TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Joe Biden memperingatkan Beijing mengenai rencananya untuk memperbarui peraturan yang membatasi pengiriman chip AI dan alat pembuat chip ke Tiongkok paling cepat pada awal Oktober. Peringatan ini disampaikan seorang pejabat A.S. Kebijakan ini, menurut Amerika Serikat, bertujuan untuk menstabilkan hubungan antara 2 negara adidaya itu.
Departemen Perdagangan, yang mengawasi pengendalian ekspor, sedang mengerjakan pembaruan pembatasan ekspor yang pertama kali dirilis tahun lalu. Pembaruan tersebut bertujuan untuk membatasi akses ke lebih banyak alat pembuat chip sesuai dengan peraturan baru Belanda dan Jepang, kata sumber lain, dan untuk menutup beberapa celah dalam pembatasan ekspor chip kecerdasan buatan (AI).
“RRC mengharapkan adanya informasi terbaru sekitar peringatan satu tahun ini, berdasarkan percakapan dengan para pejabat pemerintah,” kata pejabat AS, seperti dikutip dari Reuters, Selasa 3 Oktober 2023. Aturan aslinya diterbitkan pada 7 Oktober 2022.
Para pejabat AS memberikan informasi tersebut kepada rekan-rekan mereka di Tiongkok dalam beberapa minggu terakhir, kata pejabat itu, yang untuk pertama kalinya dilaporkan oleh Reuters. Pejabat itu menolak untuk mengungkapkan rincian percakapan tersebut.
Memberikan informasi kepada Tiongkok tentang peraturan itu adalah bagian dari upaya yang lebih luas dari pemerintahan Biden untuk menstabilkan hubungan dengan Beijing. Upaya penjangkauan ini dilakukan setelah keputusan AS untuk menembak jatuh balon mata-mata Tiongkok yang meningkatkan ketegangan hubungan kedua negara secara tajam pada bulan Februari lalu.
Pemerintahan Biden juga telah mengirimkan sejumlah pejabat tingkat tinggi ke Tiongkok, termasuk Menteri Perdagangan Gina Raimondo pada bulan Agustus. Selain itu, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi pada bulan September lalu.
Pembatasan yang dikeluarkan pada bulan Oktober lalu bertujuan untuk mencegah teknologi AS digunakan untuk memperkuat militer Tiongkok dengan memutus aksesnya terhadap chip AI yang canggih dan membatasi kemampuannya untuk mengimpor alat pembuat chip paling canggih dari Amerika Serikat.
Departemen Perdagangan menolak berkomentar, sementara juru bicara kedutaan besar Tiongkok di Washington “tidak merespons apa pun,” ketika dimintai komentar mengenai peringatan tersebut.
“Tiongkok dengan tegas menentang upaya AS yang berlebihan dalam menerapkan konsep keamanan nasional dan penyalahgunaan langkah-langkah pengendalian ekspor untuk secara tidak sengaja melemahkan perusahaan-perusahaan Tiongkok,” kata juru bicara Liu Pengyu.
Mantan pejabat Gedung Putih Peter Harrell menekankan bahwa dia tidak tahu apakah pemerintah telah memperingatkan Tiongkok tentang peraturan baru tersebut. Namun ia mengatakan, jika mereka memperingatkan Tiongkok, hal ini akan menjadi “titik perubahan” bagi pemerintah dalam upayanya untuk menghindari pengiriman uang, suatu sinyal yang disalahpahami.
Menteri Keuangan Janet Yellen juga memberikan peringatan kepada pejabat Tiongkok pada bulan Juli tentang pembatasan investasi AS di Tiongkok yang dirilis pada bulan Agustus lalu.
Baca juga: Belum Lama Seri iPhone 15 Rilis, Rumor iPhone 16 Sudah Menyeruak
Biden ingin Xi Jinping hadir di KTT APEC
Pemerintahan Biden juga berharap dapat memastikan kehadiran Presiden Tiongkok Xi Jinping pada pertemuan puncak Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco pada bulan November. Ini juga sebuah upaya yang membebani waktu dikeluarkannya peraturan ekspor yang akan datang.
Para pejabat berusaha untuk menghindari mempublikasikannya dalam menjelang pertemuan puncak, yang mereka anggap berpotensi membahayakan kehadiran Xi, kata sumber. Aturan apa pun yang belum siap untuk dipublikasikan pada awal Oktober kemungkinan besar akan diberlakukan hingga KTT selesai. Ini demi menghindari pertentangan dengan Tiongkok, kata sumber itu.
“Pemerintah mempersempit perkiraannya pada mendekati peringatan satu tahun karena sejumlah alasan, termasuk untuk menetapkan irama yang jelas,” kata pejabat itu.
Namun, pejabat tersebut menambahkan, pekerjaan teknis yang diperlukan untuk menyelesaikan pembatasan tersebut belum selesai. “Sampai saat ini, rencana akhir belum ada,” kata pejabat itu pada hari Jumat.
Biden dan Xi belum pernah bertemu langsung sejak KTT G20 di pulau resor Bali Indonesia pada November tahun lalu setelah Xi menghindari pertemuan G20 di India bulan lalu.
Amerika Serikat, Belanda dan Jepang, yang bersama-sama mengendalikan peralatan pembuatan chip terbaik dunia, sepakat untuk mengoordinasikan upaya-upaya awal tahun ini.
Peraturan AS yang akan datang dapat berdampak pada ASML, pembuat peralatan chip terkemuka di dunia dan perusahaan terbesar di Belanda. Sebab, sistemnya mengandung suku cadang dan komponen AS, seperti yang dilaporkan secara eksklusif oleh Reuters pada bulan Juni lalu.
Juru bicara ASML menolak berkomentar. Bukan hal yang aneh bagi Amerika Serikat untuk mengubah proposal sebelum menyetujui peraturan, sehingga pembatasan, seperti halnya waktunya, dapat berubah.
Pilihan Editor: Apple App Store di Cina Dipaksa Hapus Instagram, Facebook, Twitter dan Lainnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.