TEMPO.CO, Garut - Satuan Polisi Air dan Udara Polres Garut, Jawa Barat, menyelamatkan seorang nelayan asal Sukabumi, Carwidi, 24 tahun, yang menjadi korban gelombang tinggi di Laut Selatan dan terdampar di Pantai Santolo pada hari ini, Ahad 17 Maret 2024. Menurut polisi, satu orang nelayan lainnya hilang dan masih dalam pencarian.
Sebelum ditemukan, Carwidi mengungkap bersama Juned, 40 tahun, terombang-ambing di laut selama tiga hari. Kapal mereka terbalik karena diterjang gelombang tinggi. "Kami langsung membawanya ke puskesmas karena mengalami dehidrasi," ujar Kasat Polairud Polres Garut, Ajun Komisaris Anang Sonjaya, kepada TEMPO.
Menurut Anang, kedua nelayan itu berangkat melaut dari Ujung Genteng, Sukabumi, pada Kamis, 14 Maret 2024. Mereka menuju perairan Cianjur untuk menangkap ikan dan udang. Namun saat hendak menebar jaring di daerah Gunung Dua Agrabinta, perahu mereka diterjang gelombang tinggi hingga terbalik.
Keduanya berhasil menyelamatkan diri dengan bertahan di atas perahu yang terbalik. Namun pada Sabtu dinihari, menurut Carwidi, Juned mengeluh lemas dan tak mampu untuk bertahan. Dia hilang dan diduga tenggelam karena kelelahan. "Kami masih melakukan pencarian, sedangkan nelayan yang selamat juga sudah bertemu dengan majikannya (pemilik kapal)," ujar Anang.
Anang mengatakan polisi juga tengah melakukan pencairan terhadap Gangan, 32 tahun, nelayan asal Pameungpeuk, Garut, yang hilang pada Jumat, 15 Maret 2024. Ia sebelumnya tengah mencari udang di sekitar karang Pantai Sayang Heulang.
Saat ini, Anang menjelaskan, cuaca ekstrem masih melanda kawasan Laut Selatan dengan gelombang tinggi mencapai 2-3 meter. Sementara kecepatan angin berkisar 18 knot. Akibat kondisi ini banyak nelayan yang enggan untuk melaut.
Sebelumnya, imbauan untuk tidak melaut juga telah disampaikan oleh Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin. Dia menjanjikan pemerintah daerah akan memberikan bantuan stimulan jaminan hidup bagi nelayan yang tidak mendapatkan penghasilan karena tidak bisa melaut.
"Bapak ibu tenang, pemerintah akan sekuat tenaga memberikan bantuan seperti beras," ujar Barnas di Pantai Rancabuaya pada Sabtu, 16 Maret 2024.
Di Pantai Rancabuaya ini, ratusan kapal nelayan yang terparkir di bibir pantai rusak karena gelombang pasang. Air laut juga merusak bangunan warga. Sebanyak 515 kepala keluarga terdampak bencana ini.
Pilihan Editor: Waspada Kondisi Hujan Berhari-hari di Jawa hingga 18 Maret, Ini yang Terjadi