TEMPO.CO, Jakarta - PT Indonesia Digital Identity (VIDA) menggelar diskusi untuk memahami dampak teknologi deepfake terhadap keamanan bisnis di Indonesia. Kegiatan tersebut berlangsung di Plaza Senayan, Jakrta, Rabu, 24 April 2024.
"Teknologi deepfake di masa kini telah meningkat pesat, salah satunya dipicu oleh hadirnya kecerdasan buatan (AI), yang itu berpotensi besar mengancam perusahaan dan bisnis," kata Founder and CEO Group Vida, Niki Luhur, ketika ditemui Tempo usai diskusi.
Niki menyampaikan, deepfake yang diproduksi menggunakan AI mampu menciptakan video dan audio palsu yang tampak realistis. Survei yang dilakukannya mencatat bahwa kasus penipuan akibat fenomena ini sudah merugikan banyak pihak dan perusahaan.
"Terutama di luar negeri. Sangat banyak kejahatan yang ditimbulkan akibat deepfake ini. Kasus terbaru dirasakan oleh perusahaan di Hong Kong, sekitar Rp 401 miliar asetnya hilang akibat deepfake," ujar Niki.
Tren ancaman deepfake setiap tahunnya juga mengalami peningkatan yang serius. Menurut Niki, selama 2017 hingga 2019 korban penipuan akibat kejahatan dunia maya ini meningkat hampir 900 persen. "Untuk kerugian global sebanyak US$ 250 juta hingga 2020 lalu," ucap Niki.
Ketika ditanyai Tempo terkait jumlah kasus dan metode survei yang dilakukannya, Niki tidak menjabarkannya dengan detail. Kendati demikian, dia berpendapat bahwa kejahatan dunia maya serupa deepfake sangat berbahaya dan harus diantisipasi.
Niki juga membuat simulasi ihwal deepfake yang merugikan perusahaan dan bisnis. Ia mempraktekkan dengan melakukan panggilan video dan ditampilkan di layar besar ketika diskusi berlangsung. "Lihat wajah saya. Berubah dan tidak mirip dengan aslinya. Ini berbahaya kalau digunakan untuk kejahatan dan penipuan," ucap Niki.
Dalam diskusi itu Niki juga membahas infrastruktur keamanan digital di Indonesia. Khususnya bagi perusahaan yang bergerak di bidang keamanan data dan finansial. "Risiko dan bahaya deepfake bisa dihindari kalau perusahaan dan pengguna internet bisa memahami dan sadar akan keamanan digital. Jangan mudah percaya. Berikan keamanan ganda pada semua akun digital anda," tambahnya.