Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

19 Agustus Diperingati Hari Orangutan Internasional, Ini 6 Fakta Tentang Orangutan

Editor

Nurhadi

image-gnews
Aksi orangutan di Semenggoh Nature Reserve Sarawak, Sabtu 29 Juni 2024. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Aksi orangutan di Semenggoh Nature Reserve Sarawak, Sabtu 29 Juni 2024. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Ahad, 19 Agustus 2024, diperingati sebagai Hari Orangutan Internasional, sebuah momen penting untuk fokus pada konservasi orangutan dan habitat alaminya. Hari Orangutan Internasional dirayakan dengan berbagai kegiatan yang mengedukasi masyarakat tentang orangutan serta mendorong tindakan perlindungan.

Hari Orangutan Internasional lahir dari upaya bersama berbagai organisasi global seperti World Orangutan Events dan Orangutan Outreach. Upaya ini bertujuan untuk menarik perhatian pada penderitaan orangutan dan memotivasi tindakan konservasi. Ancaman utama terhadap orangutan adalah penggundulan hutan, perdagangan satwa liar ilegal, dan perusakan habitat yang diakibatkan oleh perluasan perkebunan kelapa sawit.

Peringatan ini mencakup kampanye pendidikan, acara penggalangan dana, dan inisiatif media sosial yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang perlunya melindungi orangutan dan habitat mereka. Tujuan utama adalah tidak hanya melindungi orangutan, tetapi juga merehabilitasi dan memulihkan habitat alami mereka untuk memastikan kelangsungan hidup spesies ini di alam liar.

Dikutip dari World Animal Protection, berikut sederet fakta menarik tentang orangutan:

1. Tiga Spesies yang Terancam Punah

Orangutan terdiri dari tiga spesies utama, yakni Bornean, Sumatra, dan Tapanuli. Ketiga spesies ini sangat terancam punah. Orangutan Bornean (Pongo pygmaeus) tinggal di pulau Kalimantan, sementara orangutan Sumatran (Pongo abelii) berada di Sumatra. Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) adalah spesies yang paling baru diidentifikasi dan hanya ditemukan di sebagian kecil Sumatera. Populasi mereka terancam oleh deforestasi, perburuan, dan perusakan habitat.

2. Tukang Kebun Hutan yang Penting

Orangutan memainkan peran ekologi yang sangat penting sebagai penyebar benih, terutama saat memakan buah-buahan. Hewan ini memindahkan dan membuang biji dari makanan serta membantu penyebaran tanaman di seluruh hutan hujan. Peran ini mendukung regenerasi hutan dan menjaga keanekaragaman hayati, menjadikan mereka sebagai "tukang kebun hutan" yang penting untuk kelangsungan ekosistem.

3. Dampak Perdagangan Hewan Peliharaan Eksotis

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perdagangan hewan peliharaan eksotis memiliki dampak yang menghancurkan terhadap populasi orangutan. Untuk setiap satu orangutan yang dijual di pasar hewan peliharaan, hingga sebelas orangutan lainnya mungkin dibunuh saat berusaha melindungi spesies yang dicuri. Selain itu, banyak orangutan tidak bertahan hidup selama perjalanan ke tempat penangkaran atau dalam kondisi penahanan yang buruk.

4. Interval Kelahiran yang Panjang

Orangutan betina memiliki interval kelahiran yang sangat panjang, yaitu setiap tujuh hingga delapan tahun. Ini adalah interval kelahiran terpanjang dari semua mamalia. Proses reproduksi yang lambat ini, dikombinasikan dengan ancaman lingkungan, berkontribusi pada kesulitan dalam meningkatkan jumlah populasi mereka.

5. Penggunaan Tanaman untuk Pengobatan

Orangutan liar menunjukkan kecerdasan mereka dengan menggunakan tanaman untuk mengobati peradangan sendi dan otot. Penelitian menunjukkan bahwa mereka mengkonsumsi tanaman tertentu yang memiliki sifat anti-inflamasi, mirip dengan praktik tradisional yang dilakukan oleh manusia lokal di kawasan tersebut. Ini menambah pemahaman kita tentang perilaku dan pengetahuan medis alami orangutan.

6. Ancaman Besar di Zaman Modern

Orangutan menghadapi berbagai ancaman serius di zaman modern. Deforestasi, penebangan hutan, dan perluasan perkebunan kelapa sawit secara drastis menghancurkan habitat alami mereka. Konflik manusia-wildlife dan perdagangan hewan peliharaan ilegal juga merupakan ancaman besar. Semua faktor ini berkontribusi pada penurunan drastis dalam jumlah orangutan dan merusak ekosistem tempat mereka hidup.

Pilihan Editor: Serba-serbi Semenggoh Nature Reserve, Pusat Rehabilitasi Orangutan di Sarawak Malaysia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

3 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

Kepala Kejati Bali, Ketut Sumedana, mengungkapkan alasan pihaknya menuntut bebas pemelihara landak Jawa, Nyoman Sukena.


Jaksa Tuntut Bebas I Nyoman Sukena yang Pelihara Landak Jawa

3 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Jaksa Tuntut Bebas I Nyoman Sukena yang Pelihara Landak Jawa

JPU Kejati Bali menuntut bebas terdakwa I Nyoman Sukena, warga Badung, yang memelihara satwa dilindungi, Landak Jawa


KKP Dorong Obligasi Terumbu Karang untuk Danai Konservasi

10 hari lalu

Sekretaris Ditjen Kelautan dan Ruang Laut, Kusdiantoro saat menjelaskan Inovasi pendanaan Coral Bond merupakan obligasi karang pertama di dunia setelah Rhino Bond tahun 2022 yang fokus pada biota terestrial. Dok. KKP
KKP Dorong Obligasi Terumbu Karang untuk Danai Konservasi

Obligasi terumbu karang menjadi alternatif pembiayaan tata kelola kawasan konservasi. Hasil kerja sama Bank Dunia beserta KKP, Bappenas, dan BPDLH.


Selandia Baru Naikkan Biaya Masuk Turis Asing Mulai Oktober 2024

13 hari lalu

Paparoa Great Walk, wisata untuk yang suka berpetualang. Dok. Tourism New Zealand
Selandia Baru Naikkan Biaya Masuk Turis Asing Mulai Oktober 2024

Selandia Baru akan menaikkan biaya masuk bagi pengunjung internasional konservasi serta pariwisata dari Rp337 ribu menjadi Rp962 ribu.


KLHK: Luas Kawasan Hutan yang Dikelola Masyarakat Meningkat

14 hari lalu

Menteri LHK Siti Nurbaya ketika panel pleno Menteri di Oslo Tropical Forest Forum 2024, Norwegia, Selasa 25 Juni 2024.
KLHK: Luas Kawasan Hutan yang Dikelola Masyarakat Meningkat

Menurut KLHK, luas kawasan hutan yang dikelola masyarakat meningkat, melalui Perhutanan Sosial dan Tanah Objek Reforma Agraria.


Desa Sari Mulyo Kembangkan Kawasan Mina Wisata Puncak Patra

16 hari lalu

Pemerintah Desa Sari Mulyo bersama jajaran Forkopim Kecamatan Kemusu, Boyolali, Jawa Tengah, melepaskan merpati saat peresmian Desa Mina Wisata Sari Mulyo Puncak Patra, Sabtu, 31 Agustus 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Desa Sari Mulyo Kembangkan Kawasan Mina Wisata Puncak Patra

Pemerintah Desa Sari Mulyo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali mengembangkan kawasan desa mina wisata


Mayoritas Anak Muda Sudah Prioritaskan Isu Lingkungan

18 hari lalu

Ilustrasi Hutan di Jawa Barat. TEMPO/Fardi Bestari
Mayoritas Anak Muda Sudah Prioritaskan Isu Lingkungan

60 sampai 70 persen anak muda sudah mulai menjadikan isu ini sebagai prioritas mereka.


Menteri Basuki Sebut Hidup di IKN Tambah Umur 10 Tahun karena Alam Terjaga, Forest Watch: 22 Ribu Hutan Dibabat

26 hari lalu

Presiden Jokowi (ketiga kiri) berbincang dengan Menpora Dito Ariotedjo (kedua kiri) dan Plt Kepala OIKN Basuki Hadimuljono saat meninjau lapangan pusat pelatihan nasional PSSI di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Selasa, 13 Agustus 2024. ANTARA/Sigid Kurniawan
Menteri Basuki Sebut Hidup di IKN Tambah Umur 10 Tahun karena Alam Terjaga, Forest Watch: 22 Ribu Hutan Dibabat

Menteri Basuki mengatakan hidup di IKN bisa nambah umur 10 tahun karena lingkungan terjaga, tapi Forest Watch mengungkap 22 ribu hutan dibabat


5 Pesut Mahakam Mati Sepanjang Tahun Ini, Nekropsi: Gagal Jantung, Gagal Napas, Infantisida

46 hari lalu

Anggota Komunitas Save Pesut Mahakam Hanson saat melakukan evakuasi bangkai pesut yang ditemukan di Sungai Mahakam, Desa Rantau Hempang, Kecamatan Muara Kaman, Kukar, 26 Maret 2017. FIRMAN HIDAYAT/SAPRI MAULANA
5 Pesut Mahakam Mati Sepanjang Tahun Ini, Nekropsi: Gagal Jantung, Gagal Napas, Infantisida

Sebanyak tiga dari kematian lima Pesut Mahakam itu didapati di kawasan taman nasional perairan.


Telkom Kumpulkan Generasi Muda Pada Bootcamp Peduli Konservasi

46 hari lalu

Foto bersama peserta Program Edukasi Konservasi PT. Telkom, di area konservasi Bukit Siregol, Desa Kramat, Purbalingga, Jawa Tengah, 26 Mei 2024. Program ini bertujuan untuk mewadahi generasi muda dan berbagai komunitas lingkungan untuk melakukan sharing knowledge mengenai keilmuan konservasi, kebencanaan dan lingkungan. Dok. Telkom
Telkom Kumpulkan Generasi Muda Pada Bootcamp Peduli Konservasi

Program diharapkan dapat meningkatkan optimisme terhadap kehidupan berkelanjutan yang lebih baik.