TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan peringatan dini Siaga III terhadap status Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dan Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat. Peringatan tersebut diterbitkan melalui situs resmi MAGMA Indonesia lantaranya adanya aktivitas erupsi Gunung Semeru dan Gunung Marapi.
“Rekomendasi; tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” tulis Kementerian ESDM dalam laporan resminya Sabtu, 2 Maret 2024. Laporan tersebut dibuat oleh Liswanto yang melakukan pengamatan pada Sabtu dinihari dalam rentang pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.
Kementerian tersebut mengamati terjadinya 25 gempa letusan dengan besaran amplitudo 14-22 milimeter dengan durasi gempa 75-135 detik. Sehingga pemerintah merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun, terutama yang berada di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak erupsi.
Masyarakat juga diimbau agar tidak beraktivtias pada jarak 500 meteri dari sempadan sungai di Besuk Kobokan. Peringatan ini muncul karena ada potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. Masyarakat turut diminta waspada datangnya potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang terpaut dengan hulu puncak Gunung Semeru. Di antaranya di sungai Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, serta Besuk Sat.
Sebagai gambaran, Kementerian ESDM membagi level peringatan ke dalam empat bagian. Di antaranya Level I berarti normal, Level II yakni waspada, Level III berupa siaga, dan Level IV yang mencapai awas. Pada Level III, gunung berapi mengalami peningkatan aktivtias yang terlihat jelas secara visual. Kondisi biasanya disertai suara letusan dan kemungkinan terjadinya erupsi besar berpotensi terjadi. Ancaman bahaya juga bisa meluas tergantung situasi.
Selain mengamati Semeru, MAGMA Indonesia pun melaporkan status Siaga III aktivitas Gunung Marapi. Hal ini juga terpantau dalam pengamatan visual Kementerian ESDM pada Sabtu dinihari sekitar pukul 00.00 hingga 06.00 WIB. “Masyarakat di sekitar G. Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) G. Marapi,” tulis mereka.
Pengamatan mencatat adanya satu kali letusan dengan amplitudo 5 milimeter dan lama gempa 25 detik. Meski tak semasif pada 25 Februari lalu, namun pemerintah mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah dan sungai wilayah Gunung Marapi agar waspada. Terutama dalam menghadapi potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama saat terjadi hujan.
AVIT HIDAYAT
Baca Juga: Gunung Semeru Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 400 Meter, Statusnya Siaga
Baca Juga: Letusan dan Hembusan pada Erupsi Gunung Marapi Meningkat, Apa Perbedaannya?