TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Didi Satiadi menjelaskan mengapa hujan yang baru tiba di Jakarta dan sekitarnya langsung mengakibatkan banjir. Bahkan, hujan deras beberapa hari ini mengakibatkan pohon tumbang di Tangerang, dan daerah lain.
“Banjir itu akibat hujan yang cukup deras, yang terjadi sejak sehari sebelumnya. Ada juga kemungkinan limpasan air dari Bogor,” kata Didi Satiadi, Selasa 7 November 2023.
Didi menyatakan, berdasarkan hasil penelitian BRIN, saat ini wilayah Pulau Jawa umumnya sedang mengalami masa peralihan musim, dari musim kemarau ke musim hujan. Peralihan ini dikenal sebagai musim pancaroba.
Menurut dia, pada musim pancaroba, angin monsun Australia yang kering biasanya mulai melemah, sementara angin monsun Asia yang basah baru saja mulai menguat. Pertemuan antara angin monsun Asia dan Australia itu dapat menimbulkan perlambatan angin dan arah angin yang cenderung berubah-ubah.
Dalam kondisi itu, kata dia, pemanasan lokal pada siang hari biasanya menjadi lebih dominan. Inilah yang mendorong proses konveksi yang kuat, pertumbuhan awan yang cepat, dan hujan yang cukup intens pada sore hari. Bahkan, kata dia, kadang-kadang dalam kondisi yang ekstrem dapat disertai terjadinya petir, hujan es, dan angin kencang atau puting beliung.
Dengan demikian, musim pancaroba biasanya ditandai dengan menguatnya siklus harian dan perubahan cuaca yang cepat. Misalnya, cuaca cenderung panas pada siang hari, kemudian hujan deras pada sore hari apabila tersedia uap air yang cukup.
“Pada masa pancaroba, potensi kejadian ekstrem juga meningkat, termasuk angin kencang yang dapat menumbangkan pepohonan,” ujar Didi Setiadi.
Perihal banjir di wilayah sekitar Jakarta dan Bekasi pada tanggal 5 November 2023, Didi menjelaskan bahwa pada sore hari sebelumnya terjadi konvergensi angin laut yang kuat di atas wilayah sekitar Bogor. "Ini menimbulkan pertumbuhan awan yang sangat cepat," katanya.
Selain itu, Didi Satiadi memaparkan beberapa faktor penyebab banjir di suatu tempat, seperti curah hujan yang tinggi, kondisi geografis, luapan air sungai, dan kondisi lingkungan. “Karena debit air yang tinggi cenderung lebih sulit diserap lingkungan sehingga menyebabkan banjir atau banjir bandang,” kata Didi.
ADVIST KHOIRUNIKMAH
Pilihan Editor: Pembatasan X oleh Elon Musk Merugikan, Serangan Hamas & Israel Tak Bisa Diurai
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.