TEMPO.CO, Jakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG menyebutkan kubah lava barat daya Gunung Merapi mengalami penambahan ketinggian berdasarkan hasil pengamatan selama sepekan.
"Morfologi kubah barat daya teramati adanya sedikit penambahan ketinggian kubah serta perubahan akibat aktivitas guguran lava," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis badan yang diterima di Yogyakarta, Minggu, 1 Oktober 2023.
Untuk kubah tengah Merapi. tidak teramati perubahan morfologi yang signifikan. Meski tidak menyebutkan angka ketinggiannya, menurut Agus, penambahan tinggi kubah lava barat daya Merapi itu diketahui dari analisis morfologi kubah berdasarkan hasil pengamatan dari Stasiun Kamera Deles 5, Tunggularum, Ngepos, Babadan 2 selama 22 sampai 28 September 2023.
Berdasarkan analisis foto udara pada tanggal 28 September 2023, kata dia, volume kubah barat daya itu terukur sebesar 3.097.700 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.500 meter kubik.
Volume kubah itu bertambah jika dibandingkan hasil analisis foto udara pada tanggal 30 Agustus 2023 yang masih terukur 2.858.600 meter kubik pada kubah barat daya dan sebesar 2.355.100 meter kubik pada kubah tengah.
Analisis thermal pada kubah barat daya teramati suhu tertinggi mencapai 409 derajat Celsius, sementara pada kubah tengah titik panas tertinggi mencapai 236 derajat Celsius.
"Tidak terdapat titik ekstrusi magma baru (keluarnya magma ke permukaan bumi) baik pada kubah barat daya maupun kubah tengah," ujar Agus.
Selama periode pengamatan sepekan, lanjut dia, Gunung Merapi tercatat meluncurkan guguran lava sebanyak 171 kali ke arah tenggara hingga barat dengan suara guguran terdengar 15 kali dari Pos Babadan.
Baca juga: 1.031 Titik Panas Terpantau di Sumatera, Wilayah Ini Jadi Penyumbang Terbanyak
Gunung Merapi mengalami 33 kali gempa vulkanik
Dalam kurun waktu itu, Gunung Merapi juga tercatat mengalami 33 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 3.866 kali gempa fase banyak (MP), empat kali gempa frekuensi rendah (LF), 944 kali gempa guguran (RF), dan sembilan kali gempa tektonik (TT).
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga, yang ditetapkan sejak November 2020.
Potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Woro hingga sejauh 3 kilometer dari puncak dan Kali Gendol hingga sejauh 5 km dari puncak.
Selain itu, guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Boyong hingga sejauh 5 km dari puncak serta Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga sejauh 7 km dari puncak.
Jika terjadi erupsi eksplosif, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius 3 km dari puncak gunung.
Pilihan Editor: Prakiraan Cuaca BMKG: Siklon Tropis Koinu Picu Hujan di Sebagian Indonesia, Asap Selimuti 4 Kota
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.