Mereka harus menggali sedalam 2 meter untuk mengeluarkan gading gajah purba itu. Sayangnya, ketika diangkat, gading berdiameter 15 sentimeter itu patah menjadi beberapa bagian karena Sugeng dan Waridin tidak memahami cara mengangkat benda purba. Dua gading gajah purba itu masing-masing berukuran 2,77 meter, terpotong menjadi 31 bagian, dan 2,14 meter terpotong menjadi 22 bagian.
"Untuk sementara gading purba itu disimpan di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus untuk dibersihkan," kata Abdul Hamid, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kudus.
Perawatan gading dilakukan oleh Musthofa, petugas Paguyuban Pelestari Situs Patiayam dengan membersihkan setiap potongan gading yang patah memakai alkohol. Setelah bersih, gading akan disambung dengan cairan lem khusus. "Paling cepat butuh lima hari," kata Musthofa, yang pernah mendapatkan pelatihan dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah.
Temuan gading gajah purba itu adalah bagian dari situs Patiayam di Desa Terban, Jekulo, Kabupaten Kudus. Situs itu membentang sepanjang pegunungan Patiayam, bagian dari Gunung Muria. Situs yang masuk daftar warisan dunia (World Heritage) yang dikeluarkan UNESCO itu dikelompokkan dalam peta Paleo Antropologi di Indonesia, setelah Sangiran, Trinil, Ngandong, Ngawi, dan Perning. Selain gading gajah purba, banyak fosil lain yang ditemukan di situs Patiayam ini dengan kondisi yang lebih lengkap dan beragam, termasuk manusia purba kelompok hominid atau Homo erectus.
Pada 1981, para ahli arkeologi dari Pusat Penelitian dan Penggalian Benda Purbakala Yogyakarta pernah turun ke Patiayam. Dua gading gajah purba sepanjang 2,5 meter dengan diameter 15 sentimeter ditemukan di Bukit Patiayam. Kedua gading itu diperkirakan berumur 800 ribu tahun. Selain itu, tim tersebut juga menemukan fosil kepala dan tanduk kerbau, dua gigi babi, banteng, kambing,rusa, badak, buaya, dan kura-kura.
Dari ribuan fosil yang telah ditemukan, baru 1.234 yang telah teridentifikasi oleh Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta sampai 2 Mei 2008. Sisanya, sekitar 1.149 buah, belum diidentifikasi. Fosil itu terdiri atas tulang Bovidae (banteng, kerbau), Cervidae (rusa, kijang), Chelonidae (kura-kura), Crocodilus (buaya), Elephantidae (gajah), Felidae (macan,harimau), Rhinocerotidae (badak), dan Stegodon (gajah). Selain itu, ada Suidae (babi hutan), Testunidae, Tridacna (kerang laut), Hipopotamidae (kuda nil), dan manusia purba Homo erectus, yang hidup 0,5-1 juta tahun yang lalu beserta peralatan dari batu manusia purba.
Sayangnya, situs ini kurang perhatian, jauh dari sentuhan penelitian dan penyelamatan, apalagi pengembangan. "Fosil dari lembah Patiayam ini kerap dicuri dan dijual pada kolektor," kata Sancaca D. Supanie, Kepala Seksi Sejarah, Museum, dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus.
Bandelan Amarudin