Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Fakta Anggrek Kuku Macan, Spesies Aerides yang Disebut Paling Indah

Reporter

image-gnews
Spesies anggrek baru, Aerides obyrneana, yang merupakan endemik Pulau Sulawesi, Indonesia. Anggrek tersebut dikenal dengan nama lokal anggrek kuku macan. BRIN
Spesies anggrek baru, Aerides obyrneana, yang merupakan endemik Pulau Sulawesi, Indonesia. Anggrek tersebut dikenal dengan nama lokal anggrek kuku macan. BRIN
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan anggrek spesies baru, yang merupakan spesies endemik asal Pulau Sulawesi, Indonesia. Temuan ini dipublikasikan pada jurnal Edinburgh Journal of Botany pada Mei 2024 sebagai anggrek spesies baru endemik Sulawesi dengan nama Aerides obyrneana. Berikut fakta-fakta menarik mengenai tanaman baru yang menambah daftar panjang flora asal Sulawesi.

1. Memiliki Karekteristik Bunga Seperti Kuku Macan

Anggrek genus Aerides yang baru dipublikasi BRIN mdapat julukan sebagai anggrek kuku macan oleh warga sekitar. Nama tersebut terinspirasi dari bagian dagu bunga genus ini yang berbentuk konus meliuk dan berujung runcing layaknya kuku macan. 

2. Hidup Secara Epifit

Anggrek yang dikenal dengan nama lokal anggrek kuku macan tersebut hidup di habitat alaminya secara epifit, yaitu dengan cara menempel di permukaan batang pepohonan. Namun, ia tidak bersifat parasit yang merugikan pohon inangnya. Ukuran anggrek juga terbilang tidak terlalu besar. Batang berdaun hanya berukuran tinggi sekitar 10-16 cm saja.

3. Mampu Bertahan di Lingkungan dengan Kelembapan Rendah

Habitat tempat hidup anggrek Aerides obyrneana berada di daerah tepian hutan semi-terbuka dengan sirkulasi udara yang lancar dan memiliki intensitas cahaya sekitar 50-70 persen. Tumbuhan ini memiliki morfologi daun dengan bentuk yang sempit memanjang, memiliki jaringan yang cukup tebal, serta permukaan atas yang berkutikula.

Dari ciri-ciri tersebut dapat diketahui bahwa anggrek ini memiliki sifat adaptif terhadap lingkungan dengan kelembapan rendah, serta suhu dan intensitas cahaya yang tinggi. Karakter morfologi demikian biasanya akan sangat menguntungkan tumbuha karena dapat bertahan pada kondisi kemarau atau kekeringan berkepanjangan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh tumbuhan melalui penurunan laju penguapan serta mempertahankan kandungan air dalam jaringan.

4. Disebut SebagaiS Spesies Anggrek Aerides Terindah

Anggrek kuku macan disebut memiliki beberapa perbedaan dari anggrek spesies Aerides lainnya, yakni memiliki warna bunga yang mencolok dengan kombinasi yang langka membuat bung aini disebut sebagai spesies Aerides terindah di Indonesia dari yang pernah ditemukan.

"Spesies baru ini memiliki sosok bunga atraktif dengan kombinasi warna yang langka di genusnya, yaitu sepal dan petalnya berwarna putih keunguan dengan bibir bunga berwarna kuning cerah kehijauan," kata peneliti BRIN Destario Metusala melalui keterangannya di Jakarta, Ahad, 18 Agustus 2024, seperti dilansir Antara.

Destario menjelaskan bahwa sebelum adanya spesies baru diketahui ada lima spesies Aerides tercatat dari Indonesia. Diantaranya  spesies Aerides odorata yang tersebar luas di Sumatera, Jawa, Kalimantan, kepulauan Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.  Spesies Aerides endemik, A. timorana, tercatat dari kawasan kepulauan Nusa Tenggara. Sedangkan tiga spesies endemik lainnya tercatat berasal dari Sulawesi, yaitu A. huttonii, A. inflexa, dan A. thibautiana.

5. Terancam Punah

Di balik keindahan dan keunikan bunganya sayangnya anggrek kuku macan saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Destario megatakan bahwa berdasarkan data distribusi yang ada saat ini, anggrek Aerides obyrneana dianggap sebagai spesies endemik Sulawesi dengan jangkauan sebaran alami yang terbatas. Untuk itu, status konservasi spesies baru ini diusulkan untuk masuk pada kategori kritis (Critically Endangered) berdasarkan kriteria IUCN (International Union for Conservation of Nature) Redlist.

"Maka dari itu, penting adanya kerjasama berbagai pihak, termasuk dari komunitas hobiis, untuk secara bersama-sama melakukan upaya pelestarian berkelanjutan agar perhiasan belantara ini tak kunjung punah," pungkas Destario.

Selain ancaman konversi habitat alami hal lain yang menjadi ancamana bagi kelestarian hidup anggrek kuku macan ialah datang dari manusia. Dengan potensi pengambilan anggrek kuku macan di alam secara tak terkendali untuk memenuhi permintaan perdagangan komersial akan membuat jenis flora yang satu ini semakin berklurang di habitat aslinya. Biasanya, kemunculan spesies baru anggrek akan mendorong permintaan yang tinggi dari para hobiis untuk mendapatkannya.

Pilihan Editor: Hikayat Anggrek Tak Bernama

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

4 jam lalu

Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, saat memberi kuliah umum di Hari Ulang Tahun ke-300 Universitas Saint Petersburg, Rusia, pada Senin, 16 September 2024. Megawati menyampaikan kuliah bertema Tantangan Geopolitik dan Pancasila sebagai Jalan Tata Dunia Baru kepada mahasiswa di universitas tersebut. Foto: Humas PDIP
Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.


Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

12 jam lalu

Penampakan supermoon yang dikenal sebagai bulan biru dan
Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.


Tim Mahasiswa UGM Kembangkan Perangkat Pemeliharaan Anggrek

16 jam lalu

Anggrek Vanda tricolor yang menjadi flora endemik di lereng Gunung Merapi. (Dok.istimewa)
Tim Mahasiswa UGM Kembangkan Perangkat Pemeliharaan Anggrek

Tim mahasiswa UGM mengembangkan perangkat pemeliharaan bunga anggrek berbasis Internet of Things bernama Fitovare.


Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

2 hari lalu

Candi Borobudur. Foto: Canva
Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024


BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

3 hari lalu

Peternakan hewan di sekitar Sungai Citarum. Dok. Humas BRIN
BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.


Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

4 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Bclarkphoto
Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

Hingga mendekati subuh nanti diperkirakan potensi hujan tersebut masih mugkin bertahan dan bahkan meluas.


BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

4 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
BRIN: Potensi Kerugian Akibat Kebocoran Sampah Plastik ke Laut Hingga Rp 225 Triliun Per Tahun

Rata-rata sekitar 484 ribu ton per tahun sampah plastik bocor ke laut dunia dari kegiatan masyarakat.


BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

4 hari lalu

Petugas kebersihan membersihkan tumpukan sampah dengan cara membuang sampah di Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta, Senin, 9 September 2024.  Indonesia menempati urutan kelima dunia sebagai negara pembuang sampah plastik ke laut dengan volume 56,333 ton. TEMPO/Subekti.
BRIN Dorong Inovasi untuk Tangani Sampah Plastik di Laut

Sampah plastik mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut.


Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

5 hari lalu

Gempa mengguncang Selat Sunda, Banten, pada Rabu, 10 Mei 2023 pukul 11.24.49 WIB. (BMKG)
Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

Edaran dibuat meski wilayah Kabupaten Bekasi tak berbatasan dengan perairan Selat Sunda ataupun laut selatan Jawa, lokasi zona gempa megathrust


Ikan Aligator Tergolong Spesies Hewan Air Invasif

5 hari lalu

Atractosteus spatula. fws.gov
Ikan Aligator Tergolong Spesies Hewan Air Invasif

Ikan aligator dilarang dipelihara di perairan Indonesia