Peneliti BRIN: Sudah Saya Sampaikan ke Pimpinan Kalau Ini Sensitif
Saat dihubungi, Ery Soedewo, membenarkan adanya upaya memindahkan benda koleksi arkeologi Barus. “Karena ada perubahan administrasi dalam arkeologi, maka semuanya harus diangkat ke Cibinong,” katanya saat dihubungi.
Dia menunjuk peleburan 10 balai arkeologi yang berada di bawah Puslit Arkenas ke dalam BRIN. Satu di antaranya adalah Balai Arkeologi Sumatera Utara, tempat Ery bekerja. Ery juga pernah membantu penelitian Barus selama 2001-2005 bersama tim Puslit Arkenas dan EFEO.
Ery menilai, secara ilmiah-akademis, pemindahan koleksi arkeologi sangat berguna untuk pengintegrasian dan komparasi riset dengan benda-benda sejenis dari tempat lain di Indonesia yang berasal dari periode sama. Masalahnya, dia memberi catatan, ada hal-hal kultural yang tidak boleh luput diperhatikan, apalagi dilupakan.
Dalam kasus masyarakat Barus, Ery menjelaskan, respons negatif selalu didapat di setiap sosialisasi rencana pemindahan benda-benda arkeologi. Hal itu disebutnya berhubungan dengan sikap primordialitas terhadap sejarah, kebudayaan, dan keagamaan atau religiusitas.
“Itu sudah jadi identitas mereka. Saya sudah sampaikan kepada pimpinan, tolong rencana migrasi koleksi arkeologi tahun ini pun dipersiapkan dengan sangat baik,” kata Ery.
Menurut Ery, rencana pemindahan koleksi arkeologi Barus harus sepenuhnya disadari bersifat sensitif. Ini, misalnya, digambarkan Ery dengan keberatan masyarakat muslim dan nonmuslim di sana atas rencana migrasi tersebut. Merujuk sejarah panjangnya, bicara Barus tidak melulu bicara tentang kepentingan umat Islam, tapi juga umat nonmuslim lainnya.
“Untuk jelas dan lengkapnya, silakan Anda hubungi saja BRIN pusat,” kata Ery.
Pilihan Editor: PPDB Jalur Zonasi, Begini Cara Ukur Jarak Rumah ke Sekolah