Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

image-gnews
Komet Tsuchinshan-ATLAS, C/2023, melewati formasi geologi, puncak tufa di Trona Pinnacles, California, AS, 12 Oktober 2024. Sebuah komet yang terlihat dari Bumi bulan lalu untuk pertama kalinya dalam 80.000 tahun. REUTERS/David Swanson
Komet Tsuchinshan-ATLAS, C/2023, melewati formasi geologi, puncak tufa di Trona Pinnacles, California, AS, 12 Oktober 2024. Sebuah komet yang terlihat dari Bumi bulan lalu untuk pertama kalinya dalam 80.000 tahun. REUTERS/David Swanson
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Langit pekan ini akan dihiasi dengan tiga fenomena astronomi spektakuler. Pertama, ada bulan purnama besar alias supermoon yang disebut Hunter’s Moon. Kemudian ada komet langka C/2023 A3 Tsuchinshan-ATLAS, serta hujan meteor Orionid.

Melansir Earth.com, beberapa fenomena langka ini akan bisa disaksikan di berbagai belahan dunia. Hunter’s moon yang merupakan supermoon terbesar tahun ini akan mencapai puncaknya besok, yaitu pada Kamis, 17 Oktober 2024.

Supermoon terjadi saat bulan purnama berada di titik terdekat dengan Bumi, sehingga akan tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya. Hunter’s Moon terkenal dengan cahayanya yang oranye terang. Di masa lalu, fenomena ini dimanfaatkan oleh para pemburu untuk melacak hewan buruan secara tradisional.

Komet langka C/2023 A3 Tsuchinshan-ATLAS, yang terakhir kali terlihat 80 ribu tahun lalu, juga akan melintasi Bumi pada bulan ini. Meski titik terdekatnya dengan Bumi terjadi pada 12 Oktober lalu, komet ini masih dapat dilihat hingga akhir bulan dengan bantuan teropong. Komet C/2023 A3 Tsuchinshan-ATLAS memiliki ekor berkilauan yang terdiri atas partikel-partikel es, menunjukkan kilauan unik di langit saat malam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat juga bisa menyaksikan hujan meteor Orionid yang berasal dari puing-puing Komet Halley. Fenomena ini mencapai puncaknya pada pekan ini, dengan waktu terbaik untuk melihatnya pada dini hari sebelum fajar.

Meteor-meteor ini dikenal cepat dan terang dengan kecepatan hingga 238 ribu kilometer per jam. Hujan Orionid diketahui sering meninggalkan jejak bercahaya yang bertahan beberapa detik.

Pilihan Editor: Soal Suhu Panas dan Gerah pada Sore dan Malam Hari, Ini Penjelasan BMKG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

10 hari lalu

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. Foto: Abdul Rachman/BRIN
BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

Menurut BRIN, teleskop di Observatorium Nasional Timau akan digunakan juga untuk memantau satelit buatan selain obyek astronomi.


Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

13 hari lalu

Pengunjung menyaksikan meteor melesat melintasi langit saat hujan meteor Perseid tahunan di Migra l-Ferha, di luar kota Rabat, Malta, 13 Agustus 2024.  REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

Sejumlah fenomena astronomi menarik bakal muncul sepanjang Oktober. Selain tiga hujan meteor, juga ada perburuan komet.


Efek Pengerukan Pasir Laut, Ujian Nasional, dan Fenomena Komet dalam Top 3 Tekno

16 hari lalu

Sebuah kapal tunda menarik tongkang berisi pasir laut. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Efek Pengerukan Pasir Laut, Ujian Nasional, dan Fenomena Komet dalam Top 3 Tekno

Sistem pendidikan tanpa ujian nasional, dampak pengerukan pasir laut, dan ulasan komet menjadi Top 3 Tekno, Senin, 30 September 2024.


Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

16 hari lalu

Komet Tsuchinshan-ATLAS, atau Komet A3. Instagram/Adrianksb/Boscha
Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

Penampakan komet akan hilang dan muncul lagi April mendatang. Asteroid mini baru saja menjadi bulan kedua untuk Bumi.


Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

26 hari lalu

Supermoon, juga dikenal sebagai bulan Sturgeon terbit di atas Yerusalem, 1 Agustus 2023. REUTERS/Ronen Zvulun
Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

Kenali fakta mengenai supermoon yang ilmuwan katakan dapat memicu terjadinya banjir rob di Indonesia.


Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

27 hari lalu

Sepasang warga duduk di tebing Sungai Missouri River memandangi bulan purnama
Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.


18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, Performa Tensor G4, dan Banjir Rob Supermoon di Top 3 Tekno

29 hari lalu

Gempa M5,5 di Berau Kalimantan Timur, pada Ahad malam, 15 September 2024, diikuti sebanyak 18 kali gempa susulan (Dok. BMKG)
18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, Performa Tensor G4, dan Banjir Rob Supermoon di Top 3 Tekno

Topik tentang gempa bermagnitudo 5,5 di Kabupaten Berau, Kalimantan Barat, menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

30 hari lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.


Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

42 hari lalu

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

BRIN saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan industri wisata baru di sekitar lokasi Observatorium Nasional Timau.


Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

44 hari lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

Pada September ini akan diwarnai fenomena astronomi mulai darik konjungsi atau kedekatan posisi bulan dengan planet, ekuinoks, hingga Supermoon.