Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ciri-Ciri Nyamuk Wolbachia yang Diklaim Bisa Cegah Penularan DBD

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Nyamuk Anopheles (Pixnio.com)
Nyamuk Anopheles (Pixnio.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menebar jentik nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia di lima kota guna menurunkan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kelima kota tersebut meliputi Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang. Hal itu sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Implementasi Pilot Project sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue. 

Penebaran jentik nyamuk oleh Kemenkes telah dilakukan di tiga kota pertama. Selain itu, di kota lain, seperti Denpasar juga akan dilakukan hal yang sama, tetapi melalui kerja sama dengan organisasi internasional, World Mosquito Program (WMP). 

“Ini adalah kota-kota yang telah dilaksanakan program penebaran jentik oleh Kemenkes, kecuali Denpasar yang dilakukan oleh lembaga internasional,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa, 7 November 2023, dikutip dari Antara

Lantas, bagaimana karakteristik nyamuk dengan wolbachia? 

Ciri-Ciri Nyamuk Wolbachia

Budi menjelaskan, program penebaran jentik merupakan metode baru yang diterapkan di dunia. Adapun metode yang dimaksud ialah mengawinkan nyamuk Aedes aegypti dengan yang sudah diberikan bakteri wolbachia. 

“Ini manajemen vektornya agak lucu, kita mesti beternak nyamuk terlebih dahulu. Untuk itu, kita bekerja sama dengan UGM (Universitas Gadjah Mada) yang telah membuat teknologi untuk memperbanyak nyamuk,” ucap dia. 

Melansir situs Sehat Negeriku Sehatlah Bangsaku Kemenkes, wolbachia diklaim mampu melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga tidak bisa menular ke dalam tubuh manusia. 

Apabila Aedes aegypti jantan mengandung wolbachia dilepasliarkan dan kawin dengan nyamuk betina liar, maka nyamuk betina tersebut bertelur tetapi tidak menetas. Selanjutnya, jika nyamuk jantan ber-wolbachia dan nyamuk betina mengandung bakteri wolbachia kawin, maka akan memproduksi nyamuk yang tidak dapat menularkan virus dengue penyebab DBD. 

Terakhir, apabila nyamuk betina berisi bakteri wolbachia dilepaskan dan kawin dengan nyamuk jantan di alam, maka telur yang dihasilkan dapat menetaskan anak-anak nyamuk tanpa virus dengue. 

Dikutip laman Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, berikut ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti.

- Warna hitam dengan bercak putih pada tubuh dan kaki.

- Hidup dan berkembang biak di dalam rumah dan sekitarnya.

- Hidup pada pakaian yang tergantung, tirai, serta di lokasi yang gelap dan lembab.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Menggigit di pagi hari pukul 09.00-10.00 sampai petang pukul 16.00-17.00.

- Tempat perlindungan di genangan air yang tidak berhubungan dengan tanah, seperti bak mandi, drum, ban bekas, genteng, dan vas bunga. 

Gejala Demam Berdarah

Sementara itu, tanda-tanda tubuh manusia terinfeksi virus dengue penyebab DBD adalah sebagai berikut.

- Panas tinggi selama 2-17 hari.

- Pusing.

- Nyeri pada bola mata, sendi, dan otot.

- Pendarahan yang ditandai dengan bintik-bintik merah di kulit.

- Mimisan, muntah darah, gusi berdarah, hingga buang air besar (BAB) disertai darah.

- Tanda-tanda syok, seperti kulit dingin dan basah, lemah, hingga tidak sadar.

- Pola demam pada DBD yang terdiri dari dari fase awal (panas selama 2-4 hari), fase kritis (suhu tubuh menurun seolah sembuh), dan fase penyembuhan (suhu tubuh kembali meningkat). 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Pilihan Editor: Setahun ChatGPT: Pertumbuhan yang Cepat hingga Kontroversinya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

1 hari lalu

Pelaksanaan International Arbovirus Summit 2024/Takeda
5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD


Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.


5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

1 hari lalu

Seorang siswa menjawab modul pembelajarannya setelah penangguhan kelas tatap muka, di toko kosong milik keluarganya, di Manila, Filipina, 26 April 2024. REUTERS/Lisa Marie David
5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.


Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Ilustrasi - Ventilator rumah sakit. (ANTARA/Shutterstock/am)
Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.


1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

4 hari lalu

Ilustrasi ruang perawatan di rumah sakit.
1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.


Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

5 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

5 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

7 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

7 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

9 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.