Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kritik COP28 oleh WRI Indonesia, Global Stocktake Jadi Isu Utama

image-gnews
An activist holds a sign, at a protest during the Global Day of Action for Climate Justice, coinciding with COP28, in Edinburgh, Scotland, Britain, December 9, 2023. REUTERS/Lesley Martin
An activist holds a sign, at a protest during the Global Day of Action for Climate Justice, coinciding with COP28, in Edinburgh, Scotland, Britain, December 9, 2023. REUTERS/Lesley Martin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - World Resources Institute atau WRI mengadakan media briefing merespons hasil COP28 untuk Indonesia dan dunia. Kegiatan ini dilaksanakan WRI di Jakarta dengan mengundang para pakar di bidangnya, Jumat 15 Desember 2023.

Deputi Direktur AFOLU WRI Indonesia, Toni Haryadi mengatakan, keberhasilan COP28 tergantung pada hasil pertemuan dan komitmen para petinggi negara terhadap penanganan krisis iklim. Salah satunya adalah global stocktake.

Toni menuturkan, global stocktake adalah proses partisipatif yang terbuka, inklusif dan transparan, sesuai kesepakatan negara-negara untuk penanganan iklim. Proses global stocktake dalam Perjanjian Paris dirancang untuk mengevaluasi tanggapan global pada krisis iklim setiap lima tahun.

Stocktake perdana dijadwalkan semestinya di COP28 di Dubai Desember 2023, cara kerjanya menurut Toni dengan mengevaluasi kemajuan dunia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, membangun ketahanan terhadap dampak iklim dan mendapatkan pendanaan serta dukungan untuk mengatasi krisis iklim.

Berdasarkan target pencapaian COP28 di bagian global stocktake ini, kata Toni, artinya Indonesia harus bisa memastikan pendanaan iklim internasional terwujud sebesar 100 miliar dolar per tahun dari negara-negara maju. Selanjutnya, ada transisi energi yang akselerasi dengan memanfaatkan 716 miliar dolar dari inisiatif ICTP.

"Selanjutnya juga tentang memperkuat tiga hutan tropis yang ada di dunia, di antaranya di Brazil, DRC (Kongo) dan Indonesia. Untuk memastikan perekonomian baru negara-negara maju dan kolaborasi lintas negara," kata Toni saat diskusi berlangsung.

Walakin semua target yang harus dicapai di COP28 di bagian global stocktake tampak belum berjalan dengan maksimal. Sebab, ia menilai bahwa ambisi dari setiap negara masih ada dan tidak sejalan dengan cita-cita Perjanjian Paris 2015 lalu.

Padahal COP28 diharapkan bisa menjadi momen penting untuk memperbaiki arah krisis iklim yang terjadi di belahan negara di dunia ini. Salah satunya mencapai global stocktake untuk terealisasinya enam sektor, seperti mitigasi, adaptasi, sarana implementasi, penanganan kerugian dan kerusakan, tindakan tanggap darurat dan kerja sama internasional.

Climate Manager WRI Indonesia, Egi Suarga menyampaikan, hasil asesmen global stocktake telah dirilis. Dari penilaian tersebut, Indonesia tidak bisa mencapai target pada Perjanjian Paris 2015 dan perlu mengejar ketertinggalannya. "Ketertinggalan ini di bagian mitigasi, respons message dan international corporation. Hal ini menjadi pendorong pula untuk ENDC di 2040," kata Egi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menerangkan, aspek mitigasi yang diharapkan dari COP28 tidak sejalan lagi dengan Perjanjian Paris 2015. Ada pembatas yang masih terpasang di tiap-tiap negara dan tidak mencapai kesepakatan untuk mengurangi emisi di 2030. "Seharusnya, untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius, secara cepat harus terjadi sebesar 43 persen pada tahun 2030, 60 persen pada 2035 dan emisi CO2 bersih pada tahun 2050," ucap Egi.

Lebih lanjut, kata Egi, hanya 52 negara yang menyampaikan rencana adaptasi nasional mereka. Indonesia tidak masuk ke daftar negara yang ikut andil di rencana adaptasi nasional ini. Sementara untuk menyampaikan komunikasi adaptasi baru 62 negara.

Kondisi seperti ini makin rumit, ditambah menurut Egi rata-rata sepertiga penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap layanan peringatan dini dan informasi iklim. Malahan, terdapat kesenjangan dalam implementasi, dukungan serta penilaian kolektif terhadap efektivitas adaptasi ini.

Melihat fenomena ini, Egi merekomendasikan para petinggi dunia yang terlibat dan memiliki tanggung jawab lebih terkait krisis iklim harus saling bantu dan mendorong transformasi multisektoral. Sebab, ada kebutuhan pendanaan yang besar. Dampak krisis iklim paling terasa oleh negara-negara berkembang di dunia, bukan negara maju.

Di lain sisi, menurut Egi, mengatasi krisis iklim juga tidak hanya bisa mengandalkan pendanaan dari negara maju, walaupun seharusnya mereka juga bertanggung jawab. Indonesia menurut Egi bisa membangun dan mengakses pendanaan sendiri dari berbagai sumber. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah sektor filantropi. "Tapi tetap mendorong negara maju memenuhi komitmen mereka," ujar Egi.

Pilihan Editor: Beda Gaya Komunikasi Politik Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Debat Capres Menurut Guru Besar UB

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mencoba Wellness Tourism di Dubai, Ada Spa ala Turki hingga Underwater Yoga

22 jam lalu

Atlantis the Palm Underwater Yoga, Dubai. (Dok. Istimwa)
Mencoba Wellness Tourism di Dubai, Ada Spa ala Turki hingga Underwater Yoga

Ada beberapa tempat untuk bersantai, memulihkan tenaga, dan bersenang-senang di Dubai, seperti spa mewah dan ret-ret wellness.


Bekasi Berinovasi Menembus Pasar Global

1 hari lalu

Penjabat Bupati Bekasi Dedy Supriyadi berkunjung ke salah satu UMKM lokal yang memproduksi Dodol Ceger di Desa Sukajaya Kecamatan Cibitung, pada Selasa, 03 September 2024. Dok. Pemkab Bekasi
Bekasi Berinovasi Menembus Pasar Global

Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kabupaten Bekasi terus berinovasi meningkatkan kualitas produknya. Memperluas pasar dengan memanfaatkan teknologi untuk menembus pasar global.


Permintaan Tamu Hotel yang Tidak Biasa, dari Mandi Air Evian hingga Jam Tangan Mewah

3 hari lalu

Ilustrasi Hotel (pixabay.com)
Permintaan Tamu Hotel yang Tidak Biasa, dari Mandi Air Evian hingga Jam Tangan Mewah

Pelaku bisnis perhotelan untuk memastikan kebutuhan tamu terpenuhi selama mereka menginap.


Viral Cokelat Batangan Berisi Knafeh dari Dubai, Berapa Harganya?

8 hari lalu

Can't Get Khafeh of It, cokelat batangan dari Dubai yang viral. (Fixchocolates.shop)
Viral Cokelat Batangan Berisi Knafeh dari Dubai, Berapa Harganya?

Cokelat batangan tersebut tersedia secara eksklusif di Dubai dan hanya dapat dipesan pada pukul 2 atau 5 sore waktu setempat.


CDC Afrika dan WHO Luncurkan Rencana Bersama Lawan Wabah Mpox

9 hari lalu

Nsimire Nakaziba, 34, mengobati ruam pada saudara perempuannya, Sifa Mwakasisi, 32, untuk meredakan rasa sakit di dalam tenda tempat dia menjalani perawatan melawan mpox di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Untuk menghadapi wabah cacar monyet, salah satu strategi efektif yang bisa diterapkan adalah peningkatan kesadaran diri serta isolasi bagi individu yang terinfeksi. REUTERS/Arlette Bashizi
CDC Afrika dan WHO Luncurkan Rencana Bersama Lawan Wabah Mpox

Inisiatif ini berfokus pada peningkatan pengawasan, diagnostik laboratorium, dan upaya vaksinasi untuk menekan penyebaran mpox


Kongo Terima Vaksin Cacar Monyet Tahap Pertama

12 hari lalu

Nsimire Nakaziba, 34, mengobati ruam pada saudara perempuannya, Sifa Mwakasisi, 32, untuk meredakan rasa sakit di dalam tenda tempat dia menjalani perawatan melawan mpox di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Untuk menghadapi wabah cacar monyet, salah satu strategi efektif yang bisa diterapkan adalah peningkatan kesadaran diri serta isolasi bagi individu yang terinfeksi. REUTERS/Arlette Bashizi
Kongo Terima Vaksin Cacar Monyet Tahap Pertama

Kongo telah menjadi episentrum wabah cacar monyet yang dinyatakan WHO sebagai darurat kesehatan dunia pada bulan lalu.


Kongo Beli 5 Unit Pesawat N219 Produksi PT Dirgantara Indonesia

13 hari lalu

Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan (kanan) dan CEO CEO Setdco Group, Setiawan Djody (kiri) sebagai end user Pemerintah Demokratik Republik Kongo, menandatangani kontrak  pembelian 5 unit pesawat N219. Penandatanganan kontrak jual beli itu disaksikan oleh Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa (tengah). (Foto: Dokumentasi Humas PT Dirgantara Indonesia).
Kongo Beli 5 Unit Pesawat N219 Produksi PT Dirgantara Indonesia

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menandatangani kontrak pembelian 5 unit pesawat N219 dengan Setdco Group untuk Pemerintah Demokratik Republik Kongo


UEA Desak Prancis Berikan Bantuan Konsuler bagi Pendiri Telegram Pavel Durov

20 hari lalu

Seorang peserta aksi unjuk rasa tunggal memperagakan plakat untuk menarik perhatian terhadap penangkapan Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi perpesanan Telegram, di dekat kedutaan Prancis di Moskow, Rusia, 25 Agustus 2024. Slogan pada plakat tersebut berbunyi:
UEA Desak Prancis Berikan Bantuan Konsuler bagi Pendiri Telegram Pavel Durov

Uni Emirat Arab secara resmi meminta agar Pemerintah Prancis memastikan pendiri Telegram Pavel Durov menerima semua layanan konsuler


CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap Prancis, Ini Alasannya

22 hari lalu

CEO Telegram, Pavel Durov. businessinsider.com
CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap Prancis, Ini Alasannya

Belum ada konfirmasi resmi dari aparat Prancis mengenai penangkapan CEO Telegram Pavel Durov


Daftar Negara dengan Kasus Cacar Monyet yang Telah Dikonfirmasi

23 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Daftar Negara dengan Kasus Cacar Monyet yang Telah Dikonfirmasi

WHO menyatakan cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global menyusul wabah infeksi virus di Republik Demokratik Kongo.