Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Dua bintik hitam besar di matahari, yang dikenal sebagai sunspots (bintik matahari), muncul pada bulan Februari 2013, dan masing-masing seluas enam kalli Bumi. Kredit: NASA/SDO/AIA/HMI/Goddard Space Flight Center
Dua bintik hitam besar di matahari, yang dikenal sebagai sunspots (bintik matahari), muncul pada bulan Februari 2013, dan masing-masing seluas enam kalli Bumi. Kredit: NASA/SDO/AIA/HMI/Goddard Space Flight Center
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMatahari kita diperkirakan akan membesar hingga 1.000 kali lipat ukurannya pada tahap-tahap terakhir kehidupannya, dan melenyapkan Bumi dalam sekejap. Sebuah bintang yang jauh, Rho Coronea Borealis, akan memperlihatkan peristiwa bencana tersebut.

Perhitungan matematis baru dari Rho Coronea Borealis, yang terletak di zona layak huni yang berjarak 57 tahun cahaya, mengungkapkan bahwa ia mendekati akhir siklus hidupnya dan akan bertransisi menjadi raksasa merah dalam waktu sekitar satu miliar tahun.

Keempat planet yang diketahui mengorbit akan terkena dampak atmosfer bintang itu, sebagian akan menguap dan sebagian lainnya akan terkoyak.

Para ilmuwan pertama kali berteori bahwa nasib yang sama akan menimpa matahari kita sekitar tahun 1940an, namun menyimpulkan bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi dalam lima miliar tahun ke depan.

“Kami menunjukkan bahwa tiga planet bagian dalam (e, b, dan c) ditelan selama fase raksasa merah dan cabang raksasa asimtotik, kemungkinan besar menghancurkan planet-planet tersebut melalui penguapan atau gangguan pasang surut,” demikian bunyi penelitian yang dipublikasikan di arXiv, sebagaimana dikutip Daily Mail, 1 November 2023.

Keempat planet yang diketahui mengorbit akan terkena dampak atmosfer bintang, sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan terkoyak. (Kane)

Rho Coronae Borealis adalah bintang kerdil deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi, 1,3 kali radiusnya, dan 1,7 kali luminositasnya. Namun usia Rho Coronae Borealis dua kali lebih tua dari matahari kita, yakni 4,6 miliar tahun.

Satu-satunya penulis makalah baru ini adalah Stephen R. Kane, dari Departemen Ilmu Bumi dan Planet, Universitas California, Riverside, yang ingin melihat apa yang terjadi pada exoplanet yang mengorbit erat sebuah bintang setelah ia mengembang, Universe Today melaporkan.

Kane menggunakan model evolusi bintang untuk mengamati efek ketika bintang bertransisi menjadi raksasa gas. Model evolusi bintang adalah model matematika yang dapat digunakan untuk menghitung fase evolusi sebuah bintang mulai dari pembentukannya hingga menjadi sisa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kane menulis bahwa dia dan timnya melapisi sifat-sifat bintang yang berevolusi dengan orbit planet. Ketiga planet tersebut setidaknya seukuran Bumi, dengan dua planet terdalam lebih dekat ke bintang daripada Merkurius.

Model tersebut memperkirakan bintang tersebut akan menjadi raksasa merah pada 11,5874 Gyrs- satu Gyrs sama dengan satu miliar tahun. Dan planet e, b, dan c ditelan oleh bintang tersebut pada usia bintang 11,5630, 11,5785, dan 11,5846 Gyrs. “Pada titik mana bintang meliputi semua planet kecuali planet terluar, d,” demikian bunyi penelitian tersebut.

“Pada 11,7088 Gyrs, bintang tersebut menelan planet d lagi. Meskipun semua planet akan memasuki atmosfer bintang Rho CrB, prognosis masing-masing planet sangat bervariasi," jelas Kane.

Ilmuwan yakin Planet e bersifat terestrial dan akan menguap seketika. Planet b lebih besar dari Jupiter dan akan lepas kendali saat matahari mengembang sehingga menimbulkan efek riak ke Planet c. Dan Planet d kemudian akan ditelan, tetapi Kane mencatat dalam penelitiannya bahwa dunia bisa saja didorong ke orbit lain.

“Evolusi bintang melalui perkembangannya di deret utama, ekspansi menjadi bintang raksasa, dan kemudian kontraksi terakhir menjadi kerdil putih, mempunyai konsekuensi besar bagi planet yang mengorbit,” tulis Kane.

“Mengingat massa dan sumbu semimayor dari empat planet yang diketahui, kami memperkirakan bahwa planet e akan menguap di dalam atmosfer bintang, planet b akan berada dalam spiral dan mengalami gangguan pasang surut, yang berpotensi semakin menggembungkan bintang, dan planet c akan menguap di dalam atmosfer bintang itu.”

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

6 hari lalu

Ilustrasi Selamatkan Dunia dari Sampah Plastik. shutterstock.com
8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.


Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

20 hari lalu

Pesawat jet riset WB-57 milik NASA. Foto: NASA
Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.


Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

20 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.


Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

21 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.


Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

21 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

24 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

30 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.


Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

38 hari lalu

Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.
Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

Umat Islam yang tinggal di negara-negara belahan bumi bagian utara harus berpuasa relatif lebih lama daripada bumi bagian selatan.


Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

40 hari lalu

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.


SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

41 hari lalu

Pesawat ruang angkasa SpaceVIP yang akan membawa enam penumpang makan di atmosfer Bumi (Instagram/@restaurantalchemist)
SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

Bukan hanya perjalanan ke ruang angkasa yang spesial, makanan yang disajikan pun istimewa hasil kolaborasi dengan chef restoran Bintang Michelin.