TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Pusat Riset Peternakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan teknologi pengelolaan limbah ternak untuk mengatasi pencemaran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Jawa Barat. Peneliti ahli madya dari BRIN, Mariyono mengklaim solusi tersebut mengurangi pencemaran air tanah dan sungai.
“Kami mengembangkan teknologi inovatif seperti kandang kelompok model Litbangtan yang meminimalisir penggunaan air untuk pengelolaan ternak,” ujarnya melalui tertulis, Jumat, 13 September 2024.
Teknologi kandang tersebut mengurangi konsumsi air dan mengoptimalkan pemisahan limbah padat dan cair secara optimal. Menurut Mariyono, skema pengolahan limbah menjadi kompos juga bakal lebih efisien. Selama ini, dia meneruskan, jumlah kotoran sapi berkontribusi terhadap pencemaran sungai, termasuk di DAS Citarum. Seekor sapi perah dewasa membutuhkan sekitar 200 liter air per hari.
Peneliti BRIN juga mendorong pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik. Mariyono menyebut pupuk kandang dari sapi bisa menjadi sumber nutrisi bagi tanaman. Produk kompos ini membantu mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia.
"Dengan dua hingga empat ekor sapi, peternak sudah dapat memupuk satu hektare lahan," tutur dia.
Pengolahan kompos bisa dikerjakan secara mandiri maupun berkelompok lewat koperasi. peternak yang tidak dapat mengolah atau memanfaatkan komposnya wajib menyetor kepada kelompok.
"Peternak bisa memilih cara memproses kompos yang paling mudah dan murah,” ucap Mariyono. “Pengolahan dilakukan dalam kondisi cukup oksigen dan tidak boleh tertutup rapat.”
Di mengimbuhkan bahwa pendampingan bagi peternak dalam hal pengelolaan limbah ternak sangat penting. Tim BRIN juga ingin meningkatkan kesadaran peternak terhadap dampak limbah terhadap lingkungan. Penggunaan pupuk organik juga memerlukan aturan yang tepat.
Mariyono berharap solusi dari lembaganya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi pencemaran di DAS Citarum dalam jangka panjang. “Sekaligus mendorong pemanfaatan teknologi yang lebih ramah lingkungan bagi peternakan di wilayah tersebut.”
Pilihan Editor: Apple Hentikan Produksi iPhone 13, 15 Pro dan Pro Max Setelah Mengumumkan iPhone 16