereka berkontribusi sebagai pemikir kreatif dan pemecah masalah, menjadi tonggak pembangunan bangsa, dan mentransfer pengetahuan kepada generasi berikutnya. Dalam berbagai disiplin ilmu, para sarjana membawa keahlia beragam untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan membangun masa depan yang lebih baik.
Pilihan Editor: Mengenal Sosrokartono, Keistimewaan Kakak RA Kartini sebagai Wartawan Perang dan Polygot