Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahli Astrofisika Menduga Alien Hidup di Awan Planet Venus

Reporter

Editor

Laili Ira

image-gnews
Planet Venus.[spaceplace.nasa.gov]
Planet Venus.[spaceplace.nasa.gov]
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPara astrofisikawan mengklaim telah menemukan dua jenis gas di atmosfer planet Venus yang diduga menjadi jejak kehidupan makhluk asing atau alien. Dua gas tersebut merupakan gas fosfina dan gas amonia yang terdeteksi di atmosfer planet yang padat dan panas. 

Para ilmuwan mengumumkan temuan dua gas itu dalam acara National Astronomy Meeting (NAM) yang diadakan Royal Astronomical Society (RAS) di University of Hull, Inggris, Rabu, 17 Juli 2024. 

Mereka mengatakan keberadaan dua gas tidak mudah dijelaskan berdasarkan fenomena atmosfer atau geologi di Venus. Dengan demikian, dua gas itu kemungkinan merupakan tanda-tanda adanya kehidupan biologis. 

“Analisis pengamatan awal melalui Teleskop James Clerk Maxwell (JCMT) yang diambil sebagai bagian dari proyek JCMT-Venus telah mengonfirmasi keberadaan fosfina dengan jumlah lebih besar di dekat awan,” kata peneliti astrofisika Imperial College London, Dave Clements saat National Astronomy Meeting (NAM) yang diadakan Royal Astronomical Society (RAS) di, University of Hull, Inggris, Rabu, 17 Juli 2024, seperti dikutip dari Newsweek. 

Sementara itu, lanjut dia, keberadaan amonia berhasil diamati dengan panjang gelombang radio Teleskop Green Bank (GBT). Namun, temuan itu belum dipublikasikan dalam jurnal yang ditinjau oleh para ahli. 

Clements menjelaskan, Venus merupakan salah satu planet dengan kondisi lingkungan yang paling ekstrem di tata surya dan tidak bersahabat dengan kehidupan manusia. Sebagian besar atmosfernya terdiri dari sekitar 96,5 persen karbon dioksida, 3,5 persen nitrogen, serta sejumlah kecil sulfur dioksida, uap air, dan karbon monoksida. 

Pada bagian atmosfer Venus yang lebih tinggi, terdapat awan asam sulfat yang padat. Tekanan atmosfernya mencapai 92 kali lebih besar dari Bumi di permukaan laut. Sementara rata-rata suhu permukaannya sebesar 872 Fahrenheit atau sekitar 441 derajat Celcius. 

Panas yang ekstrem itu disebabkan oleh efek rumah kaca karena atmosfer karbondioksida tebal yang memerangkap panas dari matahari. 

Berdasarkan pengamatan para ahli astrofisika, gas fosfina dan amonia terdeteksi pada bagian per miliar hingga per juta sehingga jumlahnya sangat kecil. Sementara di Bumi, gas fosfina hanya diproduksi dalam jumlah yang signifikan oleh bakteri yang hidup di lingkungan rendah oksigen, sehingga sering dianggap sebagai tanda-tanda kehidupan. 

“Itu kemungkinan merupakan tanda-tanda biologis, lantaran menghasilkan senyawa fosfor (fosfina) dan nitrogen (amonia) di atmosfer Venus, yang diketahui sangat sulit untuk proses kimia normal. Di Bumi, kedua gas ini sebagian besar dihasilkan oleh kehidupan dan industri, serta fosfina disebut sebagai penanda biologis untuk planet yang mengorbit bintang lain,” ucap Clements. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa pihak berpendapat bahwa makhluk hidup bisa bertahap di awan Venus yang memiliki kondisi ekstrem dengan suhu dan tekanan yang mirip dengan Bumi. Namun, tidak ada bukti kehidupan yang ditemukan. Selain karena diproduksi makhluk hidup, para ahli menduga ada cara lain mengapa gas-gas itu berada di atmosfer Venus. 

“Kami tidak mengklaim telah mendeteksi kehidupan (di Venus). Kami mungkin tidak mengetahui (lebih banyak bagaimana) perjalanan kimiawi yang dilalui untuk menghasilkan kehidupan. Setidaknya, sejauh penelusuran kami, fosfina belum mampu (dihasilkan tanpa bantuan makhluk hidup), sedangkan amonia belum diteliti secara rinci. Namun, mungkin ada hal lain yang belum terpikirkan oleh kami,” ujar Clements. 

Untuk saat ini, para peneliti akan terus menganalisis data awal temuan mereka dan menyelidiki bagaimana gas-gas tersebut muncul di planet yang sangat panas. Mereka mengaku memiliki banyak data dari JCMT-Venus untuk dianalisis sebelum memberikan landasan yang kokoh. 

“Dan kami memiliki banyak data yang bersumber dari observatorium. Di tempat lain, ada rencana untuk misi baru ke Venus. Beberapa di antaranya akan mengeksplorasi keberadaan fosfina dan amonia serta bagaimana keduanya diproduksi secara biologi atau kimia,” kata Clements. 

Sementara itu, Wakil Direktur Eksekutif RAS, Robert Massey mengatakan para ilmuwan juga akan meneliti apakah gas-gas tersebut merupakan jejak kehidupan di masa lalu atau bukan. 

Temuan itu disebut telah menggemparkan dunia astronomi, tetapi masih bersifat awal dan memerlukan lebih banyak riset untuk dipelajari lebih lanjut asal muasal keberadaan dua gas penanda kehidupan di awan Venus. 

“Meskipun demikian, sangat menarik untuk berpikir bahwa deteksi ini dapat menunjukkan dugaan adanya tanda-tanda kehidupan atau beberapa proses kimia yang tidak diketahui. Akan menarik untuk melihat apa saja yang belum terungkap dalam penyelidikan lebih lanjut selama beberapa bulan dan tahun mendatang,” ucap Massey. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Pilihan Editor: Rusia dan Amerika Serikat Berniat Bentuk Misi Bersama untuk Eksplorasi Venus

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

6 hari lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

Pada September ini akan diwarnai fenomena astronomi mulai darik konjungsi atau kedekatan posisi bulan dengan planet, ekuinoks, hingga Supermoon.


Peneliti BRIN Jelaskan Penyebab Bumi Nanti Punya Waktu 25 Jam Sehari

8 hari lalu

Rotasi bumi
Peneliti BRIN Jelaskan Penyebab Bumi Nanti Punya Waktu 25 Jam Sehari

Menurut peneliti BRIN, bumi akan punya waktu 25 jam sehari nanti 180 juta tahun lagi.


Bumi Nanti akan Punya Waktu 25 Jam Sehari, Ini Penjelasan Ilmiahnya

18 hari lalu

Rotasi bumi
Bumi Nanti akan Punya Waktu 25 Jam Sehari, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Para peneliti mengatakan, bumi memiliki 25 jam dalam sehari itu mungkin akan terjadi sekitar 200 juta tahun mendatang.


Penjelasan Dosen UPNVJ soal Dugaan Kasus Pemalsuan Informasi Jurnal Internasional

19 hari lalu

Kampus UPNVJ. Foto/doc UPNVJ
Penjelasan Dosen UPNVJ soal Dugaan Kasus Pemalsuan Informasi Jurnal Internasional

KEP UPNVJ menduga adanya pelanggaran etik staf pengajar dalam salah satu artikel jurnal internasional yang mereka buat.


Rekor, Pengeboran di Atlantik Tembus Mantel Bumi hingga 1,2 Kilometer

21 hari lalu

Sampel batuan dari mantel Bumi seperti yang tampak di bawah mikroskop. newscientist.com
Rekor, Pengeboran di Atlantik Tembus Mantel Bumi hingga 1,2 Kilometer

Tim geolog ciptakan rekor mengebor terdalam ke dalam kerak Bumi


5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

44 hari lalu

Planet Merkurius. scitechdaily.com
5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

Berlian raksasa itu tercipta dari hantaman asteroid dengan kecepatan puluhan kilometer per detik di permukaan Merkurius


11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

44 hari lalu

Merkurius Menciut
11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

Merkurius disebut-sebut mengandung berlian, ukurannya sangat besar, diameternya mencapai 15 km.


3 Hujan Meteor di Fenomena Astronomi Bulan Juli, Catat Tanggal dan Arah Lihatnya

1 Juli 2024

Pemandangan langit saat puncak hujan meteor Perseid, di Premnitz, Jerman, Sabtu, 11 Agustus 2018. Femonena alam ini terjadi tiap tahun antara 17 Juli dan 24 Agustus. REUTERS/Fabrizio Bensch.
3 Hujan Meteor di Fenomena Astronomi Bulan Juli, Catat Tanggal dan Arah Lihatnya

Fenomena astronomi bulan ini bakal menampilkan tiga hujan meteor dan dua planet senja serta okultasi Saturnus. Berikut penjelasannya.


Deretan Prediksi Tentang Kiamat di Masa Mendatang

29 Juni 2024

Ilustrasi kiamat 2012. denzomag.com
Deretan Prediksi Tentang Kiamat di Masa Mendatang

Ahli nujum India, Kushal Kumar meramalkan besok, Sabtu, 29 Juni 2024 kiamat. Berikut sederet ramalan hari kiamat dalam beberapa waktu mendatang.


Peramal India Sebut Kiamat Disebabkan Perang Dunia III, Ini Penyebab Kiamat Menurut Sains

29 Juni 2024

Ilustrasi terjadinya kiamat. abcnews.go.com
Peramal India Sebut Kiamat Disebabkan Perang Dunia III, Ini Penyebab Kiamat Menurut Sains

Seorang ahli nujum India meramalkan kiamat akan terjadi, Sabtu, 29 Juni 2024 disebabkan Perang Dunia III. Begini penyebab kiamat menurut sains?