1. Kh-47M2 Kinzhal Rusia
Kinzhal adalah sebuah versi modifikasi dari Iskander, rudal balistik Rusia yang diluncurkan dari permukaan daratan. Bedanya, Kinzhal mempunyai sistem penuntun dan aerodinamika yang memberikannya kemampuan bermanuver lebih tinggi.
Pengembangan di bagian ekor dan siripnya memungkinkan Kinzhal untuk menghindar dari pertahanan udara, termasuk dari rudal darat-ke-udara Patriot milik Amerika Serikat. Melesat hampir Mach 5, Kinzhal dapat mengangkut hulu ledak konvensional hingga 550 kilogram, atau nuklir sampai 500 kiloton.
Rusia kelihatannya ingin memamerkan kemampuan rudalnya ini dengan secara reguler menembakkannya ke Ukraina. Rusia menggunakan hulu ledak konvensional.
Tapi, sejauh ini efeknya tidak seperti yang diperkirakan. Pada Mei 2023 lalu, sebuah sistem rudal Patriot berhasil mencegat rudal Kizhal untuk pertama kalinya. Sejak itu Ukraina mengklaim telah melumpuhkan sejumlah Kizhal.
Sebagian analis pertahanan kemudian menilai Kinzhal “quasi-ballistic,” karena menduga kemampuan manuvernya tak setinggi yang diklaim Rusia.
2. 3M22 Zircon Rusia
Ini adalah senjata hipersonik pertama yang akan meluncur sepenuhnya dengan sistem propulsi sendiri. Tidak seperti Kinzhal yang menunggang rudal konvensional, Zircon atau tsirkon dibuat Rusia menggunakan mesin ramjet pembakaran supersonik untuk mencapai kecepatan hingga Mach 9.
Tidak pula seperti roket yang didorong oleh campuran bahan bakar dan oxidizer, mesin pada Zircon mengisap dan meng-kompres oksigen seperti halnya sebuah mesin jet.
Kecepatan Rudal Zircon tersebut, menjadikannya rudal tercepat di dunia yang akan sulit dihadang oleh siapapun. turbosquid.com
Zircon diproyeksi mampu membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir. Daya jangkau lebih jauh dan kemampuan manuver lebih tinggi daripada rudal konvensional jarak pendek Rusia.
Rusia mengatakan senjata ini dapat diluncurkan dari kapal laut, kapal selam, dan juga sedang dikembangkan yang bisa diuncurkan dari permukaan daratan. Sejumlah perwira militer Rusia mengklaim kalau mereka telah sukses menguji Zircon dan mulai produksi, tapi belum mulai mengoperasikannya.
3. Objekt 4202 Avangard Rusia
Jika Rusia menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina, kemungkinannya mereka akan melibatkan rudal hipersonik terbarunya yang disebut Avangard. Ini mengutip keterangan yang pernah disampaikan Dmitry Medvedev, Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia.
Avangard akan meluncur menumpang sebuah rudal balistik konvensional lalu lepas dan melayang dengan kecepatan hipersonik menuju targetnya. Menurut Dmitry, Avangard bisa dipasangkan ke RS-28 Sarmat Heavy ICBM, yang dikenal NATO sebagai Satan-2. Jangkauan rudal balistik ini sejauh lebih dari 11 ribu mil.
Hulu ledak ICBM biasanya mengikuti trayek yang mudah ditebak, yang artinya pula mereka dapat dengan mudah dicegat. Tapi Avangard mempunyai fitur kontrol yang memungkinkannya mengubah arah. "Mengancam sistem pertahanan rudal mana pun," bunyi pernyataan lewat Kantor Berita TASS.
Avangard dikabarkan dapat mengangkut hulu ledak seberat dua megaton. Ini dua kali kapasitas senjata nuklir Amerika Serikat yang terbesar. Daya hancurnya dengan demikian 130 kali bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima.
Baca halaman berikutnya: tiga rudal hipersonik milik Cina