TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik tentang Apple akan dipaksa untuk menerapkan aturan secara ketat yang melarang aplikasi asing yang tidak terdaftar di App Store Cina. Kebijakan ini dapat berdampak pada aplikasi media sosial, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Twitter (saat ini dikenal sebagai X).
Berita populer selanjutnya tentang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat memutakhirkan data peringatan dini kekeringan meteorologis di Jawa Barat. Hasilnya, daerah yang berstatus awas semakin banyak pun wilayahnya meluas. Sebaran terbanyak di daerah pantai utara dan selatan.
Baca Juga:
Selain itu, di tahun 1957 banjir bandang memporak-porandakan DAM Gambiran. Bangunan kolonial Belanda itu tak mampu menahan terjangan air bah yang membawa material ikutan berupa kayu-kayu gelondongan. Akibatnya, air tak lagi bisa berbelok ke saluran irigasi yang mengarah ke Desa Boreng untuk mengairi lahan-lahan persawahan masyarakat. Bencana kekeringan pun melanda setelah itu.
1. Apple App Store di Cina Dipaksa Hapus Instagram, Facebook, Twitter dan Lainnya
Setelah urusan ponsel iPhone di Cina, kini Apple mungkin akan segera menghapus beberapa aplikasi paling populer di App Store di Cina. Wall Street Journal pada 29 September 2023 melaporkan bahwa Apple akan dipaksa untuk menerapkan aturan secara ketat yang melarang aplikasi asing yang tidak terdaftar di App Store. Kebijakan ini dapat berdampak pada aplikasi media sosial, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Twitter (saat ini dikenal sebagai X).
Sebenarnya, perubahan kebijakan ini pertama kali diumumkan pada bulan Juli. Apple juga telah mengirim delegasi dan bertemu dengan pejabat Tiongkok beberapa bulan setelahnya.
Menurut laporan tersebut, sebagaimana dikutip 9to5mac, perwakilan Apple telah bertemu untuk membahas kekhawatiran mereka terhadap peraturan ini. “Karyawan Apple menyatakan keprihatinannya mengenai bagaimana aturan tersebut akan diterapkan dan berdampak pada penggunanya,” kata laporan itu.
Namun Cina tetap teguh pada pendirian dan menekankan kepada Apple bahwa mereka harus menerapkan secara ketat aturan-aturan ini. Alasan perubahan tersebut dinyatakan untuk menindak penipuan online, pornografi, dan peredaran informasi yang melanggar aturan sensor ketat Tiongkok.
2. Wilayah Awas Kekeringan Meteorologis di Jabar Semakin Luas
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat memutakhirkan data peringatan dini kekeringan meteorologis di Jawa Barat. Hasilnya, daerah yang berstatus awas semakin banyak pun wilayahnya meluas. Sebaran terbanyak di daerah pantai utara dan selatan.
Pada periode prakiraan BMKG sejak 1-10 Oktober dari hasil pemutakhiran data 30 September 2023, daerah awas kekeringan yaitu sebagian wilayah Kabupaten Bekasi di Kecamatan Cikarang Utara, Muaragembong, Pebayuran, Sukawangi, dan Tambelang. Di Kota Bekasi yaitu Kecamatan Bekasi Timur dan Pondok Gede.
Di Karawang pada Kecamatan Cibuaya, Cilamaya Kulon, Jatisari, Klari, Kutawaluya, Pakisjaya, Rawamerta, Talagasari, Telukjambe Barat, Tempuran, dan Tirta Jaya. Sementara di Subang Kecamatan Binong, Blanakan, Cibogo, Cikaum, Cipunagara, Compreng, Pabuaran, Pagaden Barat, Pamanukan, Patokbeusi, Purwodadi, Pusakajaya, Pusakanagara, Subang, Sukasari, Tambak Dahan.
Daerah paling banyak berstatus awas kekeringan yaitu di Indramayu, kemudian Cirebon, Kuningan, dan Majalengka. Di Kabupaten Sumedang pada Kecamatan Buahdua, Cimalaka, Cisitu, Conggeang, Darmaraja, Ganeas, Jatigede, Jatinunggal, Paseh, Tanjungsari, Tomo, dan Ujungjaya.
3. Kisah Kekeringan Melanda Lumajang, Pedihnya 3 Kali DAM Gambiran Jebol
Ingatan Derajat, 73 tahun, melambung jauh ke belakang di tahun 1957. Banjir bandang memporak-porandakan DAM Gambiran. Bangunan kolonial Belanda itu tak mampu menahan terjangan air bah yang membawa material ikutan berupa kayu-kayu gelondongan. Akibatnya, air tak lagi bisa berbelok ke saluran irigasi yang mengarah ke Desa Boreng untuk mengairi lahan-lahan persawahan masyarakat. Bencana kekeringan pun melanda setelah itu.
Derajat masih berumur 7 tahun waktu itu. Anak nomer dua dari tiga bersaudara itu baru duduk di bangku sekolah dasar. Ia masih ingat diajak sang ayah pada pagi hari itu melihat derasnya arus air bah di sungai dekat rumahnya. Jebolnya DAM Gambiran itu terjadi pada malam harinya.
Jebolnya DAM Gambiran itu membawa petaka bagi petani Desa Boreng, Kecamatan Lumajang. Bulan-bulan setelahnya, bencana kekeringan melanda. Sawah-sawah milik warga banyak yang tidak ditanami. "Sawah-sawah mengalami kekeringan karena tak mendapat air," kata Derajat kepada TEMPO, Ahad siang, 1 Oktober 2023 di gazebo depan rumahnya.
Tak hanya sawah yang kering. Sumur-sumur warga juga kering karena tidak mendapat resapan air dari saluran-saluran irigasi yang sebelum DAM jebol tak pernah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.