Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perbedaan Tornado dan Angin Puting Beliung Menurut BMKG

image-gnews
Cuplikan video saat terjadi angin tornado pertama di Indonesia di Rancaekek, Bandung, Rabu, 21 Februari 2024. X.com/@@DhankSuhendar
Cuplikan video saat terjadi angin tornado pertama di Indonesia di Rancaekek, Bandung, Rabu, 21 Februari 2024. X.com/@@DhankSuhendar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menolak definisi tornado untuk bencana amuk angin yang terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, dan daerah sekitarnya pada Rabu sore, 21 Februari 2024. BMKG lebih memilih tetap menyebutnya sebagai puting beliung.

Alasannya istilah puting beliung sudah cukup dipahami di tengah masyarakat. Tornado, sebaliknya, dianggap menimbulkan kepanikan dan ketakutan yang berlebihan di tengah masyarakat. Lantas, apa perbedaan tornado dan angin puting beliung?

Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus dengan permukaan tanah.

Tornado biasanya muncul dalam banyak ukuran, tetapi biasanya muncul dengan berbentuk corong kondensasi yang terlihat jelas dan ujungnya menyentuh bumi dan dikelilingi oleh awan-awan yang membawa puing.

Secara etimologis, kata tornado berakar dari bahasa Spanyol, yaitu tronada dan memiliki arti badai petir. Selain itu, kata tornado berasal dari bahasa latin, yakni tonare yang memiliki arti gemuruh.

Tornado biasanya memiliki kecepatan angin mencapai 177 km/jam atau lebih dan memiliki rata-rata jangkauan 75 meter serta bisa menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Bahkan, pada beberapa peristiwa, dijumpai tornado yang memiliki kecepatan hingga 300 sampai 400 km/jam.

Pada umumnya, tornado terjadi di wilayah Timur Tengah, Amerika Latin, Afrika Selatan, Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Namun, peristiwa tornado seringkali dijumpai di Amerika Serikat.

Tornado biasanya terjadi saat musim pancaroba tiba dan terjadi di rentang waktu siang hingga sore hari dengan suhu udara yang panas, pengap, dan awan di langit akan menghitam. Proses terjadinya tornado terdapat tiga fase, yaitu fase tumbuh, fase dewasa, dan fase punah.

Pada fase tumbuh, akan terjadi aliran udara yang naik di awan yang sangat kuat. Saat fase tumbuh, hujan belum turun di permukaan bumi karena adanya penahanan arus udara yang naik ke atas.

Saat memasuki fase dewasa, titik-titik air di awan tidak dapat lagi dipertahankan oleh udara yang naik ke atas awa dan menyebabkan hujan turun serta menimbulkan gesekan antara arus udara yang naik dan arus yang turun. Saat memasuki fase ini biasanya hujan mulai turun di permukaan bumi dan udara akan berputar lebih cepat serta tornado sudah mendekati bumi.

Pada fase punah, massa udara yang naik akan menghilang dan massa udara yang turun akan menyebar ke seluruh bagian awan. Saat fase ini, biasanya hujan sudah berhenti dan massa udara yang jatuh akan melemah dan fase ini adalah fase terakhir dari terjadinya tornado.

Sementara itu, puting beliung versi yang lebih kecil dan kurang intens dari tornado. Dilansir dari differencesfinder.com, puting beliung biasanya terbentuk ketika udara hangat dan lembab bertabrakan dengan udara dingin. Tabrakan massa udara menyebabkan udara berputar, yang akhirnya dapat membentuk awan funnel.

Puting beliung biasanya hanya beberapa ratus meter lebarnya, dan mereka biasanya bergerak dengan kecepatan kurang dari 50 km per jam. Puting beliung bisa menyebabkan kerusakan, tetapi biasanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan tornado.

Puting beliung biasanya terbentuk ketika udara hangat dan lembab bertemu dengan udara dingin dan kering. Ketika kedua massa udara ini bertemu, mereka menciptakan aliran naik, menyebabkan udara naik ke atmosfer. Hal ini menyebabkan pola rotasi, yang berkembang menjadi puting beliung.

ANANDA RIDHO SULISTYA | EIBEN HEIZER | ALIF ILHAM FAJRIADI

Pilihan Editor: Puting Beliung Muncul di Dataran Tinggi Kertasari Bandung, BMKG: Jauh Lebih Langka 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG Beri Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

29 menit lalu

Sejumlah kapal sedang tambat di Dermaga Muara Baru, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
BMKG Beri Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 17 - 18 September 2024.


BMKG Mencatat Dua Gempa Beruntun dari Perairan Selatan Jawa

1 jam lalu

Ilustrasi gempa bumi. Shutterstock
BMKG Mencatat Dua Gempa Beruntun dari Perairan Selatan Jawa

BMKG mencatat dua gempa beruntun Selasa, 17 September 2024, yaitu pukul 04.46 WIB dengan magnitudo 4,2. pukul 05.50 WIB dengan magnitudo 4,6.


Gempa Guncang Sarmi Papua dengan Skala IV-V MMI

5 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Guncang Sarmi Papua dengan Skala IV-V MMI

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya sesar aktif


Info Terkini Gempa M4,2 di Laut Guncang Banten dan Jawa Barat

6 jam lalu

Gempa berlokasi di laut pada jarak 33 kilometer barat daya Kabupaten Bayah, Banten, pada kedalaman 22 kilometer. (BMKG)
Info Terkini Gempa M4,2 di Laut Guncang Banten dan Jawa Barat

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif dasar laut.


18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, Performa Tensor G4, dan Banjir Rob Supermoon di Top 3 Tekno

6 jam lalu

Gempa M5,5 di Berau Kalimantan Timur, pada Ahad malam, 15 September 2024, diikuti sebanyak 18 kali gempa susulan (Dok. BMKG)
18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, Performa Tensor G4, dan Banjir Rob Supermoon di Top 3 Tekno

Topik tentang gempa bermagnitudo 5,5 di Kabupaten Berau, Kalimantan Barat, menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


Heboh Gempa Beruntun di Berau dan Tensor G4 Google dalam Top 3 Tekno

20 jam lalu

Peta pusat gempa M2,8 di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Jumat malam, 24 Februari 2024. ANTARA/HO-BMKG
Heboh Gempa Beruntun di Berau dan Tensor G4 Google dalam Top 3 Tekno

Gempa berkekuatan M5,5 yang diikuti belasan lindu susulan di Berau, Kaltim, mengisi Top 3 Tekno pada Senin, 16 September 2024.


Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

22 jam lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.


18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, BMKG: Mirip Insiden pada 1921

1 hari lalu

Gempa M5,5 di Berau Kalimantan Timur, pada Ahad malam, 15 September 2024, diikuti sebanyak 18 kali gempa susulan (Dok. BMKG)
18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, BMKG: Mirip Insiden pada 1921

Gempa M5,5 di Berau, Kalimantan Timur, diikuti 18 kali lindu susulan. Wilayah tersebut punya riwayat gempa besar di masa lalu.


BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

1 hari lalu

Ilustrasi BMKG dan gempa bumi. Shutterstock
BMKG: Gempa Bermagnitudo 4,1 Guncang Sukabumi dan Sekitarnya, Akibat Aktivitas Sesar Dasar Laut

Menurut BMKG, gempa tektonik bermagnitudo 4,1 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, dan sekitarnya, Senin 16 September 2024, pukul 07.01 WIB.


BMKG Prakirakan Cuaca Sebagian Kota Besar Hujan Ringan

1 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memeriksa alat Actinograph untuk mengukur intensitas radiasi matahari di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
BMKG Prakirakan Cuaca Sebagian Kota Besar Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi hujan ringan, Senin, 16 September 2024.