TEMPO.CO, Jakarta - Seleksi kompetensi dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (SKD CPNS) Kementerian Hukum dan Hak Manusia Jawa Timur diwarnai dengan penemuan barang-barang di luar persyaratan yang boleh dibawa oleh peserta. Dari hasil penggeledahan peserta seleksi terdapat sejumlah peserta yang ditemukan membawa jimat.
Jimat atau rajah yang dibawa oleh beberapa peserta di antaranya batu yang dibalut dengan kain berwarna putih kertas bertuliskan rajah arab, daun kering, garam, hingga bunga kantil. Dosen Fakultas Agama Islam UM Surabaya Febriyanto Firman Wijaya mengatakan definisi jimat, dalam konteks keberuntungan, dapat diartikan sebagai benda yang diyakini membawa keberuntungan atau melindungi pemiliknya dari malapetaka. Sedangkan mitos keberuntungan, kata dia, juga mencakup keyakinan pada praktik tertentu atau tindakan yang diyakini dapat membawa keberuntungan.
Adapun beberapa ahli meyakini bahwa efek keberuntungan dari jimat dan mitos lebih bersifat psikologis dan terkait dengan kepercayaan individu. Hal itu, kata dia, karena tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa benda-benda tertentu memiliki kekuatan magis yang dapat mempengaruhi keberuntungan seseorang.
“Beberapa individu mungkin merasakan manfaat psikologis dari keyakinan ini, para ahli berpendapat bahwa keberuntungan yang sebenarnya lebih banyak terkait dengan faktor kebetulan dan tindakan konkret yang diambil seseorang,”ujar Febriyanto dilansir dari situs Universitas Muhammadiyah Surabaya pada Selasa, 14 November 2023.
Riyan mengatakan sebagai masyarakat yang semakin maju, penting untuk tetap membuka pikiran terhadap pengetahuan ilmiah dan kritis terhadap keyakinan tradisional.
Meskipun jimat dan mitos keberuntungan dapat memberikan kenyamanan atau keyakinan pribadi, kata dia, perlu dipahami bahwa keberuntungan sejati seringkali merupakan hasil dari usaha, keahlian, dan keputusan yang bijaksana.
Pilihan Editor: Rektor Kampus Ini Dukung Fatwa MUI Boikot Produk Israel, Ajak Warga Kampus Patuh