TEMPO.CO, Jakarta - Dosen program studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), Aulia Qisthi, meraih penghargaan Best Paper Award pada ajang “The Minerals, Metals, and Materials Society’s (TMS) Light Metals and Extraction and Processing Divisions 2024”. Penganugerahan akan dilakukan secara langsung pada acara “The TMS 2024 Annual Meeting and Exhibition” di Orlando, Florida, Amerika Serikat pada Maret 2024 mendatang.
Aulia memperoleh penghargaan tersebut berkat risetnya yang berjudul Penilaian Jejak Karbon terhadap Proses Daur Ulang Limbah PCB melalui Rute Peleburan Tembaga di Australia. Ia mengkaji kondisi terkini pengelolaan limbah elektronik papan sirkuit cetak (PCB) di Australia, serta potensi pengurangan emisi karbon dari sumber energi terbarukan selama proses daur ulang. Penelitian tersebut dimulai saat ia masih menjalani program doktor di Swinburne University of Technology.
Melalui kolaborasi dengan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, riset yang dikerjakan Aulia mencerminkan penelitian multidisiplin antara akademia dan industri. Beberapa ahli yang terlibat, antara lain Agung Yoga Sembada (Swinburne’s School of Business), M. Akbar Rhamdani dan Kwong Ming Tse (Swinburne’s School of Engineering), serta Nawshad Haque (Ketua Riset Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), Australia Divisi Mineral).
Menurut Aulia, limbah elektronik merupakan salah satu limbah terbanyak di Australia. Tingginya potensi nilai logam mulia dalam limbah elektronik menjadi faktor pendorong pertumbuhan fasilitas proses daur ulang limbah elektronik di Australia.
“Analisis awal dampak lingkungan menggunakan jejak karbon sebagai indikator utama untuk menganalisis fasilitas pengolahan limbah PCB yang komprehensif di Australia dilakukan dan dipaparkan dalam penelitian ini," ujar Aulia dilansir dari situs UI pada Selasa, 29 November 2023.
Aulia mengatakan dia mengkaji situasi pengelolaan limbah PCB berdasarkan tiga skenario berbeda, yaitu daur ulang limbah PCB di fasilitas skala kecil, daur ulang limbah PCB yang terintegrasi dengan industri, dan daur ulang limbah PCB di fasilitas daur ulang yang terpusat dan besar.
Ia menambahkan bahwa total jejak karbon pada skenario tersebut diperkirakan berada pada kisaran 1,96–3,76 (kg CO2-eq/kg Cu). Pengurangan emisi karbon sebesar 18–31 persen diperkirakan terjadi ketika sumber energi terbarukan digunakan untuk memasok listrik untuk proses tersebut. Aulia berharap penelitiannya tersebut dapat dikembangkan untuk analisa jejak karbon dalam pengembangan fasilitas proses daur ulang limbah PCB di Indonesia.
Atas prestasi Aulia tersebut, Dekan FTUI, Heri Hermansyah, menyampaikan, “Kolaborasi lintas disiplin ini adalah bukti bahwa berbagai permasalahan yang ada memang perlu ditangani bersama agar cepat teratasi. Berbagai permasalahan yang ada saat ini semakin kompleks, sehingga memerlukan kolaborasi lintas disiplin agar menghasilkan solusi yang unggul dan berdampak positif bagi masyarakat.”
Penghargaan TMS adalah penghargaan tahunan yang diselenggarakan oleh asosiasi profesional terkemuka yang menghubungkan ilmuwan dan insinyur mineral, logam, dan material yang bekerja di bidang industri, akademisi, dan pemerintahan seluruh dunia.
Asosiasi ini merupakan yang terbesar dan tertua untuk seluruh bidang teknik material, mulai dari pemrosesan mineral dan produksi logam primer, hingga penelitian dasar dan aplikasi material tingkat lanjut. Pameran TMS kali ini akan mempertemukan lebih dari 4.000 insinyur, ilmuwan, pebisnis, dan profesional di bidang mineral, logam, dan material.
Pilihan Editor: Cara Cek Status Penerima KJP Plus lewat HP untuk Siswa SD, SMP, dan SMA