TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap KPU sedang ramai diperbincangkan. Dimulai dari isu ketidaksiapan menjelang pemilu hingga yang terkini menyebabkan proses rekapitulasi suara di tingkat kecamatan sebagian harus terhenti sementara.
Kisruh soal Sirekap KPU menempatkan Betty Epsilon Idroos, komisioner yang menjadi Ketua Divisi Data dan Informasi berada di posisi sentral--selain tentu saja Ketua KPU Hasyim Asy'ari. Betty sekaligus merupakan satu-satunya perempuan yang menjadi Komisioner KPU RI periode 2022-2027.
Di Divisi Data dan Informasi KPU RI, Betty dibantu, antara lain, oleh wakilnya yakni Mochammad Afifuddin. Salah satu tugas Divisi Data dan Informasi sejatinya adalah memastikan Aplikasi Sirekap KPU tidak bermasalah saat pemilu serentak 2024.
Berikut ini profil Betty Epsilon Idroos, perempuan kelahiran Medan, 22 Maret 1979, yang dihimpun dari beberapa sumber,
Siswa Berprestasi Asal Medan, Lulusan IPB
Laman resmi Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) mencatat bahwa Betty memulai pendidikan dasarnya di SD favorit di Kota Medan, Sumatera Utara. Dia menjadi murid berprestasi dengan Nilai Ebtanas Murni atau NEM tertinggi di SD tersebut.
Seusai menamatkan pendidikan dasar, Betty melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP dan SMA Negeri di Kota Medan. Ia lulus di sekolah menengah atas juga dengan nilai terbaik dan diterima melanjutkan pendidikan tinggi melalui Seleksi Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) atau jalur prestasi.
Betty memulai pendidikan tingkat tingginya di IPB dan menamatkan studi dengan gelar Sarjana Sosial Ekonomi. Selanjutnya, Betty melanjutkan pendidikan magister atau S2 di Universitas Indonesia dengan jurusan Ilmu Politik, melalui beasiswa IIEF Ford Foundation dan lulus di 2008.
Betty dikenal sebagai perempuan yang aktif berorganisasi sejak 1999 lalu, dia beberapa kali lolos menjadi peserta dalam pelbagai kegiatan selama perkuliahan. Salah satunya berkesempatan menjadi sukarelawan UNFREL, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang mengawasi Pemilu 1999 di Jasinga, Kabupaten Bogor.
Betty juga aktif serta konsens dalam isu Hak Asasi Manusia dan kesetaraan gender. Pada 2002 dia bergabung di organisasi Indonesia Centre for Democracy and Human Rights atau Demos. Selanjutnya di 2004, Betty juga bergabung pada Voter Education Program untuk mengedukasi mahasiswa dalam menghadapi pemilu.
Perempuan kelahiran Medan ini juga pernah diundang Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada 2010 lalu. Undangan itu berkat sosok Betty yang dianggap sebagai perempuan aktif berorganisasi dan membahas soal pemilihan umum. Betty diundang Amerika Serikat untuk melihat bagaimana proses pemilu di beberapa negara bagian.
Dari Korps HMI-Wati sampai Ketua KPU DKI
Betty memulai perjalanan organisasinya sejak menginjak bangku perkuliahan. Setelah berprofesi lebih lama di Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI, ia dinobatkan sebagai Ketua Korps HMI-Wati atau Kohati PB HMI periode 2006-2008.
Selama menjadi Ketua Kohati, Betty masih aktif di organisasi lain semisal organisasi Kongres Wanita Indonesia atau Kowani. Dia juga menjadi Asisten Peneliti di LP3ES atau Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Semakin terang karir Betty, ia dijadikan Tenaga Ahli Bidang Kepemiluan dan Otonomi Daerah Komisi II DPR RI 2009-2013. Setelah itu, Betty terpilih menjadi Komisioner KPU sejak 2013 dan di periode 2018-2023 ia menjabat Ketua KPU DKI Jakarta.
Karir terbaru Betty saat ini adalah komisioner di KPU RI periode 2022-2027. Dia diberikan amanah sebagai Ketua Divisi Data dan Informasi, didampingi wakilnya Mochammad Afifuddin, di bawah kepemimpinan Ketua KPU Hasyim Asy'ari.
Pilihan Editor: Tangis Guru Besar UGM Kenang Pengorbanan Adiknya yang Harus Putus Sekolah, Bagaimana Dia Membalas Budi?