TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Gadjah Mada atau UGM telah melahirkan guru besar baru dalam bidang Pemrosesan Sinyal di Fakultas Teknik. Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Prof Dr Ir Risanuri Hidayat, M.Sc., IPM ditetapkan sebagai guru besar baru dalam bidang tersebut rpada Kamis, 29 Februari 2024 di Balai Senat UGM, Yogyakarta.
Dalam acara pengukuhan tersebut, Ia menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “Autentikasi Untuk Keamanan Data Pada Teknologi Komunikasi dan Informasi Terkini”. Dalam pidato tersebut, Risanuri menyampaikan bagaimana perkembangan komunikasi data antar generasi telekomunikasi telepon seluler. Selain itu, ia juga menyampaikan sejarah mengenai komunikasi internet.
Risanuri mengatakan dengan adanya peningkatan secara cepat dalam dunia internet, akan ada pula kejahatan siber yang mengintai. Keamanan siber dibutuhkan agar pengguna dunia maya tetap terlindungi. Data-data sensitif seperti informasi identitas pribadi, kekayaan intelektual, dan lainnya, menurutnya, penting untuk dilindungi.
“Dengan banyaknya pengguna internet bukan tidak mungkin bahwa terdapat juga para penjahat yang berkeliaran di dunia maya. Para pelaku kejahatan siber kini semakin cerdas dan taktik mereka semakin tangguh terhadap pertahanan siber konvensional. Penting untuk mencakup semua bidang keamanan siber agar tetap terlindungi dengan baik,” katanya, dikutip dari lama ugm.ac.id.
Peran autentikasi yang kuat berperan besar dalam mencegah berbagai kejahatan di internet. Autentikasi juga dapat membantu untuk menjaga keamanan dan keabsahan, serta mencegah akses tidak sah.
“Dibandingkan dengan yang lain, autentikasi secara biometrik lebih unggul dibandingkan autentikasi yang lain seperti password, sertifikat digital, dan lainnya, karena lebih sulit untuk dipalsukan. Teknologi biometrik menggunakan fitur unik dari pengguna, seperti sidik jari, suara, atau wajah, untuk melakukan verifikasi identitas. Selain itu, tidak akan terjadi lupa password pada pengguna atau dicuri oleh pihak lain,” ujarnya.
Bidang penelitian baru yang dijanjikan oleh Risanusi adalah penggunaan biometrik multimodal yang biasanya berbentuk gabungan antara sidik jari dan wajah. Hal ini sudah diterapkan pada banyak bandara internasional.
Biometrik multimodal juga menawarkan keamanan berupa autentikasi melalui gestur, yang mencoba mengenal gerakan fisik atau pola unik. Autentikasi ini memberikan keamanan dengan pola yang sulit ditiru oleh pihak yang tidak sah.
Autentikasi secara gestur menawarkan kenyamanan kepada penggunanya untuk diterapkan di berbagai perangkat dan aplikasi. Keuntungan lainnya adalah dapat mengurangi risiko phishing serta penggunaan yang luas.
“Penelitian menggabungkan berbagai fitur autentikasi untuk mendapatkan akurasi yang lebih tinggi, lebih cepat, dan lebih tahan terhadap derau pasti akan menarik untuk diterapkan di dunia masyarakat,” katanya.
Pilihan Editor: Guru Besar Termuda UGM Usia 35 Tahun, Ini Sosok Pramuditya Wicaksono