TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta atau Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan mengatakan kebakaran disertai ledakan terjadi di gudang amunisi yang telah kadaluwarsa. Ledakan gudang peluru itu diduga terjadi karena proses kimia yang terjadi di amunisi yang telah kadaluwarsa tersebut.
“Ledakannya terjadi di gudang tempat penyimpanan amunisi yang sudah kadaluwarsa,” kata Hasan kepada wartawan di sekitar kawasan ledakan gudang amunisi di Ciangsana, Kabupaten Bogor, 30 Maret 2024.
Sebelumnya kebakaran disertai ledakan terjadi di gudang amunisi di Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 07/155 GS Kodam Jaya di Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 30 Maret 2024.
Mengapa amunisi kadaluarsa mudah meledak?
1. Degradasi kimia
Dikutip dari laman indomiliter.com amunisi yang terdiri dari bahan peledak dapat mengalami degradasi kimia seiring waktu, terutama jika amunisi disimpan dalam kondisi yang tak sesuai. Degradasi menyebabkan bahan peledak menjadi tidak stabil dan rentan terhadap ledakan.
2. Pembusukan bahan peledak
Bahan peledak organis seperti nitrogliserin dapat mengalami pembusukan seiring berjalannya waktu. Terlebih jika tidak disimpan dalam kondisi yang tepat. Pembusukan yang terjadi menghasilkan gas yang bisa meningkatkan tekanan di dalam amunisi, sehingga rentan meledak.
3. Kerusakan Struktural
Amunisi yang telah kadaluarsa mungkin mengalami kerusakan struktural karena faktor seperti korosi atau kerusakan mekanis. Kerusakan ini bisa menyebabkan amunisi lebih rentan untuk meledak.
4. Pemanasan dan kelembapan
Amunisi yang diletakan pada ruangan dalam kondisi yang panas dan kelembaban yang tinggi dapat mempercepat degradasi bahan peledak dalam amunisi, meningkatkan risiko ledakan.
Faktor-faktor yang membuat amunisi kadaluarsa lebih rentan terhadap ledakan bisa terjadi pada semua jenis amunisi. Termasuk amunisi kaliber kecil, sedang, dan berat. Meskipun komposisi dan karakteristik bahan peledak dalam berbagai jenis amunisi dapat bervariasi.
Jika amunisi telah melewati masa berlakunya, biasanya akan dianggap tidak aman untuk digunakan dan harus dimusnahkan dengan aman sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Pemusnahan amunisi tua biasanya melibatkan prosedur khusus untuk memastikan keamanan dan mengurangi risiko ledakan yang tidak terkontrol.
Beberapa prosedur umum dalam pemusnahan amunisi tua seperti pemindahan, pengklasifikasian, pembongkaran, pemusnaha, pengamanan, dan pemantauan bahwa semua amunisi telah dimusnahkan dengan aman dan efektif.
YOLANDA AGNE | IMAM HAMDI
Pilihan Editor: Pangdam Jaya Mohammad Hasan Disorot Setelah Ledakan Gudang Peluru Kodam Jaya di Ciangsana, Ini Profilnya