Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

image-gnews
Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)
Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lampu-lampu sorot seperti senter besar yang mengarah ke langit mengakibatkan penelitian astronomi di Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung, Jawa Barat terganggu. Menurut Kepala Observatorium Bosscha, Hesti Retno Tri Wulandari, gangguan itu sudah berlangsung sekitar sebulan terakhir ini. “Sumber cahaya lampu sorot itu ada dari beberapa tempat berbeda,” katanya Jumat, 20 Juli 2024.

Sebuah lokasi lampu sorot yang telah dipastikan yaitu berada di daerah Lembang. Sementara dua lokasi lainnya diduga di daerah Parongpong dan Gegerkalong. Pihak observatorium menurut Hesti, tidak langsung bergerak memeriksa di mana lokasi lampu sorot itu yang terlihat jelas sinarnya saat malam hari. “Kami tindak-lanjuti waktu siang hari, bukan saat kejadian langsung menggerebek,” ujarnya.

Lampu sorot itu menurut Hesti menyala selama acara pasar malam berlangsung dan bergerak-gerak menerangi langit. Akibatnya detektor teleskop kesulitan menangkap obyek-obyek langit karena cahayanya lebih redup dari lampu sorot. “Jadi data yang terkumpul itu tidak bisa dipakai akibat polusi cahaya,” kata dia. 

Sementara kondisi langit malam yang cerah, menjadi waktu terbaik bagi para astronom khususnya di Observatorium Bosscha untuk melakukan pengamatan dan penelitian. Karena gangguan sorot lampu itu, Hesti menempuh jalur resmi dengan menemui beberapa kepala desa seperti di daerah Lembang. “Kami datang untuk menyampaikan surat kepada beberapa desa dan desa-desa lain kami tembuskan suratnya sebagai imbauan agar yang seperti (lampu sorot) ini tidak diakomodasi,” ujarnya.

Hesti menegaskan pihaknya tidak menentang kegiatan yang berdampak ekonomi. “Tetapi kan boleh dibilang tidak ada kegunaannya lampu sorot ini, hanya memberitahu bahwa di situ ada keramaian,” katanya. Sejauh ini dia belum mengetahui pasti apakah imbauan lewat surat ke kepala desa itu sudah berhasil atau belum menghentikan pemakaian lampu sorot. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lampu sorot dari salah satu pusat hiburan masyarakat di kawasan Lembang membuat pengamatan bintang di Observatorium Bosscha lumpuh. Lampu sorot mengontaminasi tangkapan instrumen pengamatan, mengakibatkan hampir keselurahan data pengamatan yang diambil dari teleskop tidak bisa digunakan. Observatorium Bosscha menghimbau semua pihak untuk menggunakan penerangan luar dengan bijak.

Tempo sudah berupaya menghubungi Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bandung maupun Kabupaten Bandung Barat, Sabtu, 20 Juli 2024. Namun panggilan ke nomor telepon seluler keduanya tidak diangkat.

Pilihan Editor: Gangguan Komputer Windows Global, Pakar: Kendala Teknis dari CrowdStrike

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

1 hari lalu

Komet Tsuchinshan-ATLAS, C/2023, melewati formasi geologi, puncak tufa di Trona Pinnacles, California, AS, 12 Oktober 2024. Sebuah komet yang terlihat dari Bumi bulan lalu untuk pertama kalinya dalam 80.000 tahun. REUTERS/David Swanson
Fenomena di Langit Pekan Ini: Supermoon, Komet Langka, hingga Hujan Meteor Orionid

Langit pekan ini akan dihiasi dengan tiga fenomena astronomi spektakuler, yakni supermoon yang disebut hunter's moon, komet langka C/2023 A3 Tsuchinshan-ATLAS, dan hujan meteor Orionid.


BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

12 hari lalu

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. Foto: Abdul Rachman/BRIN
BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

Menurut BRIN, teleskop di Observatorium Nasional Timau akan digunakan juga untuk memantau satelit buatan selain obyek astronomi.


Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

14 hari lalu

Pengunjung menyaksikan meteor melesat melintasi langit saat hujan meteor Perseid tahunan di Migra l-Ferha, di luar kota Rabat, Malta, 13 Agustus 2024.  REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

Sejumlah fenomena astronomi menarik bakal muncul sepanjang Oktober. Selain tiga hujan meteor, juga ada perburuan komet.


Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

18 hari lalu

Komet Tsuchinshan-ATLAS, atau Komet A3. Instagram/Adrianksb/Boscha
Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

Penampakan komet akan hilang dan muncul lagi April mendatang. Asteroid mini baru saja menjadi bulan kedua untuk Bumi.


Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

44 hari lalu

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

BRIN saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan industri wisata baru di sekitar lokasi Observatorium Nasional Timau.


Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

46 hari lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Fenomena Astronomi September Diwarnai Beberapa Konjungsi Planet dan Supermoon

Pada September ini akan diwarnai fenomena astronomi mulai darik konjungsi atau kedekatan posisi bulan dengan planet, ekuinoks, hingga Supermoon.


Gibran Blusukan ke Koperasi Susu Lembang Didamping Zulhas dan Raffi Ahmad, untuk Apa?

56 hari lalu

Gibran, Zulhas, dan Raffi Ahmad sedang di Bandung Barat. Foto: Instagram.
Gibran Blusukan ke Koperasi Susu Lembang Didamping Zulhas dan Raffi Ahmad, untuk Apa?

Gibran Rakabuming Raka didampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) di Lembang, Bandung Barat


Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

57 hari lalu

Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)
Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

Publik masih berkesempatan datang ke Observatorium Bosscha lewat Kunjungan Sekolah dan Kunjungan Siang Berpemandu setelah mendaftar secara daring.


Begini Cara Tidur Ikan

9 Agustus 2024

Aneka ikan hias jenis ikan mas koki ditawarkan di kawasan Sumenep, Jakarta, 22 Agustus 2016. Tempo/Tony Hartawan
Begini Cara Tidur Ikan

Cara ikan tidur sedikit berbeda berdasarkan habitat mereka.


ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

26 Juli 2024

Teleskop radio yang dibangun ITB di Observatorium Bosscha mirip dengan alat serupa di Ishioka Jepang ini. (Sumber www.gsi.go.jp)
ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

Teleskop radio hibah dari Cina itu berdiameter 13 meter. ITB akan alihkan teleskop radio yang lama diameter 6 meter untuk praktikum dan riset.