Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Cheget, Tas Nuklir yang Selalu Dibawa Presiden Rusia Vladimir Putin

image-gnews
Foto-foto yang menunjukkan para pejabat, termasuk presiden petahana Rusia Vladimir Putin, dipajang di samping tas nuklir Rusia yang juga dikenal sebagai
Foto-foto yang menunjukkan para pejabat, termasuk presiden petahana Rusia Vladimir Putin, dipajang di samping tas nuklir Rusia yang juga dikenal sebagai "Cheget", yang digunakan selama masa jabatan presiden pertama Rusia Boris Yeltsin dan dapat membuktikan perintah untuk melakukan hal tersebut. meluncurkan rudal nuklir, pada pameran Pusat Kepresidenan Boris Yeltsin di Yekaterinburg, Rusia, 18 Oktober 2022. REUTERS/Natalia Chernokhatova
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -- Sebuah rekaman langka yang menyibak momen pada tanggal 18 Oktober 2023 yang menunjukkan Presiden Rusia, Vladimir Putin berada di ibu kota China, Beijing memenuhi undangan koleganya Presiden Xi Jinping.

Putin saat itu berada dalam pendampingan petugas yang membawa tas koper kulit. Koper ini bukan sembarang koper kerja, karena berisi tombol nuklir yang berfungsi untuk memberikan perintah serangan rudal nuklir.

Setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, Putin terekam sedang menuju pertemuan lainnya, ditemani oleh petugas keamanan, dan diikuti oleh dua perwira Angkatan Laut Rusia yang mengenakan seragam, masing-masing membawa tas kerja. Kamera kemudian memperbesar salah satu dari tas kerja tersebut.

Salah satu tas kerja tersebut adalah tas nuklir Russia yang disebut Cheget. Nama “Cheget” diambil dari nama Gunung Cheget di Pegunungan Kaukasus. Tas tersebut selalu dibawa Putin kemana pun ia pergi.

Apa itu Cheget?

Dilansir dari indianexpress.com, Cheget adalah bagian dari suatu sistem yang lebih besar yang digunakan untuk memberikan izin peluncuran serangan nuklir. Ini adalah bagian dari konfigurasi komunikasi yang terenkripsi dan aman, yang dirancang untuk menyampaikan perintah-perintah terkait serangan nuklir kepada pasukan roket negara tersebut.

Komunikasi antara pasukan dilakukan melalui jaringan komando dan kontrol elektronik bernama 'Kazbek'. Kazbek mendukung sistem lain yang dikenal sebagai 'Kavkaz'. Menteri Pertahanan Rusia, saat ini Sergei Shoigu, juga memiliki tas nuklir. Kepala staf umum, saat ini Valery Gerasimov, mungkin juga memilikinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip pinkvilla.com, koper Cheget memiliki peran sentral dalam struktur komando nuklir Rusia. Ia memastikan komunikasi yang aman antara presiden dan pejabat militer penting, yang memungkinkan otorisasi serangan nuklir jika diperlukan. Koper ini dilengkapi dengan berbagai tombol, termasuk tombol peluncuran berwarna putih dan tombol pembatalan berwarna merah, di bawah bagian komando. Fitur-fitur ini menunjukkan seriusnya keputusan yang bisa diambil melalui perangkat ini.

Cara Kerja Cheget

Setelah operator radar mengirimkan peringatan tentang kemungkinan aksi musuh, jaringan komando dan kontrol elektronik Rusia diaktifkan. Jenderal yang bertugas menerima data dari operator radar melalui terminal pemberitahuan khusus yang disebut Krokus. Kemudian, dia mengalirkan informasi tersebut ke Kavkaz, yang merupakan jaringan yang rumit terdiri dari berbagai komponen seperti kabel, sinyal radio, satelit, dan relay, dan ini adalah pusat dari sistem komando dan kendali Rusia.

Sebuah rekaman yang ditayangkan Zvezda, saluran televisi Rusia pada 2019 mengungkap tombol-tombol yang ada di Cheget. Di bagian yang disebut "perintah" ada dua tombol: tombol "luncurkan" berwarna putih dan tombol "batal" berwarna merah. Koper tersebut diaktifkan dengan kartu flash khusus, menurut Zvezda.

Presiden Rusia Putin memang tidak selalu membawa tas nuklir Cheget ketika bepergian. Ia membawa tas tersebut hanya dalam kondisi tertentu yang dianggap membahayakan situasi negara Rusia dan Putin. Salah satunya adalah pertemuan dengan Xi Jinping beberapa waktu lalu. Selain Rusia, Amerika Serikat juga memiliki tas nuklir serupa.

REUTERS | INDIANAEXPRESS | PINKVILLA
Pilihan editor: Apa Jadinya Jika Kim Jong Un dan Vladimir Putin Bertemu, Begini Profil Pemimpin Korea Utara dan Rusia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

3 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa yang mengenakan topeng Presiden Rusia Vladimir Putin memegang uang kertas palsu saat ia berdiri di depan poster Alexei Navalny menjelang pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa, Swiss, 15 Juni 2021. [REUTERS /Denis Balibouse]
WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

6 hari lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

6 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

12 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi saat pertemuan di Moskow, Rusia 7 Desember 2023. Sputnik/Sergei Bobylev/Pool via REUTERS
Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.


Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

33 hari lalu

F-16 Fighting Falcon yang ditugaskan di Sayap Tempur ke-8 mengalami 'darurat dalam penerbangan', jatuh di Laut Kuning [File: Ints Kalnins/Reuters]
Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

Putin mengatakan pesawat F-16 mampu mengangkut senjata nuklir. Ia menyatakan tak akan menyerang anggota NATO, tapi tembak jatuh F-16.


24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

35 hari lalu

Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kremlin via RUETERS
24 Tahun Vladimir Putin Menjadi Presiden Rusia, Pemilu Tahun ini Menang Besar

24 tahun, Vladimir Putin berhasil mempertahankan tahta politiknya. Bagaimana rekam jejaknya berkuasa sebagai Presiden Rusia terlama?


2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

35 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki


Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

35 hari lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin tiba untuk berbicara setelah tempat pemungutan suara ditutup pada hari terakhir pemilihan presiden, di Moskow, Rusia, 17 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow


Putin Sebut Kelompok Islam Radikal di Balik Serangan Moskow

35 hari lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, 18 Maret 2024. Komisi Nasional Pemilu Rusia (CEC), suara pemilih yang terkumpul mencapai 72,22 persen, naik dari pemilu 2018 sebesar 67,5 persen. REUTERS/Maxim Shemetov
Putin Sebut Kelompok Islam Radikal di Balik Serangan Moskow

Putin menyatakan penembakan massal di Moskow dilakukan oleh kelompok Islam radikal, namun tetap ada hubungannya dengan Ukraina.


Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

35 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.