TEMPO.CO, Jakarta - Arya Kemaswara Hamdani, 27 tahun, memutuskan berhenti kuliah lalu merintis karier sebagai pengembang game di Bandung. Merekrut belasan mahasiswa berbakat, mereka membuat game Pamali: Indonesian Folklore Horror yang dirilis sejak 2018. Kini, game itu sudah mengeluarkan beberapa episode.
“Game medium interaktif yang paling tepat untuk mendorong konten lokal ke luar,” ujarnya yang kini menjadi Chief Operating Officer dan co-founder Storytale Studio di Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023.
Studio game itu dirintis bersama temannya pada 2014. Saat itu Arya memutuskan keluar dari sebuah kampus swasta setelah sempat kuliah setahun. Alasannya, karena ilmu di jurusan yang lulusannya akan bergelar insinyur itu hanya diajarkan oleh para akademisi, bukan praktisi atau pengambil keputusan.
Dia membandingkannya dengan jurusan Arsitektur yang dosen-dosennya merupakan arsitek. “Mungkin kecewa dari titik itu, jadi mempertanyakan apakah nanti berarti kalau lulus,” katanya.
Dia kemudian belajar sendiri secara daring dari sebuah kampus teknik ternama di Amerika Serikat yang membagikan ilmu kepada publik. Materi yang disukainya tentang general system theory.
“Tanpa dosen belajar sendiri. Menemukan itu lebih bermakna dibandingkan materi kuliah,” ujar Arya. Selain itu, bermodal kopi hitam dan laptop, dia belajar ke teman untuk membuat game dari nol.
Setelah berguru, setahun kemudian dimulai perekrutan mahasiswa dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika dan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung. Mulai dari dua orang, kini tim pengembang game horor Pamali berjumlah 12 orang.
Studio juga membuka program magang kerja bagi mahasiswa tingkat akhir. Dana pembuatan game Pamali berasal dari hasil proyek pesanan film animasi dan penggalangan dana atau crowd funding. Sejauh ini mereka nihil investor. “Saya bersama co-founder dari awal menetapkan harus independen,” kata Arya.
Setelah game Pamali antologi pertama yang memuat empat episode dilepas sejak 2018 hingga 2020, mereka telah menyiapkan empat episode lanjutan dalam antologi kedua. Rencana rilis awalnya pada Oktober 2023, setelah itu dijadwalkan per enam bulan sekali keluar episode baru dengan sosok hantu yang berbeda.
Game itu sebelumnya sempat dinamakan Uji Nyali yang kemudian diganti menjadi Pamali. “Responsnya luar biasa, biasanya mayoritas game Indonesia itu kecil peminatnya,” kata dia. Namun begitu dia enggan menyebut jumlah pemain atau pembeli game Pamali.
Tantangan yang dialami di industri game Indonesia, kata Arya, adalah penguasaan teknologi dan memimpin tim kreatif agar potensinya bisa optimal. Selain itu mereka harus mempelajari sendiri cara memasarkan karya.
Saat ini Storytale Studio bekerja sama dengan penerbit atau publisher game di Cina dan Jepang. Episode kedua dari game dengan judul The Tied Corpse juga diadaptasi oleh pembuat film horor Pamali: Dusun Pocong yang kini tengah tayang di bioskop.
Pilihan Editor: Majelis Rektor PTN se-Indonesia Tak Rekomendasikan Kampanye Pemilu 2024 di Kampus, Kecuali..