Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rekor Suhu Panas Bulanan Global Sudah Terangkai Setahun Penuh per Mei 2024

image-gnews
Pengendara motor lewat di bawah alat penyiram air saat gelombang panas di Ahmedabad, India, 9 Mei 2024. Setidaknya dua orang tewas di negara bagian Kerala, India Selatan, diduga karena serangan suhu panas. REUTERS/Amit Dave
Pengendara motor lewat di bawah alat penyiram air saat gelombang panas di Ahmedabad, India, 9 Mei 2024. Setidaknya dua orang tewas di negara bagian Kerala, India Selatan, diduga karena serangan suhu panas. REUTERS/Amit Dave
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Copernicus Climate Change Service Uni Eropa kembali mencatat rekor suhu panas bulanan. Suhu global bulan lalu menjadi yang tertinggi yang pernah dicatat untuk seluruh bulan Mei, menjadikannya bulan ke-12 berturut-turut yang memecahkan rekor terpanas suhu udaranya. 

Direktur Copernicus Climate Change Service Carlo Buontempo yakin tren rekor suhu panas bulanan yang telah terjadi setahun belakangan bakal tergusur lagi oleh rekor-rekor baru nantinya. Dia menunjuk dunia yang terus menghangat karena meningkatnya kadar gas rumah kaca di atmosfer sebagai penyebabnya. 

"Rentetan bulan terpanas ini pada akhirnya bakal dikenang sebagai relatif dingin," kata Buontempo.

Suhu udara rata-rata di muka Bumi sepanjang Mei 2024 terukur oleh Copernicus sebesar 15,91 derajat Celsius, atau 1,52 derajat di atas rata-rata periode 1850-1900 yang dianggap sebagai masa pra-industri. Jika dibandingkan rekor Mei terpanas sebelumnya yang tercipta empat tahun lalu, Mei tahun ini 0,19 derajat lebih panas. 

Bulan Mei 2024 adalah juga bulan ke-11 berturut-turut yang memiliki catatan rata-rata suhu udara yang lebih dari 1,5 derajat Celsius di atas masa praindustri. Padahal, Perjanjian Paris hasil konferensi iklim 2015 lalu menyepakati batasan kenaikan suhu agar tidak lebih dari 1,5 derajat hingga 2030 demi mengendalikan dampak perubahan iklim. 

Dihitung selama 12 bulan terakhir, suhu udara rata-rata bulanan yang didapat juga menorehkan rekor tertinggi: 1,63 derajat Celsius di atas rata-rata periode 1850-1900. 

Namun demikian, para ilmuwan iklim belum menganggap batasan kenaikan suhu dalam Perjanjian Paris telah terlewati sebelum didapat angka rata-rata dari periode yang lebih panjang. Ditambah lagi pendapat suhu ekstra panas 2023 dan 2024 karena kemunculan fenomena El Nino di Samudera Pasifik.

El Nino disebutkan melepas panas samudera ke atmosfer, menambahkan pemanasan yang sudah lebih dulu terjadi karena peningkatan gas rumah kaca. Saat itu, suhu di bumi bahkan lebih tinggi daripada yang diperkirakan untuk alasan yang masih belum jelas.

El Nino kini menghilang dan memberi jalan untuk La Nina saat sebagian besar luasan Samudera Pasifik menyerap lebih banyak panas dari atmosfer daripada biasanya. Ini dapat menyebabkan suhu permukaan turun temporer. Tapi dengan suhu permukaan laut yang masih ekstra tinggi, 2024 diperkirakan masih akan lebih panas daripada 2023.   
   
Ekstra hangatnya Mei 2024 membimbing kepada suhu panas ekstrem maupun gelombang panas di daerah-daerah di dunia. Sebagai contoh, gelombang panas telah mencengkeram India, dengan suhu udara di Delhi mencapai rekor baru 49,9 derajat Celsius pada 28 Mei lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Meksiko, monyet-monyet mati berjatuhan dari pepohonan akibat cekaman gelombang panas yang berkepanjangan. Panas itu ini meluas ke utara, ke wilayah Amerika Serikat.

Pada tahun lalu, sebuah studi memperingatkan kalau gelombang panas bisa bertambah ekstrem lagi jika suhu udara global menembus batas 1,5 derajat Celsius. Dikhawatirkan, kematian massal bakal terjadi di daerah-daerah di mana masyarakatnya tak terbiasa dengan sengatan suhu sepanas itu dan bangunannya juga tak didesain untuk itu. 

NEW SCIENTIST, CLIMATE.COPERNICUS

Pilihan Editor: Sekolah Terabas Jumlah Rombel Dapodik di PPDB, Ini Konsekuensinya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mentan Berharap Hari Krida Pertanian ke-52 Jadi Momentum Kebangkitan Pertanian

1 hari lalu

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
Mentan Berharap Hari Krida Pertanian ke-52 Jadi Momentum Kebangkitan Pertanian

Dunia sedang mengalami ancaman kekurangan pangan pada 2050. Program pompanisasi diharapkan dapat mengatasi masalah itu.


6 Turis di Yunani Tewas dan Hilang di Tengah Gelombang Panas

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
6 Turis di Yunani Tewas dan Hilang di Tengah Gelombang Panas

Selama Juni 2024, sudah enam turis yang ditemukan meninggal dan masuk daftar hilang di tengah cuaca panas.


BMKG: Suhu Panas di Sejumlah Wilayah Indonesia Akibat Gerak Semu Matahari

1 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memeriksa alat Actinograph untuk mengukur intensitas radiasi matahari di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
BMKG: Suhu Panas di Sejumlah Wilayah Indonesia Akibat Gerak Semu Matahari

Menurut BMKG, suhu panas maksimum harian di sejumlah wilayah mencapai 35 derajat Celsius, Senin, 24 Juni 2024.


Banyak Jemaah Haji Wafat, Pakar Jelaskan 3 Cara Cuaca Panas Sebabkan Kematian

2 hari lalu

Umat Muslim memegang payung berjalan di tengah cuaca yang sangat panas, selama ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 18 Juni 2024. REUTERS/Saleh Salem
Banyak Jemaah Haji Wafat, Pakar Jelaskan 3 Cara Cuaca Panas Sebabkan Kematian

Pakar pun mengungkapkan penyebab orang meninggal dunia akibat cuaca panas, seperti yang dialami banyak jemaah haji di Tanah Suci.


Dampak Kesehatan Tubuh Akibat Suhu Panas Ekstrem

4 hari lalu

Ilustrasi suhu panas. Foto : Freepik
Dampak Kesehatan Tubuh Akibat Suhu Panas Ekstrem

Stres suhu panas, sebagai penyebab utama kematian terkait cuaca, dapat memperburuk berbagai penyakit yang mendasarinya seperti kardiovaskular, asma.


Top 3 Tekno: BRIN di Barus, Suhu Panas di Tanah Suci

4 hari lalu

Ratusan personel gabungan dikerahkan melakukan pengamanan demo tolak penutupan jalan Serpong-Parung di kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Top 3 Tekno: BRIN di Barus, Suhu Panas di Tanah Suci

BRIN di Barus mengulang peristiwa di Tangerang Selatan. Suhu panas Tanah Suci diprediksi bisa lebih fatal pada 2040 nanti.


Top 3 Dunia; Donald Trump Usulkan Mahasiswa Asing Dapat Green Card dan Jumlah Jamaah Haji 2024 yang Wafat Naik

4 hari lalu

Seorang pendukung Presiden AS Donald Trump memegang poster
Top 3 Dunia; Donald Trump Usulkan Mahasiswa Asing Dapat Green Card dan Jumlah Jamaah Haji 2024 yang Wafat Naik

Top 3 dunia pada 21 Juni 2024, diurutan pertama berita tentang Donald Trump menyebut mahasiswa asing lulusan Amerika Serikat bisa dapat green card


Kementan Prediksi Luas Tanam Padi Berkurang Imbas El Nino

4 hari lalu

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia. Foto: Canva
Kementan Prediksi Luas Tanam Padi Berkurang Imbas El Nino

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman khawatir tren penurunan luas lahan tanam padi imbas El Nino akan berlanjut pada tahun 2024 ini


Jumlah Jemaah Haji Meninggal Bertambah Lebih dari 1.000: Apa Saja Sebabnya?

4 hari lalu

Peziarah Muslim disiram air saat cuaca sangat panas, pada hari pertama ritual lempar jamrah, saat ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 16 Juni 2024. Arab Saudi mengeluarkan peringatan waspada terhadap cuaca panas ekstrem yang dapat mengakibatkan heat stroke bagi para jemaah haji. REUTERS/Saleh Salem
Jumlah Jemaah Haji Meninggal Bertambah Lebih dari 1.000: Apa Saja Sebabnya?

Mayoritas korban adalah jemaah haji tidak terdaftar yang melaksanakan ibadah haji di tengah cuaca ekstrem yang sangat panas di Arab Saudi.


562 Jamaah Haji Meninggal, Terbanyak karena Gelombang Panas

5 hari lalu

Jamaah haji berjalan untuk melempar jamrah hari ketiga menuju Jamarat di Mina, Arab Saudi, Jumat 30 Juni 2023. Jamaah haji yang melakukan nafar awal sudah harus meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam, namun jamaah yang akan mengambil nafar tsani harus menginap satu malam lagi di Mina sampai denga 13 Dzulhijah. ANTARA FOTO/Wahyu  Putro A
562 Jamaah Haji Meninggal, Terbanyak karena Gelombang Panas

Angka kematian jamaah haji 2024 bertambah menjadi 562 orang, yang sebagian besar karena gelombang panas.