TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Megathrust kini menjadi topik hangat di media sosial setelah adanya prediksi tentang kemungkinan terjadinya gempa besar yang berpotensi menimbulkan tsunami di Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika disingkat BMKG telah memberikan peringatan mengenai potensi gempa berkekuatan tinggi di beberapa wilayah, termasuk Jawa Tengah.
Menurut laporan dari Antaranews, BMKG mengidentifikasi potensi gempa megathrust ini berdasarkan pemantauan adanya celah seismik (seismic gap) di zona Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Isu ini kembali mencuat setelah Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai sejalan dengan kekhawatiran ilmuwan Indonesia. Daryono menyebutkan bahwa jika gempa besar di Megathrust Nankai benar-benar terjadi, tsunami yang dihasilkannya bisa berdampak hingga ke Indonesia.
Gempa Megathrust dikenal sebagai jenis gempa bumi paling kuat di dunia, yang berpotensi menyebabkan tsunami besar. BMKG juga menyebutkan bahwa gempa megathrust yang terjadi di Nankai, Jepang, pada 8 Agustus 2024, bisa saja terjadi di Indonesia. Gempa ini disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang terus bertabrakan di zona subduksi, sehingga menyebabkan akumulasi tegangan yang akhirnya dapat memicu gempa besar.
Gempa megathrust biasanya memiliki magnitudo antara 7 hingga 8, dan durasi guncangannya jauh lebih lama daripada gempa biasa, bahkan bisa berlangsung selama beberapa menit. Guncangan yang lama ini dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan dan infrastruktur. Selain itu, gempa megathrust juga bisa menyebabkan gerakan vertikal yang signifikan di dasar laut, yang memindahkan sejumlah besar air dan menghasilkan tsunami.
Deretan Negara dengan Potensi Megathrust
1. Indonesia
Indonesia terletak di wilayah Cincin Api Pasifik, yang dikenal sebagai salah satu daerah dengan risiko tinggi terkena gempa bumi megathrust.
Cincin Api Pasifik adalah area di sekitar tepi Samudra Pasifik yang terkenal sebagai salah satu kawasan dengan aktivitas tektonik paling intens di dunia.
Di Indonesia, ada zona subduksi yang membentang dari Aceh di bagian barat hingga Papua di bagian timur, sehingga menimbulkan ancaman serius bagi daerah-daerah tersebut.
Zona megathrust ini berada di zona subduksi aktif, meliputi subduksi Sunda (melewati Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba), subduksi Banda, subduksi Sulawesi, subduksi lempeng Laut Maluku, subduksi Papua Utara, dan subduksi lempeng Laut Filipina.
Setiap wilayah ini memiliki potensi menjadi pusat gempa bumi besar yang dapat memicu bencana, termasuk tsunami yang dahsyat.
2. Jepang
Jepang juga menghadapi risiko besar dari gempa megathrust, terutama di sepanjang Palung Nankai. Palung ini adalah formasi bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang dari Shizuoka, sebelah barat Tokyo, hingga Pulau Kyushu.
Palung Nankai adalah zona subduksi di mana dua lempeng tektonik di Samudra Pasifik bertemu, menciptakan tekanan yang sangat tinggi.
Data sejarah menunjukkan bahwa kawasan ini telah mengalami beberapa gempa besar dengan magnitudo delapan hingga sembilan skala richter setiap satu atau dua abad sekali.
Menurut peneliti dari Universitas Kobe, kemungkinan terjadinya gempa besar yang serupa dalam 30 tahun ke depan diperkirakan sekitar 70-80%.
Jika gempa besar tersebut terjadi, dampaknya bisa lebih dahsyat dibandingkan dengan gempa besar yang melanda Jepang timur pada tahun 2011, yang menyebabkan kerusakan luas dan tsunami yang mematikan.
3. Cile
Cile terletak di sepanjang tepi barat lempeng Amerika Selatan dan merupakan salah satu negara yang paling rawan gempa di dunia. Negara ini sering mengalami gempa bumi besar, termasuk gempa megathrust, karena lokasinya yang dekat dengan zona subduksi Peru-Cile.
Zona subduksi ini adalah salah satu yang paling aktif di dunia dan telah menjadi sumber beberapa gempa terbesar yang pernah tercatat.
Kedekatan Chili dengan zona subduksi ini membuatnya sangat rentan terhadap aktivitas seismik yang dapat mengakibatkan kerusakan besar dan tsunami.
4. Selandia Baru
Selandia Baru terletak di perbatasan antara lempeng Pasifik dan lempeng Australia, di mana terdapat zona subduksi Hikurangi. Zona subduksi ini adalah fitur geologis yang sangat berbahaya, menjadikan Selandia Baru rentan terhadap gempa Megathrust.
NRCAN.GC.CA
Pilihan editor: Reaktor Nuklir Jepang Gagal Lewati Tinjauan Keselamatan Pertama Sejak Tragedi Fuskushima