TEMPO.CO, Jakarta - Rudal hipersonik mendominasi puncak daftar rudal paling berbahaya saat ini. Rudal jenis ini tidak hanya mampu melesat sampai Mach 10 atau sepuluh kali lipat kecepatan suara, tapi juga sangat lincah.
"Senjata hipersonik saat ini menjadi kemajuan paling signifikan dalam teknologi rudal sejak ICBM (Intercontinental Ballistic Missiles)," seperti tertulis dalam laporan lembaga penelitian keamanan di Inggris, RUSI, pada 2021 lalu.
Saat itu laporan tersebut telah menyatakan, "Mereka bakal mengancam postur pertahanan nuklir dan menggoyahkan stabilitas strategi pada pertengahan 2020-an."
Rudal balistik eksisting memang mampu terbang lebih cepat, mencapai Mach 20-- seiring mereka melayang tinggi di atas atmosfer Bumi dimana gaya gesek jauh berkurang. Tapi, untuk sampai ke level itu, rudal harus terbang dalam lintasan busur, yang membuat mereka mudah dilacak dan ditembak jatuh.
Rudal hipersonik generasi masa depan bahkan dapat terbang rendah di bawah 60 ribu kaki. Teknologi pada mesin dan aerodinamika yang ada padanya memberi kemampuan meluncur berubah arah dan bermanuver di sekitar sistem pertahanan rudal musuh. 'Unstoppable', kata sebagian kalangan analis militer.
Secara keseluruhan Rusia memiliki tiga senjata atau rudal hipersonik yang kini aktif ataupun dalam pengembangan. Salah satunya adalah Kinzhal yang telah digunakan dalam Perang Ukraina.
Cina juga punya tiga. Sedangkan Amerika Serikat belum memproduksi satupun, tapi dikabarkan sedang mengembangkan delapan senjata jenis ini.
Berikut ini keenam rudal hipersonik yang sudah ada tersebut, 3 dari Rusia dan 3 dari Cina. Bersama-sama, keduanya tengah mendominasi perlombaan senjata hipersonik di muka Bumi.