Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

image-gnews
Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog Ali Akbar mengaku, 'nyaman-nyaman saja' saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang yang dikerjakannya bersama sejumlah besar tim peneliti di Tanah Air, dari multidisiplin ilmu, dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah. Publikasi baru berumur jagung saat pencabutan diumumkan penerbit Jurnal Archaeological Prospection, John Wiley & Sons Ltd., pada 18 Maret 2024 lalu.

"Saya nyaman-nyaman saja karena yang paling pertama, ini bukanlah masalah etika," kata peneliti yang juga dosen arkeologi di Universitas Indonesia ini kepada TEMPO, Jumat 21 Maret 2024.

Tentang masalah substansi pada hasil riset di lapisan tanah yang ketiga (kedalaman hingga 15 meter) yang metode pengambilan kesimpulannya dianggap meragukan, Ali Akbar justru menyambutnya dengan terbuka. "Kami ini terbiasa meneliti, bertukar pikiran, karenanya berdebat hangat itu sudah biasa," kata dia lagi.

Meski begitu, Ali Akbar tak bisa menutupi kekecewaan terhadap cara penerbit memvonis major error pada laporan berjudul 'Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia' yang sudah sempat terbit sejak 20 Oktober 2023 itu. 

Pencabutan, seperti diketahui, didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal setelah mereka menerima pertanyaan keberatan atas publikasi artikel Geo-archaeological itu dari empat pakar lain di bidang arkeologi, geofisika, dan geokarbon.

Tuduhan Kejanggalan Vonis Penerbit Jurnal

Menurut Ali Akbar, ada kejanggalan karena penerbit maupun pemimpin redaksi jurnal tidak menampilkan bukti hasil investigasi berupa penelitian pembanding di Gunung Padang yang menunjukkan isi artikel salah besar. Juga dengan waktu yang dinilainya sangat cepat untuk menyimpulkan adanya major error dan identitas keempat pakar yang mempertanyakan yang tidak diungkap penerbit.

"Akal sehat juga bisa menyatakan (kejanggalan) itu," kata Ali Akbar sambil menjelaskan laporan penelitian membahas temuan dan fakta antropogenik dari situs punden berundak atau piramida Gunung Padang. Dari tiga lapisan tanah yang diteliti, menurut dia, yang dipertanyakan hanya hasil penelitian di lapisan ketiga dan kesimpulan peradaban berusia 9000 tahun bahkan lebih tua lagi--jauh melampaui usia Piramida Giza di Mesir yang 4 ribu tahun. 

"Dalam laporan itu kami menjelaskan tiga lapisan peradaban, dan semua diberangus oleh vonis itu," kata Ali Akbar yang berpendapat masih ada cara lain melakukan koreksi terhadap sebuah artikel ilmiah yang terbit di jurnal dan telah menjalani peer review.

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa

Cara lain itu adalah memberikan catatan dari editor. "Catatan yang menyebutkan bahwa pada konteks ini masih diperdebatkan," kata dia memberi contoh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terpisah, ketua tim peneliti Danny Hilman Natawidjaja, pakar paleotsunami, juga menyebut penarikan kembali makalah mereka sebagai tindakan yang salah. Menurut dia, sejak awal berkorespondensi terkait adanya pertanyaan keberatan, tim berkali-kali menanyakan soal kesalahan besar atau major error yang disebut pihak penerbit. 

“Tunjukkan dong major error-nya apa, karena kita nggak ngerti," kata Danny yang juga menilai major error biasanya terkait dengan kasus plagiat, memalsukan atau fabrikasi data, mengambil data orang atau institusi tanpa izin, atau mempresentasikan data yang sudah pernah dipublikasi.

Tapi, Danny menambahkan, tetap tak ada penjelasan tambahan yang diberikan. "Mereka tetap ingin retract,” kata profesor riset dari bidang geoteknologi BRIN ini.

4 Keberatan, Bukan Soal Etika  

Dari surat balasan tertanggal 5 Desember 2023, Danny mengungkapkan, tim mendapat kepastian dari penerbit jurnal bahwa investigasi tidak memiliki bukti pelanggaran etika atau masalah etika terkait dengan proses publikasi. 

Disebutkan, penyelidikan terkait pendapat empat ahli lain di atas bahwa laporan Danny dkk memiliki kesalahan besar, pertama, pengamatan visual dianggap sebagai imajinasi dan dugaan. Kedua, penanggalan radiokarbon dianggap disalahgunakan. 

Ketiga, sampel tanah tidak mengandung bahan budaya (antropogenik) terkait sehingga penanggalan hanya menentukan umur bahan alami yang membentuk tanah. Keempat, penanggalan itu akhirnya disangsikan akurasinya karena dinilai sulit untuk ditentukan. 

"Karenanya, interpretasi bahwa situs ini adalah sebuah piramida purba yang dibangun 9.000 tahun yang lalu atau lebih tidak benar, dan artikel harus dicabut," bunyi hasil investigasi tersebut yang diumumkan di Wiley Online Library, basisdata milik John Wiley & Sons. 

Di sana dilampirkan pula bahwa Danny Hilman telah merespons mewakili tim peneliti Gunung Padang, yang seluruhnya disebutkan tak setuju atas pencabutan ini. 

Pilihan Editor: Masih Ada Siklon Tropis Nevile, Ini Daerah Berpotensi Hujan Lebat 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

2 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

4 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

5 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Demi Lobster Kawan Vietnam

6 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

9 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Dekan Unas Dituduh Catut Nama Dosen UMT di Jurnal, Pahami Perbedaan Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus

11 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dekan Unas Dituduh Catut Nama Dosen UMT di Jurnal, Pahami Perbedaan Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus

Meskipun jurnal SINTA dan Scopus memiliki peran yang penting dalam mendukung penelitian ilmiah, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.


Top 3 Tekno: Cara Instal HyperOS, Cuaca BMKG, dan Jurnal Indeks Scopus

11 hari lalu

Xiaomi HyperOS. Foto : Xiaomiui
Top 3 Tekno: Cara Instal HyperOS, Cuaca BMKG, dan Jurnal Indeks Scopus

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Selasa pagi ini, 16 April 2024, dipuncaki berita informasi 3 cara instal HyperOS di perangkat Xiaomi, Redmi, dan Poco.


Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

12 hari lalu

Pengunjung menikmati keindahan bunga sakura yang bermekaran di tengah pandemi COVID-19 di Taman Ueno di Tokyo, Jepang 30 Maret 2022. REUTERS/Issei Kato
Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

Jika ingin melihat sakura mekar di Jepang dan menikmati keindahannya, silakan melakukannya secara bertanggung jawab dan ikuti aturannya.


Dekan Unas Dituding Catut Nama Dosen UMT di Publikasi Jurnal Scopus, Kenali Jurnal Terindeks Scopus

12 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Dekan Unas Dituding Catut Nama Dosen UMT di Publikasi Jurnal Scopus, Kenali Jurnal Terindeks Scopus

Dekan Unas Kumba Digdowiseiso dituduh catut nama dosen UMT di jurnal scorpus. Ini penjelasan soal jurnal terindeks scorpus.


Dosen Malaysia Tuding Guru Besar Unas, Ini Dampak Penggunaan Jurnal Predator

12 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen Malaysia Tuding Guru Besar Unas, Ini Dampak Penggunaan Jurnal Predator

Publikasi berorientasi profit ini sering dikenal sebagai jurnal predator.