4. Dongfeng-17 Cina
Seperti Rusia, Cina berambisi mengembangkan senjata hipersonik. Satu yang paling signifikan adalah rudal hipersonik DF-ZF yang diangkut roket 'pembunuh kapal induk' DF-17. Roket ini memiliki ukuran 20 kali Harpoon, rudal anti-kapal milik Amerika.
Tidak seperti kebanyakan rudal balistik, DF-17 punya trayek lurus. Roket menjelajah relatif rendah--di bawah 60 ribu kaki--membuatnya sulit dideteksi dari jauh. DF-ZF kemudian dilepas dan melayang menuju target dengan kecepatan di atas Mach 5.
Tentara Pembebasan Rakyat Cina meluncurkan rudal hipersonik jarak menengah Dongfeng-17 (DF-17) yang dipersenjatai dengan Kendaraan Glide Hipersonik DF-ZF, 120 km dari Taiwan. Peluncuran ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan kunjungan yang diharapkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Foto : Twitter
5. Xingkong-2 Cina
Pada 2018, Cina mengklaim telah sukses menguji rudal hipersonik yang unik. Mirip Zircon dari Rusia, Xingkong-2 menggunakan mesin scramjet, dan rudal ini mempunyai bayangan sebuah pesawat siluman. Tapi bukannya sayap, yang ada pada rudal ini adalah sebuah 'wave rider'.
Rudal disebutkan efektif menjelajah di atas hypersonic shockwave-nya sendiri, membangkitkan daya angkat tanpa menambah gaya gesek seperti halnya jika menggunakan sayap. AS pernah menguji desain yang sama pada eksperimen X-51 dari 2005 sampai 2011, tapi tak pernah memproduksi senjata yang bisa digunakan.
Mesin scramjet dan desain wave-riding Xingkong seharusnya membuat rudal hipersonik Xingkong-2 sangat lincah dalam daya jangkau yang jauh, potensial sampai antarbenua. Tapi, meski sukses uji coba, kebanyakan analis memperkirakan senjata hipersonik ini masih bertahun-tahun ke depan sebelum bisa digunakan.
6. WZ-8 Cina
Cina mengungkap proyek hipersonik ambisius lainnya pada 2019. Dikenal sebagai WZ-8, drone pengintai nirawak ini diyakini satu-satunya pesawat hipersonik di dunia saat ini.
WZ-8 mirip drone D-21 Amerika yang memiliki spesifikasi peluncuran dari udara dan mampu melesat lebih dari Mach 3. WZ-8 dibawa terbang pesawat seperti H-6K, sebuah bomber bermesin kembar yang telah digunakan Cina sejak 1969.
Setelah dilepaskan dari pesawat yang membawanya, WZ-8 menyalakan motor roketnya dan menjelajah di ketinggian lebih dari 80 ribu kaki dengan kecepatan sekitar Mach 7 sebelum kembali. WZ adalah singkatan dari Wu Zhen, atau "tak terdeteksi' atau siluman.
Seperti SR-71 yang sudah ada sebelumnya, kecepatan dan ketinggian terbang WZ memungkinkannya melampaui rudal darat-ke-udara, sehingga memampukannya sebagai drone mata-mata. Sebagian analis menduga Cina menambahkan WZ-8 dengan sebuah hulu ledak untuk sebuah serangan kejutan.
POPULAR MECHANICS
Pilihan Editor: BRIN Uji Coba Observatorium Timau Paling Lambat Pertengahan Tahun Ini