TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran. Data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG menyebut terjadi beberapa kali luncuran awan panas pada Jumat, 8 Desember 2023 siang.
Awan panas disebut juga dengan wedus gembel, adalah arus gas dan material piroklastik bersuhu tinggi yang bergerak sangat cepat. Fenomena ini biasanya mengalir dengan kecepatan tinggi di sepanjang lembah gunung api dengan kecepatan rata-rata 100 kilometer per jam.
Pantauan arah angin saat kejadian berlangsung, mengarah ke utara. Di sekitar lokasi kejadian juga sedang turun hujan dengan intensitas tinggi. Terutama di wilayah puncak Gunung Merapi dan sekitarnya.
Hasil perekaman data seismogram BPPTKG, luncuran awan panas di Gunung Merapi terjadi beberapa kali. Dimulai pada pukul 14.49 WIB dengan durasi 360 detik dan amplitudo maksimal 73 mm. Lalu berlanjut terus hingga pukul 15.48 WIB dengan durasi 123 detik. Adapun jarak luncur terdeteksi hingga 3.500 meter arah Barat Daya. Wilayah ini berada di dekat Kali Krasak, Jawa Tengah.
"BPPTKG juga mengonfirmasikan awan panas terpantau di dua pos pengamatan, yakni Pos Jurangjero dan Pos Babadan. Akan tetapi visual sedikit terhalang oleh kabut tebal," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dari keterangan resminya.
Abdul Muhari menyampaikan, keadaan di lokasi saat ini sedang hujan dan membawa abu vulkanik sampai ke wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten di Kabupaten Magelang. Selain itu, juga Desa Stabelan, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Tlogolele, Kabupaten Boyolali.
Tim Pos Babadan Gunung Merapi, Yulianto mengatakan, visual sementara pasca APG Gunung Merapi tertutup kabut. Namun memang terpantau ada awan panas di Gunung Merapi. "Hujan abu campur air terjadi di Desa Krinjing, Desa Paten, Desa Tlogolele, Desa Klakah," katanya dari keterangan resmi yang diterima Tempo.
BPBD Boyolali dan Magelang Siaga
Upaya penanganan darurat dan kaji cepat, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali, Suratno, telah memerintahkan anggotanya untuk menuju ke lokasi terdampak. Ia juga berpesan kepada petugas di lapangan supaya waspada dan menjaga keselamatan karena terjadi awan panas dibarengi hujan dalam waktu bersamaan.
"Tim yang bergerak kami upayakan agar memperhatikan keselamatan, mengingat saat ini sedang terjadi hujan dan awan panas masih berlangsung. Kalau tidak memungkinkan ya sudah. Kita tunda namun tetap memonitor laporan dari tim TSD," kata Suratno.
Selain Boyolali, BPBD Magelang juga turut meninjau lokasi terjadinya bencana awan panas Kepala Pelaksana BPBD Magelang Edi Wasito mengaku telah bersiaga dan menginstruksikan anggotanya untuk berada di sejumlah titik yang dinilai rawan dan berpotensi terdampak paling parah. "Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah stand by di sejumlah lokasi," ujar Edi Wasito di rilis BNPB.
Pilihan Editor: KBRI Berlin Bicara Soal Ferienjob di Jerman: Kesempatan Kerja, Bukan Program Magang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.