Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cegah Kepunahan, BRIN Meriset dan Mengkonservasi Anggrek Dendrobium capra J.J. Smith

image-gnews
Kondisi bunga anggrek yang ditanam di atap sebuah rumah di kawasan Matraman, Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022. Pemanfaatan atap rumah (rooftop) menjadi solusi untuk bercocok tanam di tengah minimnya lahan terbuka di Jakarta. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kondisi bunga anggrek yang ditanam di atap sebuah rumah di kawasan Matraman, Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022. Pemanfaatan atap rumah (rooftop) menjadi solusi untuk bercocok tanam di tengah minimnya lahan terbuka di Jakarta. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di Pulau Jawa terdapat berbagai jenis tumbuhan yang menghadapi ancaman kepunahan akibat kerusakan habitat alaminya. Salah satunya adalah anggrek langka Dendrobium capra J.J. Smith. Spesies ini berstatus terancam punah (endangered) berdasarkan evaluasi IUCN Redlist.  

Kerusakan habitat alami tumbuhan merupakan satu bentuk degradasi lingkungan, yang menyebabkan banyak tumbuhan kesulitan bertahan hidup hingga mengalami kepunahan. Untuk mencegah kepunahan anggrek Dendrobium capra, diperlukan penelitian dan perbanyakan tumbuhan sebagai upaya konservasinya.

Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, pulau Jawa menjadi rumah bagi 142 spesies endemik yang merupakan keluarga dari Orchidaceae. Sebagai salah satu spesies di Pulau Jawa, D. capra  merupakan anggrek native dari dataran rendah Jawa Timur dengan nama daerah Anggrek Larat Hijau. Anggrek ini tumbuh dengan panjang batang mencapai 40 sentimeter dan dapat tumbuh dengan baik jika ditanam di dataran rendah (50–80 meter di atas permukaan laut) hingga dataran tinggi di ketinggian 800 m dpl.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Destario Metusala menjelaskan, Spesies D. capra mempunyai kehidupan epifit yang beradaptasi dengan habitat kering di dataran rendah perkebunan jati. Spesies ini sangat terancam oleh kerusakan habitat alaminya karena kegiatan pemanenan kayu pohon jati secara berkala.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Trimanto menyampaikan, ia bersama timnya melakukan riset populasi D.capra di Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Sugihan, Sukun, Dodol pada Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gondang, yang merupakan perkebunan jati Perhutani di Bojonegoro Jawa Timur. 

Riset ini untuk mengetahui bagaimana populasi D. Capra pada habitat alaminya, perkebunan jati dengan pohon jati sebagi tumbuhan inangnya. Hasil dari riset ini, kata Trimanto, dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam mengelola dan melestarikan spesies, utamanya spesies langka di Pulau Jawa.

“Dari hasil survey populasi ditemukan 215 individu D. Capra pada perkebunan jati Perhutani di Bojonegoro Jawa Timur. Jumlah tersebut sedikit lebih kecil dari yang dilaporkan sejumlah 248 individu pada studi observasi sebelumnya yakni tahun 2008 oleh Yulia & Rusaeni. Hal tersebut mungkin terjadi karena pohon jati yang usianya sudah tua dan menjadi tempat hidup D. capra mengalami penebangan,” kata Trimanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 28 Maret 2024.

Kajian ekologi dilakukan untuk mengamati faktor abiotik dan biotik habitat alami. Dalam faktor abiotik yang diamati meliputi suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya dan karakteristik habitat, dan gambaran kawasan sekitar yang diukur secara aktual. Faktor biotik yang diamati adalah jenis tumbuhan yang berasosiasi dengan D.capra, nama jenis pohon inang, ciri-ciri batang pohon inang, dan spesies epifit lainnya. 

Pengamatan fenologi pembungaan dan pembuahan D. capra juga dilakukan selama sekitar tiga bulan. Hal tersebut sebagai salah satu bagian penting dalam upaya konservasi ex situ tumbuhan yang terancam punah melalui perbanyakan tumbuhan. D. capra berbunga pada akhir musim kemarau, yakni pada kurun waktu bulan Agustus dan Desember. Masa mekar (fase anthesis) sekitar 12–14 hari, di mana bunga sudah mekar sempurna dan matang secara fisiologis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses perkembangan buah Anggrek D. Capra membutuhkan waktu 75 hari sejak proses pembuahan sampai dengan buah matang dan siap dipanen. Buah sebaiknya dipanen sebelum pecah, hal tersebut untuk menjaga agar bijinya tetap utuh. Biji tersebut yang kemudian digunakan sebagai benih perbanyakan D. capra secara kultur in vitro.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Ina Erlinawati menjelaskan jumlah individu D. capra di sejumlah Resor Pemangkuan Hutan (RPH. Rinciannya: di RPH Dodol sebanyak 155 individu, 23 dikategorikan individu dewasa: RPH Sukun 43 individu, tak satupun individu dewasa; RPH Sugihan 17 individu, 8 individu dewasa. Keberadaan individu dewasa D. capra yang jumlahnya di bawah 50 inilah yang membuatya dapat dikategorikan sebagai spesies sangat terancam (Critically Endangered).

Dari kajian populasi yang telah dilakukan, Trimanto dan tim kemudian melakukan penilaian status konservasi terhadap D. Capra. Dari analisis GeoCAT dapat disimpulkan bahwa D. capra berada di nilai kategori terancam punah hingga kritis (Critically Endangered). Hal tersebut juga terlihat dari menurunnya jumlah populasi spesies ini dari tahun ke tahun.

Menurut Trimanto, selain penebangan pohon jati sebagai tempat hidup anggrek, penurunan populasi spesies tersebut juga disebabkan oleh adanya eksploitasi anggrek ini sebagai anggrek komersial yang diperjualbelikan tanpa dibarengi dengan upaya budidaya dan konservasi.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Botani Terapan BRIN, Melisnawati H. Angio menyimpulkan, D. capra hanya tersebar di Jawa Timur dengan jangkauan terbatas. Populasi D. capra di Pulau Jawa mengalami penurunan berdasarkan observasi lapangan. Oleh karena itu, pelestarian D. capra dari kepunahan alami memerlukan program konservasi yang komprehensif. 

”Sebagai bagian dari program konservasi anggrek terancam punah dataran rendah Pulau Jawa, tanaman ini telah dikumpulkan sebagai koleksi ex-situ di Kawasan Konservasi Ilmiah (KKI) Kebun Raya Purwodadi BRIN. Anggrek diaklimatisasi di rumah kaca, setelah aklimatisasi berhasil, tanaman dapat tumbuh dengan baik ketika dipindah pada media arang atau media lempengan kayu,” ujar Melis.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Hortikultura BRIN, Kurniawan Budiarto menambahkan bahwa hasil perbanyakan D. Capra tidak hanya ditanam sebagai koleksi ex situ tumbuhan di KKI Kebun Raya Purwodadi BRIN, spesimen herbariumnya juga telah dibuat dan diserahkan sebagai koleksi di Herbarium Bogoriense sebagai bukti dari hasil penelitian serta repositori dan database ilmiah keanekaragaman hayati Indonesia.

Kurniawan mengatakan, konservasi ex-situ merupakan pilar kesempatan terakhir untuk menyelamatkan anggrek, termasuk D. Capra, dari kepunahan. Ketika spesies di alam mengalami degradasi dan kepunahan, koleksi ex-situ berfungsi sebagai bahan cadangan perbanyakan tumbuhan dan penelitian. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

9 jam lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

22 jam lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

1 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

2 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.


Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

3 hari lalu

Pengunjung mengunjungi lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 30 Mei 2023. Lokasi titik nol IKN Nusantara itu setiap harinya ramai oleh pengunjung dari berbagai instansi serta organisasi dan kelompok masyarakat yang melakukan kunjungan dan melaksanakan kegiatan di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

Peneliti BRIN menjelaskan hasil penelitian awal potensi sesar aktif yang berada di sekitar Ibu Kota Nusantara.


Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

3 hari lalu

Peneliti mengoperasikan penggunaan kendaraan listrik Micro Electric Vehicle-Teleoperated Driving System (MEVi) di BRIN, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 Februari 2022. Mobil ini memungkinkan pengguna mengoperasikannya dari jarak jauh. ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.


BRIN Batal Tutup Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Tangsel dan Bogor Membubarkan Diri

4 hari lalu

Perwakilan BRIN temui massa unjuk rasa tolak penutupan jalan provinsi Serpong-Parung, Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Batal Tutup Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Tangsel dan Bogor Membubarkan Diri

Kepada massa pengunjuk rasa, Ana memastikan status lahan yang dijadikan jalan provinsi merupakan aset BRIN.