Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Risiko Bullying Serupa Kasus Anak VR, Studi: Menimbulkan Halusinasi dan Paranoid

image-gnews
Media sosial X dihebohkan dengan video bullying yang diduga dilakukan anak selebritas Vincent Rompies.
Media sosial X dihebohkan dengan video bullying yang diduga dilakukan anak selebritas Vincent Rompies.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dugaan perundungan atau bullying oleh siswa SMA Binus Serpong, salah satu sekolah internasional di BSD, Tangerang, sedang menjadi perbincangan hangat. Diawali dari cuitan di media sosial X, kasus itu semakin disoroti karena melibatkan anak sulung artis VR, yang berinisial FLR.

Bila didalami, bullying termasuk perilaku agresif yang disengaja untuk menindas, merendahkan, serta mendominasi orang lain secara fisik dan mental. Perundungan terjadi di mana saja, mulai dari media sosual (cyberbullying), kantor, bahkan ruang publik. Namun, bullying di sekolah sangat urgen dicegah karena melibatkan remaja yang pikirannya belum matang.

Bagaimana sebenarnya ancaman bullying terhadap kejiwaan remaja?

Penelitian terbaru dari Universitas Tokyo mengungkapkan keterkaitan yang erat antara bullying dengan gejala awal kerusakan mental. Anak-anak yang ditindas oleh teman sebayanya berisiko terkena psikosis, semacam gangguan jiwa, salah satunya karena penurunan kinerja neurotransmitter di wilayah otak yang menentukan emosi.

Perlu diketahui, neurotransmitter memegang peran vital dalam transmisi impuls saraf dari otak. Keseimbangan senyawa itu sering menjadi perhatian utama dalam penanganan gangguan mental. Dilansir dari Earth.com, 5 Februari 2024, dalam kasus psikosis, penderita akan semakin sering berkhayal, perkataan dan perilakunya tidak sinkron, bahkan akan lebih sering mengalami delusi dan halusinasi. Gejala ini juga identik dengan penyakit kejiwaan yang akut seperti skizofrenia.

Hasil studi dari Negeri Sakura mencatat bahwa penderita psikosis awal juga menunjukkan penurunan kadar glutamat, salah satu jenis neurotransmitter. Glutamat banyak ditemukan di anterior cingulate cortex (ACC), bagian otak yang menentukan beberapa fungsi, mulai dari pembelajaran, memori, serta pengaturan suasana hati.

ACC sangat penting untuk mengelola emosi, mengambil keputusan, dan kontrol kognitif atau aktivitas mental. Perubahan kadar glutamat itu sering dikaitkan dengan beragam kelainan psikis. Namun, hubungannya dengan risiko gangguan mental maupun dampak perundungan remaja sebenarnya belum begitu jelas sampai saat ini.

Untuk mengeksplorasi kaitan tersebut, para peneliti menggunakan spektroskopi resonansi magnetik (MRS) untuk mengukur kadar glutamat ACC remaja di Jepang. Mereka memantau perubahan glutamat dari waktu ke waktu, lalu dihubungkan dengan ada tidaknya perundungan. Tujuannya untuk melihat hubungan senyawa kimia otak dengan dampak psikologis dari penindasan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para peneliti memakai kuisioner untuk menemukan remaja korban bullying dan memakai pengukuran psikiatris untuk mengevaluasi pengalaman tersebut. Surveinya terfokus pada frekuensi, sifat, dan dampak kesehatan mental yang ditimbulkan agresi fisik atau verbal.

Hasilnya, bullying remaja berpengaruh terhadap gejala-gejala klinis yang berhubungan dengan kejiwaan. Meski masih harus diperiksa secara menyeluruh, gejala itu mencakup halusinasi dan paranoid atau kelainan pemikiran atau perilaku, sehingga berdampak pada kehidupan si individu.

Pentingnya Pencegahan Bullying 

Profesor dari Pusat Penelitian Neurointelligence Internasional Universitas Tokyo sekaligus penulis utama studi tersebut, Naohiro Okada, menekankan soal pentingnya pembelajaran terhadap gejala psikotik tersebut. “Untuk memahami tahap awal gangguan mental, serta untuk mengidentifikasi individu punya risiko penyakit psikotik yang lebih parah di kemudian hari,” ucapnya.

Setelah menemukan kaitan antara kadar glutamat dengan kerusakan mental, penting bagi kita untuk mengatasi perundungan di sekolah. Okada menyarankan program anti bullying yang bisa mendorong interaksi sosial yang positif dan mengurangi agresi. Dia pun menyoroti soal kebutuhan konseling bagi remaja yang telanjur terdampak bullying, dukungan dari rekan sebaya, serta pengerahan berbagai sumber daya kesehatan mental lainnya.

EARTH.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Alasan Dilakukan MPLS kepada Siswa Baru, Tentu Tanpa Perpeloncoan dan Bullying

2 hari lalu

Sejumlah peserta didik baru mengikuti upacara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 2 Bekasi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 13 Juli 2020. Sebanyak 48 perwakilan dari 384 peserta didik baru mengikuti upacara yang merupakan rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, kegiatan tersebut tetap dilakukan dengan protokol kesehatan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
5 Alasan Dilakukan MPLS kepada Siswa Baru, Tentu Tanpa Perpeloncoan dan Bullying

Alasan pentingnya MPLS dilakukan kepada siswa baru, tentu saja menghindari tindakan mengarah perpeloncoan atau bullying.


Kilas Balik MOS menjadi MPLS Bagi Siswa Baru, Apa Saja yang Dilarang Dilakukan?

2 hari lalu

seorang siswa mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) Massal di Lapangan Karebosi Makassar, Selasa 5 Agustus 2014. TEMPO/Hariandi Hafid
Kilas Balik MOS menjadi MPLS Bagi Siswa Baru, Apa Saja yang Dilarang Dilakukan?

Berikut alasan pergantian Masa Orientasi Siswa (MOS) jadi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Apa yang dilarang dilakukan kepada siswa baru?


Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

15 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.


Agensi Jeon Jong Seo Bantah Tuduhan Bullying dan Siap Tempuh Jalur Hukum

40 hari lalu

Jeon Jong Seo. Foto: Instagram/@andmarq_official
Agensi Jeon Jong Seo Bantah Tuduhan Bullying dan Siap Tempuh Jalur Hukum

Agensi memastikan kasus bullying yang dituduhkan kepada Jeon Jong Seo tidak benar dan mereka akan menempuh jalur hukum.


Dramanya Baru Tamat, Jeon Jong Seo Dituduh Lakukan Bullying di Sekolah

40 hari lalu

Jeon Jong Seo dalam drama Wedding Impossible. Dok. Prime Video
Dramanya Baru Tamat, Jeon Jong Seo Dituduh Lakukan Bullying di Sekolah

Pemeran utama Wedding Impossible, Jeon Jong Seo dituduh melakukan bullying di sekolah sebelum dia dan keluarganya pindah ke Kanada.


Agensi Bantah Song Ha Yoon Lakukan Bullying di Sekolah 20 Tahun Lalu

42 hari lalu

Song Ha Yoon dalam drama Marry My Husband. Dok. Prime Video
Agensi Bantah Song Ha Yoon Lakukan Bullying di Sekolah 20 Tahun Lalu

Agensi membantah rumor Song Ha Yoon menjadi pelaku bullying di sekolahnya 20 tahun lalu.


Proses Diversi Kasus Bullying di Binus School Serpong Gagal, Keluarga Korban Pilih Dilanjutkan ke Proses Hukum

56 hari lalu

Suasana di depan sekolah internasional Binus School Serpong pasca viralnya berita  perundungan di antara siswanya di Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Pihak sekolah memastikan seluruh siswa yang terlibat kasus perundungan oleh geng pelajar Binus sudah dikeluarkan dari sekolah. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Proses Diversi Kasus Bullying di Binus School Serpong Gagal, Keluarga Korban Pilih Dilanjutkan ke Proses Hukum

Keluarga anak korban bullying geng pelajar Binus School Serpong enggan berdamai. Mereka tetap akan melanjutkan kasus ke proses hukum.


KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

12 Maret 2024

Ilustrasi persekusi, bullying. Shutterstock
KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.


Kuasa Hukum Korban Perundungan Geng Tai Binus School Serpong Minta 4 Pelaku Segera Ditahan

10 Maret 2024

Geng Tai Binus School Serpong Beri Keuntungan ke Anggota: dari Uang Parkir hingga Derajat Dinaikkan
Kuasa Hukum Korban Perundungan Geng Tai Binus School Serpong Minta 4 Pelaku Segera Ditahan

Kuasa hukum korban perundungan Geng Tai SMA Binus School Serpong meminta agar empat tersangka segara ditahan.


Sudah Ada 9 Generasi, Aksi Perundungan di Geng Tai Muncul Sejak 4 Tahun Terakhir

10 Maret 2024

Binus School Serpong. Tempo/Muhammad Iqbal
Sudah Ada 9 Generasi, Aksi Perundungan di Geng Tai Muncul Sejak 4 Tahun Terakhir

Aksi perundungan Geng Tai di Binus School Serpong sudah terjadi sejak empat tahun lalu.