Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

image-gnews
Ilustrasi atmosfer WASP-17b yang kaya akan silikat. (Kredit gambar: NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI))
Ilustrasi atmosfer WASP-17b yang kaya akan silikat. (Kredit gambar: NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI))
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Teleskop James Webb menemukan angin dengan kecepatan ribuan mil per jam meniupkan hujan kristal kuarsa kecil melalui atmosfer panas terik yang mengandung silikat di planet gas raksasa jauh yang disebut WASP-17b.

“Kami mengetahui dari pengamatan [Teleskop Luar Angkasa] Hubble bahwa pasti ada aerosol berupa partikel kecil yang membentuk awan atau kabut, di atmosfer WASP-17b,” kata Daniel Grant dari Universitas Bristol di Inggris dan pemimpin studi baru mengenai penemuan tersebut sebagaimana dikutip dari Space pekan lalu. Namun para peneliti tidak menyangka bahwa partikel tersebut terbuat dari kuarsa.

Kuarsa adalah salah satu bentuk silikat, yaitu mineral yang kaya akan silika dan oksigen. Silikat sangat umum ditemukan. Semua benda batuan di tata surya terbuat dari silikat, dan silikat sebelumnya telah terdeteksi di atmosfer eksoplanet Jupiter yang panas. Namun, dalam kasus tersebut kristal olivin dan piroksen lebih kompleks dan kaya magnesium.

“Kami sepenuhnya berharap untuk melihat magnesium silikat,” kata Hannah Wakeford dari Bristol. “Tapi yang kami lihat kemungkinan besar adalah bahan penyusunnya, yaitu partikel benih kecil yang diperlukan untuk membentuk butiran silikat yang lebih besar yang kita temukan di planet ekstrasurya yang lebih dingin dan katai coklat.”

Sekilas planet WASP-17b

Planet mengorbit setiap 3,7 hari pada jarak hanya 7,8 juta kilometer dari bintangnya, yang berjarak 1.300 tahun cahaya dari Bumi. WASP-17b sangat dekat dengan induk bintangnya sehingga suhu siang hari mencapai 1.500 derajat Celcius. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena atmosfer di planet ekstrasurya ini begitu panas, luas planet sebenarnya telah meluas menjadi sekitar 285.000 kilometer, yang dua kali diameter Jupiter. meskipun WASP-17b hanya memiliki sekitar setengah massa keseluruhan Jupiter. WASP-17b adalah salah satu planet "paling bengkak" yang pernah diketahui — dan atmosfernya yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop Luar Angkasa James Webb.

Pada penelitian ini, Grant dan rekan astronom lainnya mengamati WASP-17b melintasi bintangnya menggunakan Instrumen Inframerah Tengah (MIRI) JWST. Saat planet ekstrasurya bergerak di depan bintangnya dari sudut pandang JWST, MIRI mendeteksi cahaya bintang yang terhalang oleh planet bengkak itu sendiri, namun sebagian diserap oleh atmosfer dunia. Pengukuran tersebut menghasilkan apa yang disebut spektrum transmisi, di mana panjang gelombang tertentu dihalangi oleh molekul atmosfer tertentu.

Grant menjelaskan bagaimana kristal silikat pertama kali tertanam di atmosfer planet. “WASP-17b sangat panas dan tekanan di mana kristal kuarsa terbentuk di atmosfer tinggi hanya sekitar seperseribu dari apa yang kita alami di permukaan bumi,” katanya. Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, kristal padat dapat terbentuk langsung dari gas, tanpa melalui fase cair terlebih dahulu.

Temuan ini dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters. Jurnal setebal 15 halaman itu terbit pada 20 Oktober 2023.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

27 Januari 2024

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

Pembangunan Observatorium Timau dirintis sejak 2017.


Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Tertua di Alam Semesta yang Terlihat

20 Desember 2023

Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Tertua di Alam Semesta yang Terlihat

Para astronom meyakini lubang hitam lahir dari runtuhnya bintang-bintang raksasa.


Teleskop James Webb Tampilkan Uranus dengan 13 Cincin dan Sembilan Bulan

19 Desember 2023

Gambar Uranus dari NIRCam pada Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA menunjukkan 9 dari 27 bulan di planet ini. Searah jarum jam mulai dari jam 2, yaitu Rosalind, Puck, Belinda, Desdemona, Cressida, Bianca, Portia, Juliet, dan Perdita. (NASA, ESA, CSA, STScI)
Teleskop James Webb Tampilkan Uranus dengan 13 Cincin dan Sembilan Bulan

Gambar dari Teleskop James Webb menunjukkan sembilan dari 27 bulan Uranus.


Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

7 November 2023

Tim peneliti NASA berhasil menemukan tanda-tanda lubang hitam yang sedang berkembang hanya 470 juta tahun pascaperistiwa Dentuman Besar (Big Bang). (NASA)
Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

Lubang hitam tersebut berada pada tahap awal pertumbuhan yang belum pernah disaksikan sebelumnya.


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.


Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

2 November 2023

Dua bintik hitam besar di matahari, yang dikenal sebagai sunspots (bintik matahari), muncul pada bulan Februari 2013, dan masing-masing seluas enam kalli Bumi. Kredit: NASA/SDO/AIA/HMI/Goddard Space Flight Center
Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Rho Coronae Borealis adalah bintang katai deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi.


Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

26 September 2023

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

Pemasangan cermin teleskop Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum rampung.


Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

25 September 2023

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.


Peserta OSN Berbagi Cerita Seru Astronomi, Amati Konjungsi Saturnus dan Super Blue Moon

3 September 2023

Suasana pengamatan Super Blue Moon di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 30 Agustus 2023. Foto: Tempo/Maria Fransisca Lahur
Peserta OSN Berbagi Cerita Seru Astronomi, Amati Konjungsi Saturnus dan Super Blue Moon

Peserta OSN 2023 berbagi cerita kegemarannya terhadap bidang astronomi.


Besok Ada Fenomena Alam Super Blue Moon, Planetarium Ajak Warga Menonton dan Diskusi

29 Agustus 2023

Kemilau Super blue blood moon yang terlihat jelas di Michmoret, Israel, 31 Januari 2018. (AP Photo/Ariel Schalit)
Besok Ada Fenomena Alam Super Blue Moon, Planetarium Ajak Warga Menonton dan Diskusi

Fenomena alam super blue moon bakal terjadi besok, Rabu, 30 Agustus 2023.