Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gading Purba Ditemukan di Kudus

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Kudus: Dua gading gajah purba kembali ditemukan di Dukuh Kaliwuluh, Desa Gondoarum, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Benda purba itu ditemukan oleh dua warga setempat, Sugeng Siswandi, 40 tahun, dan Waridin, 45 tahun, ketika sedang menyusuri tepi Sungai Wuluh untuk menuju ke ladang, pekan lalu. "Ketika itu ada barang lancip menyembul ke permukaan tanah," kata Sugeng kemarin.
Mereka harus menggali sedalam 2 meter untuk mengeluarkan gading gajah purba itu. Sayangnya, ketika diangkat, gading berdiameter 15 sentimeter itu patah menjadi beberapa bagian karena Sugeng dan Waridin tidak memahami cara mengangkat benda purba. Dua gading gajah purba itu masing-masing berukuran 2,77 meter, terpotong menjadi 31 bagian, dan 2,14 meter terpotong menjadi 22 bagian.
"Untuk sementara gading purba itu disimpan di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus untuk dibersihkan," kata Abdul Hamid, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kudus.
Perawatan gading dilakukan oleh Musthofa, petugas Paguyuban Pelestari Situs Patiayam dengan membersihkan setiap potongan gading yang patah memakai alkohol. Setelah bersih, gading akan disambung dengan cairan lem khusus. "Paling cepat butuh lima hari," kata Musthofa, yang pernah mendapatkan pelatihan dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah.
Temuan gading gajah purba itu adalah bagian dari situs Patiayam di Desa Terban, Jekulo, Kabupaten Kudus. Situs itu membentang sepanjang pegunungan Patiayam, bagian dari Gunung Muria. Situs yang masuk daftar warisan dunia (World Heritage) yang dikeluarkan UNESCO itu dikelompokkan dalam peta Paleo Antropologi di Indonesia, setelah Sangiran, Trinil, Ngandong, Ngawi, dan Perning. Selain gading gajah purba, banyak fosil lain yang ditemukan di situs Patiayam ini dengan kondisi yang lebih lengkap dan beragam, termasuk manusia purba kelompok hominid atau Homo erectus.
Pada 1981, para ahli arkeologi dari Pusat Penelitian dan Penggalian Benda Purbakala Yogyakarta pernah turun ke Patiayam. Dua gading gajah purba sepanjang 2,5 meter dengan diameter 15 sentimeter ditemukan di Bukit Patiayam. Kedua gading itu diperkirakan berumur 800 ribu tahun. Selain itu, tim tersebut juga menemukan fosil kepala dan tanduk kerbau, dua gigi babi, banteng, kambing,rusa, badak, buaya, dan kura-kura.
Dari ribuan fosil yang telah ditemukan, baru 1.234 yang telah teridentifikasi oleh Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta sampai 2 Mei 2008. Sisanya, sekitar 1.149 buah, belum diidentifikasi. Fosil itu terdiri atas tulang Bovidae (banteng, kerbau), Cervidae (rusa, kijang), Chelonidae (kura-kura), Crocodilus (buaya), Elephantidae (gajah), Felidae (macan,harimau), Rhinocerotidae (badak), dan Stegodon (gajah). Selain itu, ada Suidae (babi hutan), Testunidae, Tridacna (kerang laut), Hipopotamidae (kuda nil), dan manusia purba Homo erectus, yang hidup 0,5-1 juta tahun yang lalu beserta peralatan dari batu manusia purba.
Sayangnya, situs ini kurang perhatian, jauh dari sentuhan penelitian dan penyelamatan, apalagi pengembangan. "Fosil dari lembah Patiayam ini kerap dicuri dan dijual pada kolektor," kata Sancaca D. Supanie, Kepala Seksi Sejarah, Museum, dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus.
Bandelan Amarudin
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

11 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

30 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

32 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

35 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

36 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

53 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.