TEMPO.CO, Jakarta - Gejala gangguan kesehatan mental pada siswa harus menjadi perhatian setiap guru. Guru perlu melihat setiap perubahan yang terjadi pada siswa sehingga dapat melakukan pencegahan yang dapat berujung pada bunuh diri.
Hal tersebut disampaikan oleh psikolog dan dosen program studi psikologi dari Universitas Brawijaya Ulifa Rahma. “Penurunan prestasi akademik dan berkurangnya minat terhadap sekolah dan interaksi dengan guru dan teman juga harus diwaspadai,” ujarnya dalam webinar “Literasi Kesehatan Mental untuk Pencegahan Kasus Bunuh Diri pada Remaja”, Ahad, 17 Desember 2023.
Ulifa menyebut perencana bunuh diri biasanya sudah mempersiapkan surat wasiat dan memberikan barang-barang favoritnya. Mereka juga biasanya menulis atau menggambar tentang kematian atau bunuh diri, terutama bagi mereka yang sering kesulitan mengungkapkan emosi yang intens secara verbal.
Menurut Ulifa, anak yang pernah melakukan upaya bunuh diri juga lebih berisiko mengulangi upayanya. Guru juga perlu memerhatikan anak yang baru mengalami kehilangan atau kesedihan, seperti perceraian atau perselisihan keluarga, mengalami atau menyaksikan kekerasan.
“Sinyal-sinyal tersebut harus direspons secara serius dan matang. Jangan mengabaikan ancaman dari pelaku dengan menganggap hal tersebut hanya merupakan upaya untuk menarik perhatian," kata Ulifa.
Menurut Ulifa, guru bisa mengambil langkah dengan mengajukan pertanyaan spesifik terkait apa yang dirasakan dan memberikan empati saat pelaku mengalami krisis emosional. Jangan lupa berikan dukungan secara tepat agar anak dapat mengatasi perasaan dan pemicunya.
"Jika masih merasa kurang yakin, jangan menunggu lagi untuk merujuk kepada profesional (psikolog/psikiater),” kata Ulifa.
Di sisi lain, Ulifa menilai penting bagi masyarakat, termasuk kalangan remaja, orang tua dan guru untuk memahami kesadaran literasi kesehatan mental sebagai upaya preventif. Hal itu bertujuan agar individu mampu memiliki pengetahuan, keyakinan dan sikap untuk melakukan identifikasi faktor risiko atau penyebab, melakukan manajemen dan pencegahan masalah kesehatan mental.
Tanda yang perlu diwaspadai
Menurut Ulifa, ada beberapa tindakan atau respons yang dapat terlihat saat anak atau remaja mendapat serangan gangguan mental. Tanda itu antara lain menyakiti diri sendiri (self harm) seperti menyayat kulit, membakar bagian tubuh dan membenturkan bagian tubuh, terpikir untuk bunuh diri (suicide ideation), kecanduan game dan pornografi, kecanduan alkohol dan lain-lain.
Ulifa mengatakan self harm memang belum masuk dalam kategori percobaan bunuh diri, namun perilaku tersebut bisa berkembang menjadi bunuh diri. Beberapa gejala kecenderungan bunuh diri pada remaja yang harus segera direspons dengan tepat, seperti berbicara bahwa ia adalah beban bagi orang lain, menarik diri dari keluarga dan teman, menunjukkan kemarahan atau bicara mengenai keinginan untuk membalas dendam. Juga perasaan cemas atau agitasi, dan peningkatan frekuensi penggunaan alkohol bagi yang sudah menjadi pecandu.
Pendiri Rumah Guru BK Ana Susanti mengatakan sejumlah faktor yang bisa menjadi penyebab masalah kesehatan mental pada remaja, yaitu tekanan akademik, pergeseran sosial, pengaruh media sosial dan totalitas harapan yang tinggi dari orang tua atau keluarga. Ia pun mengingatkan mengenai empat tanda yang dicermati pada remaja yang mengalami masalah gangguan kesehatan mental, yaitu perubahan suasana hati secara drastis, perubahan pola tidur dan pola makan, menurunnya minat dan energi, serta perubahan perilaku secara drastis termasuk penarikan diri dan perilaku merusak.
Catatan Redaksi:
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS.
Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.
Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293
Pilihan Editor: Isu Perundungan dan Kesehatan Mental, Kemendikbud Minta Siswa Lakukan Ini