Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemahaman ENSO, IOD, dan Hujan Ekstrem di Indonesia Dinilai Masih Sangat Terbatas

image-gnews
Sejumlah pengendara menerobos hujan dan banjir di Jalan Majapahit, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Pantura, Jawa Tengah bagian tengah dan selatan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat sekaligus petir akan terjadi hingga Rabu mendatang dan memperingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Sejumlah pengendara menerobos hujan dan banjir di Jalan Majapahit, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Pantura, Jawa Tengah bagian tengah dan selatan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat sekaligus petir akan terjadi hingga Rabu mendatang dan memperingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Berada di antara Samudera Hindia dan Pasifik membuat penting bagi Indonesia untuk memahami variabilitas curah hujan karena fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan (Indian Ocean Dipole) IOD. “Banyak penelitian menunjukkan bukti pentingnya wilayah ini terhadap variabilitas curah hujan karena IOD dan ENSO,” ucap pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda-BMKG, Ari Kurniadi, dalam sebuah diskusi daring, Kamis 4 April 2024.

ENSO merupakan pola iklim berulang yang melibatkan perubahan suhu perairan di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur. Sedangkan IOD adalah perbedaan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sebelah barat, yaitu di Laut Arab, dan timur yang ada di selatan Indonesia.

Menurut Ari, penelitian di Tanah Air yang berfokus kepada dampak ENSO dan IOD terhadap curah hujan ekstrem di Indonesia masih terbatas. Padahal, dia menyebutkan, dampak variabilitas alami dari kedua fenomena di dua samudera yang berbeda tersebut sangat penting untuk dipahami.

Berdasarkan data dalam risetnya, Ari yang sedang menyelesaikan S3 di University of Auckland, Selandia Baru, ini menunjukkan bahwa kejadian ENSO dan IOD bisa terjadi secara mandiri atau bersamaan. La Nina dan IOD Negatif yang terjadi berbarengan disebutnya akan berdampak kepada Indonesia yang lebih basah (banyak hujan). 

"Ketika IOD positif  berbarengan dengan El Nino, impactnya menimbulkan Indonesia cenderung kering ekstrem,” katanya.

Hujan Ekstrem Semakin Ekstrem di Masa Depan

Ari juga mengungkap berdasarkan data perbedaan suhu rata-rata global di dunia bahwa sepuluh tahun terakhir ini adalah dekade terpanas sepanjang masa. Tren yang sama, kata dia, terjadi di Indonesia. 

Menurut Ari, meningkatnya CO2 di atmosfer memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan temperatur di muka Bumi. Data dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat pada Februari 2024 menunjukkan bahwa konsentrasi CO2 dari tahun ke tahun tidak pernah menurun.

“Data untuk Maret 2024 juga menunjukkan peningkatan terus, jadi indikasinya ya pemanasan akan terus terjadi,” kata Ari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dijelaskannya, kondisi pemanasan yang berlanjut akan memanaskan permukaan Bumi hingga menimbulkan penguapan air yang semakin tinggi. Uap air yang cukup banyak terkonsentrasi di udara lalu terdistribusi hingga turun hujan. Kondisi uap air yang jatuh ini bisa jadi tidak merata sehingga ada sebagian yang mengalami ekstrem basah dan yang lain ekstrem kering.

“Hal ini memberi efek terhadap kejadian bencana hidrometeorologi," kata Ari sambil menambahkan, "Data BNPB menunjukan dalam 10 tahun terakhir yaitu 2011-2020 kejadian bencana hidrometeorologi meningkat cukup signifikan.”

Ari menekankan bahwa, berdasarkan pemodelan iklim global, pemanasan di Bumi kemungkinan besar akan menyebabkan hujan ekstrem semakin ekstrem di masa depan. “Proyeksi curah hujan ekstrem di masa depan ini perlu menjadi perhatian para pengambil kebijakan di Indonesia,” kata Ari.  

Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Albertus Sulaiman, juga menyoroti yang sama. Menurutnya, penting meningkatkan pemahaman mengenai curah hujan ekstrem di Indonesia karena pengaruh ENSO dan IOD. 

"Karena fenomena-fenomena itu mempengaruhi kondisi iklim kita saat ini dan beberapa tahun ke depan," kata dia dalam diskusi yang sama.

Pilihan Editor: Longsor Jalan Tol Bocimi, Ini yang Terjadi dan yang Harus Dikerjakan Menurut Badan Geologi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

7 jam lalu

Tim peneliti di Telkom University Bandung mengembangkan meteran air dengan sistem token. Gambar atas menunjukkan komponen di bagian dalam alat (Dok. Tim)
Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.


Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

9 jam lalu

Ilustrasi Info BMKG. Google Play Store
Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Kamis pagi ini, 9 Mei 2024, dimulai dari artikel prakiraan cuaca BMKG kemarin.


Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

12 jam lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

Setelah absen beberapa lama, peringatan dini cuaca kembali diberikan BMKG untuk Jakarta pada hari ini, Kamis 9 Mei 2024.


Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

13 jam lalu

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

Cuaca panas belakangan ini di satu sisi dapat meningkatkan rendemen padi, tapi di sisi lain berpotensi membuat gagal tanam dan gagal panen.


Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

23 jam lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Defara
Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.


Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

1 hari lalu

Foto udara menunjukkan perahu-perahu membawa sukarelawan mencari orang-orang yang terisolasi di lingkungan Mathias Velho yang terendam banjir di Canoas, di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, 5 Mei 2024. Relawan yang menggunakan perahu, jet ski dan bahkan berenang telah membantu upaya penyelamatan. REUTERS/Amanda Perobelli
Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

Setidaknya 90 orang tewas dan ribuan orang terpaksa kehilangan tempat tinggal dalam banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.


Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

1 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

Potensi awan hujan di sekitar bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konvensi.


Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

1 hari lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

Cuaca diperkirakan masih cerah berawan pada siang hari, kecuali Jakarta Selatan.


Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

2 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor berteduh menghindari terik matahari saat melintasi lampu merah Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.
Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.


Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

2 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat